Langkah-langkah Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

- Juli 26, 2017

Langkah-langkah Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

 
Dasarnya memang, peremajaan perkebunan kelapa sawit adalah upaya pengembangan lahan perkebunan yang dengannya mengganti tanaman-tanaman kelapa sawit yng tak produktif yang dengannya tanaman baru, baik di lakukan secara bertahap ataupun keseluruhan. Upaya ini penting dilaksanakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi sampat menaikkan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit yang telah di sebutkan. Dalam pelaksanaannya, upaya peremajaan ini Perlu dikerjakan secara ramah lingkungan serta zero burning.
Suatu perkebunan kelapa sawit mampu dikatakan telah tua andaikan usianya berkisar antara 20-25 tahun. Pada rentang umur yang telah di sebutkan, perkebunan wajib bagi atau bisa juga dikatakan untuk diremajakan supaya hasil kebun sawit tak menurun drastis akibat pohon tua enggan berproduksi. Perencanaan butuh disiapkan secara matang serta terperinci bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari potensi kerugian yng bakal berlangsung. Menjadikan disarankan melakukannya secara bertahap daripada menyeluruh yang dengannya membagi area lahan tua berlebi dahulu.
peremajaan-perkebunan-kelapa-sawit.jpg
Adapun tahap-tahap dalam melaksanakan peremajaan perkebunan kelapa sawit merupakan menjadi berikut :
Tahap I : Penumbangan Tanaman Lama
Proses penebangan pohon kelapa sawit yng telah tua mampu dikerjakan memakai racun dari herbisida paraquat ataupun diquat. Dosis yng dianjurkan sekitar 50-75 ml/pohon. Metodenya di lakukan yang dengannya membuat lubang di sekitar pangkal batang setinggi 1 m dari permukaan tanah mempergunakan bor ataupun kapak. Seusai itu, racun herbisida dimasukkan ke dalam lubang tadi melalui penyuntikan.
Selang empat minggu lantas, daun kelapa sawit yng sudah diracuni pun akan mengering. Proses selanjutnya adalah melakukan pemangkasan akar yang dengannya memotong akar kelapa sawit yng berukuran besar yng berada di dekat pangkal batang serta permukaan tanah. Tujuannya adalah mempermudah pembongkaran tanaman sawit yang telah di sebutkan sesudah ditumbangkan. Mengingat akar kelapa sawit berjenis serabut, maka pekerjaan membongkar tanaman ini mampu dibantu mempergunakan excavator.
Tahap II : Pencacahan Batang serta Cabang
Pekerjaan pencacahan bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat kecil ukuran batang serta cabang kelapa sawit menjadi beberapa bagian bongkahan yng mempunyai ketebalan 15-20 cm. Yang dengannya ukuran yng lebih kecil, proses pembusukan batang serta cabang yang telah di sebutkan pun mampu berlangsung dalam waktu yng lebih cepat. Proses ini pula sekalian berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah hama serta penyakit membangun sarang di batang/cabang yng sudah ditebang. Alat bantu yng biasa dipakai adalah chipping bucket.
Tahap III : Pemupukan Lahan
Batang serta cabang kelapa sawit yng sudah mengalami dekomposisi sempurna mampu dimanfaatkan menjadi pupuk kompos yng tidak jelek alias bagus bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyuburkan lahan. Biar terserap optimal, pupuk alami ini Perlu disebarkan secara merata ke seluruh area perkebunan. Amat direkomendasikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk selalu mempergunakan alat berat semisal excavator menjadikan proses mampu berjalan secara efektif serta efisien daripada cuma mengandalkan tenaga manual dari kita-kita.
Tahap IV : Penanaman Tumbuhan Penutup Tanah
Tumbuhan penutup tanah ataupun Legume Cover Crop (LCC) Amat dibutuhkan bagi perkebunan yng tengah diremajakan. Tanaman-tanaman ini akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia, serta biologi tanah. Selain itu, tanaman penutup tanah pula bermanfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi tingkat kelembaban tanah, mencegah terjadinya erosi, dan menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah yng paling Suka dipakai berasal dari jenis kacang-kacangan semisal Calopogonium mucunoides, Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Caloppgonium caerelium, dan Mucuna brachteata.
Tahap V : Pemancangan Lahan
Pekerjaan pemancangan dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempermudah proses penanaman bibit kelapa sawit nantinya. Tatacaranya di lakukan yang dengannya memasang patok-patok menjadi ciri pembuatan lubang tanam sesuai jarak tanam yng telah direncanakan sebelumnya. Pemancangan yng baik pula Perlu bisa atau mampu memberikan ciri bagi pembuatan jalan, parit, teras, serta penanaman tumbuhan penutup tanah.
Tahap VI : Pelaksanaan Konservasi Tanah
Guna mengatur drainase serta mencegah terjadinya erosi lebih-lebih di daerah-daerah yng miring, maka diharapkan upaya konservasi tanah. Metode ini pula Amat bermanfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah terjadinya drainase tidak baik yng akan menghasilkan terganggunya perkembangan akar dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Tindakan-tindakan yng patut dikerjakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan konservasi tanah di antaranya pembuatan teras kontur, teras individu, benteng kontur, rorak, serta parit.
Tahap VII : Pembuatan Lubang Tanam
Ukuran lubang tanam yng ideal bagi atau bisa juga dikatakan untuk menanam bibit kelapa sawit yakni 60 x 60 x 60 cm. Beberapa petani pula kerap membuat lubang tanam yng berukuran 50 x 40 x 40 cm. Biasakanlah disaat melakukan penggalian, Kamu Perlu meletakkan tanah lapisan atas di sebelah utara serta tanah lapisan bawah di sebelah selatan. Lantas tancapkan ajir di samping serta tengah-tengah lubang yang telah di sebutkan.
Tahap VIII : Penanaman Bibit
Ini adalah tahap yng paling penting dari proses peremajaan lahan perkebunan lantaran bibit kelapa sawit merupakan investasi utama perusahaan. Kualitas bibit yng ditanam akan menentukan tingkat produksi selama satu generasi ke depan yaitu sekitar 20-25 tahun mendatang. Jadi prosesnya Perlu benar-benar di lakukan secara tepat oleh para tenaga yng profesional.


Sumber rujukan dan gambar : http://klpswt.blogspot.com/2017/05/8-tahap-peremajaan-perkebunan-kelapa.html.

Seputar Langkah-langkah Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Langkah-langkah Peremajaan Perkebunan Kelapa Sawit