Benih Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

- November 03, 2017

Benih Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

 
FISIOLOGI BENIH
Kelapa sawit dibedakan ke dalam tiga tipe didasari ketebalan cangkang (shell) karakter ini dikendalikan oleh gen mayor tunggal yng bertindak kodominan, karekteristik yang telah di sebutkan bisa di gambarkan menjadi berikut : Karakteristik dari tipe buah kelapa sawit

Tipe
Karakteristik
Cangkang Cincin Serabut Genotype
Dura (D) Tebal Tak Ada Sh Sh
Tenera (T) Tipis Ada Sh sh
Psifera (P) Tak ada Ada Sh sh

Perkembangan lignifikasi dari cangkang diwariskan secara kuantitatif serta dikendalikan oleh tidak sedikit gen, menjadikan timbul banyak sekali variasi ketebalan cangkang di dalam masing masing masing tipe.
Didalam proses reproduksi cuma satu yng hadir pada gamet ataupun sel kelamin, selama proses pembuahan, kedua gamet dari tetua jantan serta betina bersatu kembali serta bergantung kepada konstitusi genetik, genotype keturunan barangkali percis ataupun berbeda yang dengannya tetuanya.
Pengertian yng terperinci terhadap pewarisan sifat ketebalan cangkang buah membawa kesadaran ihwal pentingnya penggunaan benih D x P dari sumber tanaman tetua yng baik (dura, tenera, ataupun psifera), Tenera yng memiliki kandungan minyak lebih tidak sedikit dibandingkan dura sebesar 30% adalah varietas standar yng lebih disukai menjadi material tanaman komersial.
  1. Persilangan Dura serta Psifera. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk produksi benih tenera di lakukan persilangan antara tetua dura yang dengannya tetua psifera yng akan menghasilkan 100% tenera
  2. Persilangan Bebas (Tenera serta Tenera) Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan benih tenera dari persarian bebas antara tenera serta tenera menghasilkan turunnya hasil lantaran berlangsung silang dalam (inbreeding), produksi tandan yng rendah lantaran adanya psifera dan produksi minyak yng renah lantaran adanya dura, produktifitas benih liar yakni benih yng di peroleh dari persarian bebas, diperkirakan cuma mencapai 50% dari produktifitas benih legitim D x P ataupun lebih rendah lagi
  3. Perubahan seni manajemen penggunaan material tanaman pada industri kelapa sawit Indonesia di lakukan yang dengannya hati hati serta selalu di dasarkan oleh data serta berita yng terperinci, hal ini bisa terlihat dari penggunaan material tanaman di perkebunan kelapa sawit yng hingga tahun 1970 masih mempergunakan material D x D; T x D; ataupun D x T menjadi sumber benih, serta yang dengannya adanya data bahwasanya rendemen pabrik (Industrial extraction rate) dari materia D x P merupakan 20 – 30% lebih tinggi dari material D xD ; T x D ataupun D x T maka sejak tahun 1971 seluruh perkebunan mempergunakan material D x P menjadi sumber benih Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menilai kualitas benih kelapa sawit D x P yng diperoleh oleh produsen penghasil benih (PPKS, Londsum serta Socfindo) tertentu butuh diperhatikan hal hal menjadi berikut :
    • Silsilah keturunan
    • Standar seleksi yng dipakai
    • Proses produksi benih
    • Profil produksi
    • Komponen minyak
    • Karekteristik sekunder
    • Kepekaan terhadap penyakit
A. SILSILAH KETURUNAN
  1. Origin Dura Seluruh genitor yng tatkala ini ada di PPKS merupakan dura deli yng berasal dari 4 pohon kelapa sawit kebun raya bogor, walaupun tak ada alasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengkelompokkannya ke dalam banyak sekali populasi, akan tetapi penggunaan origin dura ini oleh banyak sekali lembaga riset sudah memicu terjadinya penghanyutan genetika (Genetic drift) yng tidak banyak tidak sedikit memicu perbedaan diantara genitor. Kebanykan serta pada biasanya dari genitor dura merupakan dari ”populasi Marihat” didasari jumlahnya merupakan memungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membedakan populasinya ini menjadi beberapa origin, malah sub origin. Origin-origin tadi diberi kode didasari nama kebun yng pertama kali mempergunakannya menjadi genitor, yakni marihat, tinjauan, serta dolok sinumbah. RISPA merupakan ”Populasi Marihat” yng berasal dari kebun marihat serta selanjutnya di seleksi oleh RISPA. Kode-kode bagi atau bisa juga dikatakan untuk sub-origin di dasarkan pada nama genitor moyangnya (yng ditetapkan mulai tahun 1900-an) jadi kebanykan genitor dura merupakan dari ”populasi Marihat” dihubungkan yang dengannya genitor yng percis yaitu ”533” Diantara genitor genitor ada yng berasal dari persilangan ”Pupulasi Marihat” yang dengannya sumber sumber lainnyayaitu genitor yng tak diketahui bagi atau bisa juga dikatakan untuk orijin ”DS x ?” serta yang dengannya SP 540T bagi atau bisa juga dikatakan untuk orijin M-RISPA. Empat orijin deli lain-lainnya tak berhubungan yang dengannya ”populasi Marihat” , ke empatnya yakni ”origin Gunung Bayu” (asal Sumatera) , ”origin Dabou” (asal Sumatera di seleksi di Ivory Coast) ”orijin Socfin” (asal Sumatera di seleksi di Malaysia serta Ivory Coast) serta ”origin Dumpy ataupun ”origin Elmina” (asal Malaysia serta lantas dipergunakan oleh RISPA) ”orijin Gunung Melayu” , sedangkan ”origin M-Dumpy serta ”Serdang” adalah orijin yng relatif belum tidak sedikit mengalami seleksi.
  2. Orijin Tenera Sebahagian besar dari genitor Tenera yng ada di PPKS berasal dari Zaire, serta beberapa origin bisa dibedakan didasari kebun ataupun pusat riset yng sudah melakukan seleksi genitor moyangnya, serta genitor genitor yang telah di sebutkan antara lain :
  • Orijin ”Bangun” adalah genitor-genitor yng berasal dari Bangun Bogor Rejo (Sumatera).
  • Orijin ”Dolok Sinumbah” yng adalah orijin dari psifera terkenal semisal DS 76P ataupun EX.5. serta beberpa sub orijin dibedakan didasari bentuk genitornya.
  • Origin ”Bah-Jambi” yng pada kenyataannya merupakan sub orijin ”Dolok Sinumbah” lantaran adalah keturunan dari persilangan DS 76P serta DS 66P
  • Orijin ”Sungai Pancur” yng menghailkan tenera Amat terkenal, SP 540T
  • Orijin ”Sungai Pancur x Bangun” adalah hasil persilangan SP 540T yang dengannya psifera dari Bangun.
  • Orijin ”Yangambi” berasal dari populasi Yangambi yng sudah diseleksi oleh IRHO.
Populasi lain yng tidak sedikit dipakai merupakan ”populasi Marihat” yng berasal dari Kamerun. Genitor-genitor ” La-Me” serta ”Yacobue” dari Ivory Coast, sedangkan genitor ”Nifor” berasal dari populasi Nigeria, genitor ”Dami” yng berasal dari Papua New Gunea adalah genitor yng realtif belum diseleksi.
B. STANDAR SELEKSI
  1. Skema Seleksi Didasari hasil percobaan internasional yng menunjukan persilangan inter orijin lebih baik dari pada intra orijin, maka PPKS mengadopsi metode seleksi yng disebut ”Reciprocal Recurrent Selection (RSS)” yng di kembangkan oleh ”Institute de Researches Pour les Huiles et Oleageneux (IRHO)” Pada prinsipnya metode pemuliaan RRS merupakan memperbaiki secara serentak daya gabung ”Combining ability” dari 2 (dua) grup individu A serta B yng dicirikan yang dengannya : a. Grup A (dura) meliputi jenis kelapa sawit yng menghasilkan tandan tidak banyak namun yang dengannya tandan yng besar. b. Grup B (Psifera, Tenera) merupakan kelapa sawit yng menghasilkan tidak sedikit tandan namun berukuran relatif lebih kecil Tanaman tanaman dalam grup A disilangkan yang dengannya tanaman dari grup B serta hybrida yng diperoleh lantas di tanam di pengujian projeni (comparative trial/progeny trial) Pengujuan yng di lakukan akan bisa mengklasifikasi tingkatan family persilnagan (lini) serta mengevaluasi daya gabung genitor-genitor pada family yang telah di sebutkan yng pada akhirnya akan diperoleh suatu kombinasi hybrida yng paling baik, serta pada waktu yng hampir bersamaan sejumlah tanaman pada masing-masing grup dikawinkan sendir (selfing) serta disilangkan miasl D x D pada seleksi Dura serta T x T pada seleksi Tenera.
  2. Letak Produksi Benih serta perbanyakan klonal pada skema seleksi Metode RRS merupakan suatu skema yng Amat menarik baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk program pemuliaan ataupun produksi benih serta klon kelapa sawit, yang dengannya langkah langkah menjadi berikut :
  1. Pemilihan tetua bagi atau bisa juga dikatakan untuk memproduksi hibrida komersial di dasarkan atas pengujian projeni menjadikan cuma hibrida-hibrida yng sudah di uji yng disalurkan kepada konsumen.
  2. Skema seleksi memungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeksploitasi se segera barangkali persilangan persilangan paling baik serta perbaikannya bisa di lakukan yang dengannya ”selfing” tetua terpilih menjadikan daya gabung khusus (specific Combining Ability/SCA) bisa di eksploitasi secara optimal.
  3. Hibrida komercial bisa diproduksi mempergunakan banyak sekali tipe persilangan dura diseleksi dura, serta begitu juga tipe persilangan Psifera/Tenera di seleksi Tenera.
Sesudah berakhirnya siklus seleksi dimungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memproduksi benih yang dengannya tatacara me-reproduksi secara pasti persilangan persilangan paling baik dari hasil hasil pengujian, dan meng-kawinkannya tetua yng memiliki daya gabung umum (General Combining Ability) yng baik walaupun perkawinan yang telah di sebutkan belum lagi di uji.
Yang dengannya mempergunakan tanaman unggul dari hasil pengujian projeni bisa diperbanyak secara kultur jaringan yang dengannya tingkat produktifitas yng realtif percis yang dengannya ortet. Pemilihan tanaman unggul di lakukan yang dengannya mengeksploitasi keragaman di dalam famili diantara famili-famili yng di uji pada pengujian projeni. Selain masalah masalah internal yng di hadapi perbanyakan klonal secara kultur jaringan, semisal abnormalitas pembuangan serta upaya scaling up, klon klon yng diperoleh dari ortet yng dipilih dari pengujian projeni butuh di uji berlebi dahulu pada pengujian klonal sebelum di lepas secara komersial, menjadikan yang dengannya demikian butuh dimaklumi bahwasanya klon klon komersial belum bisa disebar luaskan dalam waktu dekat.
C. KRITERIA PEMILIHAN
Pemilihan persilangan yang dengannya Genitor. Pemilihan persilangan yang dengannya genitor di lakukan bertahap sesuai yang dengannya urutan prioritasnya yakni :
  1. Tahap Pertama Pemilihan di lakukan terhadap produksi minyak/ha yng di hitung yang dengannya mempergunakan dua faktor koreksi yakni rendemen pabrik di hitung yang dengannya mengkalikan prosentase minyak per tandan yang dengannya faktor koreksi 0,855 serta produksi TBS di hitung yang dengannya dasar 130 tanaman/ha (pada populasi 143 pohon/ha) ataupun mampu pula 123,5 tanaman /ha pada (populasi 130 pohon/ha). Produksi minyak per ha diperoleh yang dengannya tatacara mengkalikan produksi TBS yang dengannya rendemen pabrik periode 6 – 9 tahun, yng dianggap bisa menggambarkan potensi produksi selama masa ekonomis tanaman, serta ini adalah prioritas utama bagi atau bisa juga dikatakan untuk diperhatikan
  2. Tahap Kedua Pemilihan di lakukan yang dengannya mengenyampingkan seluruh persilangan persilangan yng laju pertumbuhannya meninggi Amat cepat, persilangan yng memiliki laju pertumbuhan meninggi >85 cm/thn tak dipilih.
  3. Tahap Ketiga Pembuatan rancangan persilangan di lakukan lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari adanya projeni yng peka terhadap penyakit tajuk, lantaran penyakit tajuk penyebabnya yaitu oleh satu gen resesif, maka ditekankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawinkan genitor-genitor unggul namun tetap peka terhadap penyakit tajuk yang dengannya genitor lainn yng resisten serta memiliki susunan genotype homozygot lebih banyak didominasi.
Pada pemilihan ortet, metode yng dipakai Perlu bisa mengestimasi secara akurat nilai ”genotipik ” setiap indivfidu tanaman, hal ini bisa di lakukan andaikan varians lingkungan serta ataupun varians interaksi genotipe x lingkungan bisa diminimalkan.
Tatacara umum di lakukan merupakan yang dengannya tatacara seleksi indeks (6/9) ataupun secara smoothing. Tingkat kepercayaan pada pemilihan ortet bisa meningkat andaikan tanaman terpilih memperlihatkan komponen hasil yng unggul, semisal persentase mesokarp terhadap buah yng relatif memiliki nilai heritabilitas yng lebih tinggi dibandingkan yang dengannya hasil sendiri.
D. PROSES PRODUKSI BENIH
Tekhnik produksi Benih
Tekhnik produksi benih kelapa sawit sudah tidak sedikit di paparkan oleh para ahli, yng pada prinsipnya setiap tahapan dalam proses produksi benih merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberi jaminan diperolehnya benih yng memenuhi kriteria persentase perkecambahan tinggi, pertanaman yng homogen di lapangan serta legitimasi material yng diperoleh.
PENGADAAN DAN PENYALURAN BENIH
Pusat penelitaian kelapa sawit (PPKS) merupakan salah institusi resmi yng ditujuk oleh pemerintah bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengadaan benih kelapa sawit di Republik Indonesia Ini, yng memiliki potensi 40 juta benih pertahun, proses pengadaan kecambah yaitu yang dengannya tekhnik fermentasi, perendaman, pemanasan serta perkembangan kecambah sudah bisa mempercepat proses perkecambahan serta menaikan prosentase daya kecambah. Bila benih multi embrio dari benih kelapa sawit D x P bisa dipakai menjadi sumber bahan tanaman, penggunaan benih palsu menjadi bahan tanaman akan menurunkan produksi minyak/ha sebesar 50% serta tertundanya waktu panen.
Prosedur pembelian serta pengadaan benih/kecambah kelapa sawit dari PPKS cukup simpel yaitu yang dengannya membuat surat permohonan pembelian kecambah yng ditujukan kepada Direktur PPKS yang dengannya melampirkan syarat-syarat administrasi, serta seusai melakukan pembayaran yang dengannya kurun waktu 2-3 minggu lantas kecambah telah bisa disalurkan kepada pihak pembeli, serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberi jaminan kemurnian kecambah yng disalurkan serta di terima pembeli, setiap pengiriman dilengkapi yang dengannya surat pengantar, surat persilangan serta surat pengambilan barang (DO), Pembeli kecambah Perlu bisa atau mampu menunjukan identitas diri yng terperinci semisal KTP, SIM ataupun Passport ataupun surat kuasa dari perusahaan pembeli.
A. PROSEDUR PEMBELIAN KECAMBAH
  1. Pembelian Kecambah Pembelian kecambah kelapa sawit D x P ataupun Dy x P dari PPKS bisa di lakukan oleh Perusahaan Negara, Swasta, koperasi ataupun perorangan
  2. Harga Kecambah Harga kecambah sewaktu waktu bisa berganti sesuai yang dengannya ketentuan yng berlaku serta harga kecambah merupakan loko Medan serta Marihat, biaya transportasi pengangkutan kecambah di tanggung oleh pihak pembeli.
  3. System Pembayaran System pembayaran pembelian kecambah kelapa sawit di PPKS cuma bisa di lakukan di kantor PPKS jalan Brigjen Katamso 51 Medan, baik secara langsung ke Bendaharawan PPKS ataupun melalui ”Bank Draft”, serta pembayaran Bank Draft bisa di lakukan di bank yng ditunjuk, serta pembayaran di lakukan selambat lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengambilan kecambah.
  4. Prosedur pemesanan Kecambah. Permohonan pembelian kecambah melalui surat yang dengannya tujuan ”Kepada Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit, yang dengannya alamat Jl Brigjen Katamso No 51 Medan” serta pengambilan di lakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum pengambilan kecambah
  5. Perlengkapan Administrasi
  1. Perusahaan Perkebunan Persyaratan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemesanan Kecambah kelapa sawit oleh Perusahaan perkebunan meliputi
    • Surat izin bisnis perkebunan dari menteri Kehutanan serta Perkebunan Republik Indonesia
    • Surat Izin Peruntukan tempat penanaman kelapa sawit dari Gubernur setempat
    • Peta Tempat perkebunan
b. Perseorangan
  • Surat kepemilikan tanah dari instansi berwenang
  • Surat Rekomendasi dari Dinas Perkebunan setempat.
6. Persyaratan pengambilan kecambah
  • Mempunyai serta menunjukkan Delivery Order (DO) yng di terbitkan oleh PPKS
  • Menunjukkan surat kuasa dari perusahaan ataupun perorangan ke PPKS bagian Urusan Bahan Tanaman
  • Menunjukkan bukti Identitas Asli serta memberikan copynya kepada petugas PPKS yng ditunjuk.
  • Menandatangai bukti pengambilan kecambah
B. Upaya Menghindari Pemalsuan Kecambah
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari upaya pemalsuan dari pihak pihak yng tak bertangung jawab terhadp produk Kecambah PPKS, maka PPKS sudah membentuk banyak sekali upaya serta system penanggulangannya antara lain:
Pengemasan / Packing
Kemasan Kelapa Sawit
  1. Administrasi pengiriman Pengiriman kecambah dilengkapi yang dengannya surat pengantar, pengiriman serta Delivery Ordr (DO) serta di kasih nomor seri
  2. Pengemasan/Packing Packing ataupun pengemasan dilaksanakan yang dengannya mempergunakan peti dari bahan triplek ukuran 40x60x40 cm serta bisa menampung 7.000 hingga 10.000 kecambah, setiap peti kemas memuat uraian (semisal)
C. Permasalahan Pemesanan serta Pengadaan Kecambah
  1. Permintaan yng cukup tinggi Permintaan pembelian kecambah kelapa sawit oleh pihak ke dua, setiap 12 bulan cukup tinggi yang dengannya rata-rata pertahun antara 60 – 70 juta kecambah, sedangkan kemampuan rata rata produksi kecambah PPKS merupakan 40 juta kecambah/tahun, oleh lantaran itu kebutuhan kecambah yng bisa di penuhi oleh PPKS cuma 70 – 80 % per tahunnya.
  2. Waktu Permintaan Pada biasanya perusahaan perkebunan memesan pada waktu bersamaan, menjadikan PPKS kesulitan dalam peng alokasian permintaan
  3. Permintaan yng mendesak Permintaan yng mendesak umumnya berlangsung pada tatkala pemesanan serta pengambilan pada bulan yng percis, menjadikan PPKS kesulitan pengalokasian permintaan dimaksud, lantaran alokasi 1 – 2 bulan di depan telah di alokasikan kepada pihak lain. Lantaran proses produksi kecambah memerlukan waktu yng panjang, disarankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemesanan sebaiknya 6 bulan sebelum jadwal pengambilan.
  4. Kelengkapan adminsitrasi yng tidak lebih menjadikan PPKS tak barangkali menyerahkan kecambah pada pihak pembeli, semisal kelengkapan peta, rekomendasi dari Gfubernur setempat dan juga lain-lainya.
  5. Pada tatkala waktu pengambilan yng ditntukan pihak pembeli belum melaksanakan pembayaran atas pemesanan pengadaan kecambah, menjadikan menghambat penyaluran kebutuhan pengadaan kelapa sawit.
  6. Adanya penundaan dari pihak pemesan, lantaran lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk penanaman serta pembibitan kecambah belum siap, ataupun iklim yng tidak lebih diperhitungkan, misalnya kemarau yng panjang serta sebagainya
  7. Adanya masalah transportasi yng belum disiapkan oleh pembeli ataupun adanya regulasi dari pihak pengangkut yng menunda jadwal pengangkutan lantaran karena serta lain hal.
Semisal Blanko Permohonan Pengadaan Benih bisa di download di sini :
  1. http://www.ziddu.com/download/10575182/SP3B-FormPermohonanPengadaanKecambah.pdf.html
Sumber: http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/


Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2012/10/benih-kelapa-sawit.html.

Seputar Benih Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Benih Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit