Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok
Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok | Referensi terbaru di 2017 via web Kelapa Sawit. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Kelapa Sawit. Artikel ini di beri judul Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok. Konten ini untuk anda pembaca setia https://kelapasawit7.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Kelapa Sawit dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Kelapa Sawit di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok di bawah ini dari situs web Kelapa Sawit.
MedanBisnis - Medan. Sekretaris Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumatera Utara (Sumut), Amar Arsyad menyebutkan, penyebab anjloknya harga hasil perkebunan di Sumut bukan lantaran aturan baru dari pihak pasar dunia terkait pembatasan ekspor lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk karet serta kelapa sawit. Akan tetapi, lantaran regulasi Indonesia yng tak tegas serta seakan-akan membunuh petani di negeri sendiri. "Petani kita banyak yang tinggal di kawasan hutan, setelah dibuka lahan malah ada konsep hutan yang tidak boleh menebang hutan untuk membuka lahan perkebunan. Memang ini benar tetapi mengapa tidak dipertimbangkan terlebih dahulu dampaknya bagi petani sendiri. Di sini terlihat bahwa RTRW pemerintah kita sendiri yang tidak jelas," tegasnya kepada MedanBisnis, Kamis (12/2) di Medan.
Hal ini, terlihat yang dengannya adanya Undang- undang (UU) Nomor 18 tahun 2013 perihal pencegahan serta pemberantasan perusakan hutan. Ini dia sebetulnya yng bisa membunuh para petani.
"Itukan sebenarnya tidak benar, jadi jangan hanya menyalahkan orang asing dan pengimpor hasil perkebunan kita, peraturannya lah yang seharusnya diperbaiki," ujarnya.
Lantaran itu, lanjutnya, Apkasindo menegaskan supaya Sumut menghentikan ekspor hasil perkebunan ke luar negeri lebih-lebih CPO ke Eropa. Ini telah diusulkan kepada pemerintah, supaya hilirasasi lebih diperkuat. Misalnya, penggunaan biodiesel dan peningkatannya dari 5% menjadi 10 sampai-sampai 15 %.
Di Amerika Latin kata dia, telah mempergunakan biodiesel, sementara di Indonesia belum mempergunakannya. "Disinilah kita lihat pemerintah begitu lambat. Eropa itu tidak ada apa-apanya. Saya sempat kampanye di Belgia pada Januari lalu dan bertemu dengan Ketua Parlemen Uni Eropa dan mengusulkan soal ini. Tapi ia hanya tersenyum, inilah terlihat regulasi kita memang tidak jelas, apalagi keberpihakan pemerintah yang kurang terhadap petani, sementara petani perkebunan adalah penyumbang devisa sebesar 45 persen," ucapnya.
Lantaran itu, kata dia, bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan ketegasan kepada Uni Eropa, stop ekspor hasil perkebunan ke Eropa, perbaiki regulasi serta perkuat hilirisasi. (cw 01)
Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2015/02/nilai-regulasi-indonesia-tidak-tegas.html.
Seputar Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok
Terima kasih telah membaca Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok. Semoga pos dari situs web Kelapa Sawit berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Kelapa Sawit. Silakan berbagi ulasan Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Kelapa Sawit melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Kelapa Sawit untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Kelapa Sawit di bawah. Demikan dan sekian tentang Nilai Regulasi Indonesia Tidak Tegas, Harga Hasil Perkebunan Anjlok. Dan Assalamualaikum pembaca Kelapa Sawit.