Taipan Sawit Kuasai Lahan Hampir Separuh Pulau Jawa

- September 18, 2017

Taipan Sawit Kuasai Lahan Hampir Separuh Pulau Jawa

 
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyk 25 grup perusahaan kelapa sawit menguasai lahan seluas 5,1 juta hektare ataupun hampir 1/2 Pulau Jawa yng luasnya 128.297 kilometer persegi. Dari 5,1 juta hektare (51.000 kilometer persegi), sebanyk 3,1 juta hektare sudah ditanami sawit serta sisanya belum ditanami. Luas perkebunan sawit di Indonesia tatkala ini sekitar 10 juta hektare.
“Kelompok perusahaan itu dikendalikan 29 taipan yang perusahaan induknya terdaftar di bursa efek, baik di Indonesia dan luar negeri,” kata Direktur Program Transformasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk Keadilan (TuK) Indonesia, Rahmawati Retno Winarni, Jumat, 13 Februari 2015. Lembaga TuK serta Profundo merilis hasil riset yang dengannya judul "Kendali Taipan atas Grup Perusahaan Kelapa Sawit di Indonesia".
Penelitian yng di lakukan sejak tahun lantas itu memperoleh data bahwasanya kekayaan total orang-orang pada 2013 sebesar US$ 71,5 miliar ataupun Rp 922,3 triliun. Angka konservatif ini diperoleh dari kajian yng dibuat Forbes serta Jakarta Globe. Sebagian besar kekayaan yang telah di sebutkan didapat dari usaha perkebunan sawit, serta beberapa usaha lain-lainnya.
Pendapat dari Rahmawati Retno Winarni ataupun Wiwin, pemilihan 25 grup usaha sawit terbesar itu didasari data dari laporan tahunan, website perusahaan, kajian Thomson serta Bloomberg, dan lembaga lain-lainnya. Ada 11 perusahaan yng terdaftar di bursa efek di Jakarta, lantas 6 di bursa efek Singapura, 3 di Kuala Lumpur, serta satu perusahaan di bursa efek London.
Akan tetapi perusahaan terbuka yang telah di sebutkan, kata Wiwin, tak sungguh-sungguh dimiliki publik, lantaran taipan merupakan pemegang saham yng lebih banyak didominasi, yang dengannya penguasaan 20-80 % saham. “Kepemilikan saham dilakukan melalui ‘perusahaan cangkang’ di negara-negara ramah pajak,” kata dia.
Siapa para taipan–yng dalam bahasa Jepang pengertiannya tuan besar–yng menguasai kelompok perusahaan sawit itu? Orang-orang merupakan Grup Wilmar (dimiliki Martua Sitorus dkk), Sinar Mas (Eka Tjipta Widjaja), Raja Garuda Mas (Sukanto Tanoto), Batu Kawan (Lee Oi Hian asal Malaysia), Salim (Anthoni Salim), Jardine Matheson (Henry Kaswick, Skotlandia), Genting (Lim Kok Thay, Malaysia), Sampoerna (Putera Sampoerna), Surya Dumai (Martias serta Ciliandra Fangiono), serta Provident Agro (Edwin Soeryadjaya serta Sandiaga Uno).
Lantas Grup Anglo-Eastern (Lim Siew Kim, Malaysia), Austindo (George Tahija), Bakrie (Aburizal Bakrie), BW Plantation-Rajawali (Peter Sondakh), Darmex Agro (Surya Darmadi), DSN (TP Rachmat serta Benny Subianto), Gozco (Tjandra Gozali), Harita (Lim Hariyanto Sarwono), IOI (Lee Shin Cheng, Malaysia), Kencana Agri (Henry Maknawi), Musim Mas (Bachtiar Karim), Sungai Budi (Widarto serta Santosa Winata), Tanjung Lingga (Abdul Rasyid), Tiga Pilar Sejahtera (Priyo Hadi, Stefanus Joko, serta Budhi Istanto), serta Triputra (TP Rachmat serta Benny Subianto).
Di antara orang-orang, kelompok perusahaan yng paling besar mempunyai lahan sawit merupakan Grup Sinar Mas, Grup Salim, Grup Jardine Matheson, Grup Wilmar, serta Grup Surya Dumai. Riset yng di lakukan TuK Indonesia serta Profundo menjumpai bahwasanya ke-25 kelompok perusahaan ini menguasai 62 % lahan sawit di Kalimantan (terluas di Kalimantan Barat, diikuti Kalimantan Sedang serta Kalimantan Timur). Lantas 32 % di Sumatera (terluas di Riau diikuti Sumatera Selatan), 4 % di Sulawesi, serta 2 % di Papua.
Ekspansi perkebunan kelapa sawit di Tanah Air memanglah besar-besaran. “Dalam 5 tahun pertumbuhannya 35 persen,” kata Jan Willem van Gelder, Direktur Profundo, lembaga riset ekonomi yng berkedudukan di Amsterdam. Pada 2008, luas perkebunan sawit sebanyk 7,4 juta hektare serta tatkala ini mencapai 10 juta hektare. “Rata-rata setahun pertambahannya 520.000 hektare atau seluas Pulau Bali.”
Direktur Eksekutif TuK Indonesia, Norman Jiwan, menjelaskan ekspansi dalam skala yng luar biasa yang telah di sebutkan menciptakan masalah lingkungan serta sosial yng serius. Hal itu dimulai dari konversi sejumlah besar hutan yng bernilai, terancam punahnya tempat asal spesies yng dilindungi, serta emisi gas rumah kaca lantaran pengembangan lahan gambut.
Belum lagi, tidak sedikit warga atau juga bisa dikatakan masyarakat kehilangan kanal terhadap tanah yng Amat penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk hidupnya. "Padahal tanah itu bagian dari kelangsungan hidup, hak hukum atau adat selama beberapa generasi," kata Norman. Selain itu, konflik lahan Suka kali berlangsung antara warga yang dengannya pengelola perkebunan.
UNTUNG WIDYANTO


Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2015/02/taipan-sawit-kuasai-lahan-hampir.html.

Seputar Taipan Sawit Kuasai Lahan Hampir Separuh Pulau Jawa

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Taipan Sawit Kuasai Lahan Hampir Separuh Pulau Jawa