Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha
Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha | Referensi terbaru di 2017 via web Kelapa Sawit. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Kelapa Sawit. Artikel ini di beri judul Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha. Konten ini untuk anda pembaca setia https://kelapasawit7.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Kelapa Sawit dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Kelapa Sawit di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha di bawah ini dari situs web Kelapa Sawit.A. Prospok Bisnis Perkebunan Karet
Bisnis perkebunan karet ataupun berbisnis pada bagian perkebunan karet memanglah mempunyai kesempatan yng besar. Pasalnya, permintaan karet alam dunia makin meningkat per tahunnya seiring yang dengannya perkembangan usaha otomotif, perlengkapan keluarga, alat kebugaran atau kesehatan, mainan, serta banyak sekali kebutuhan lain-lainnya. Didasari data yng diperoleh dari Internasional Rubber Study Group, total konsumsi karet alam dunia pada tahun 2010 mencapai nilai 10,778 juta ton yang dengannya total produksi cuma 10,401 juta ton. Lantaran itu, berlangsung kekurangan pasokan karet alam sebanyk 377 ribu ton.Minimnya pasokan karet alam dunia yng berlangsung dalam tiga tahun yang terakhir, membuka kesempatan bisnis bagi atau bisa juga dikatakan untuk berkebun karet. Berlebi, Indonesia mempunyai kesesuaian iklim serta tempat bagi atau bisa juga dikatakan untuk bertanam karet. Sampai-sampai tahun 2011, Indonesia menduduki peringkat pertama dunia menjadi negara yng mempunyai lahan karet terluas yang dengannya total luas tanam karet mencapai 3,45 juta hektare. Selain kesesuaian lahan, indikator penting yng menunjukan tingginya kesempatan bisnis karet merupakan harga karet alam yng diperkirakan tetap tinggi antara U$4—U$4,5 per kilogram.
Kebijakan Pengembangan Agrobisnis Karet
Dalam upaya menaikan produktivitas karet Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan pengembangan agrobisnis karet, baik pada bagian on farm ataupun off farm. Kebijakan yang telah di sebutkan di antaranya penggunaan klon karet unggul, peningkatan intensifikasi serta pemeliharaan, percepatan peremajaan karet tua, diversifikasi bisnis tani serta pola tanam, peningkatan efisiensi, pencanangan Gerakan Nasional Bokar Bersih, dan menyebarluaskan harga olahan karet terbaru dalam rangka transparasi harga.
B. Persiapan Lahan Berkebun Karet
- Pastikan lahan yng akan dipakai memenuhi persyaratan tumbuh karet, semisal ketinggian lahan 0—400 m dpl, suhu udara 25—30°C, curah hujan tinggi (2.000—2.500 mm/tahun), pH tanah 5—6, serta panjang hari minimum 5—6 jam/hari. Selain itu, usahakan lahan mempunyai kontur datar bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah pemeliharaan, penyadapan, serta pengangkutan lateks.
- Bersihkan lahan dari gulma serta semak-belukar secara manual ataupun mempergunakan herbisida 1—2 bulan sebelum penanaman.
- Lakukan pengolahan lahan mempergunakan cangkul ataupun traktor bagi atau bisa juga dikatakan untuk membongkar tanah serta membersihkan perakaran ilalang.
- Buat teras yang dengannya lebar minimum 3 m, andai lahan mempunyai kontur yng tak rata yang dengannya kemiringan lebih dari 10°.
- Buat jalan utama, jalan antarblok, jalan kontrol, serta jalan pengangkutan lateks bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah pemeliharaan serta penyadapan.
- Tentukan jarak tanam yng sesuai. Andai penanaman di lakukan secara monokultur, jarak tanam yng dipakai idealnya 3 x 7 m. Sementara itu, pada pola tanam tumpang sari, jarak tanam bisa disesuaikan yang dengannya jenis tanaman yng akan ditumpangsarikan.
- Sesudah diketahui titik tanamnya, buat lubang tanam yang dengannya ukuan 60 x 60 x 60 cm minimum dua minggu sebelum penanaman. Tatacaranya, cangkul tanah sampai-sampai ukuran yng dimau-kan. Pisahkan tanah bagian bawah (subsoil) yang dengannya tanah bagian atas (topsoil).
C. Persiapan Bibit Karet Klon Unggul
- Pastikan bibit karet berasal dari instansi pemerintah semisal Pusat Penelitian Karet serta perusahaan swasta yng sudah mempunyai sertifikasi.
- Selain mempergunakan bibit siap tanam, bibit bisa dibuat sendiri yang dengannya tips mengokulasikan batang bawah serta batang atas. Klon unggul bagi atau bisa juga dikatakan untuk batang bawah di antaranya GT 1, AVROS 2037, RRIC 100, serta PB 260. Sementara itu, klon unggul bagi atau bisa juga dikatakan untuk batang atas bisa dibedakan didasari tujuan penanaman.
Tujuan Penanaman | Klon |
Penghasil lateks | BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, serta PB 260 |
Penghasil lateks-kayu | BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112, serta IRR 118 |
Penghasil kayu | IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR 119, IRR 141, IRR 144, IRR 208, IRR 211, serta IRR 220 |
D. Penanaman Bibit Karet Secara Benar
- Pastikan waktu tanam karet di lakukan pada awal musim hujan serta berakhir sebelum musim kemarau.
- Pastikan bibit yng ditanam memenuhi kriteria. Andai bahan tanam berupa stum mata tidur, pastikan mata okulasi Perlu telah membengkak. Sementara itu, andai bahan tanam berupa bibit yng telah ditumbuhkan dalam polibag, maka bibit maksimum mempunyai dua payung daun tua.
- Lakukan penanaman yang dengannya tips memasukkan bibit tepat di bagian sedang lubang tanam. Andai bahan tanam berupa stum mata tidur, seragamkan arah tanam menghadap gawangan. Sementara itu, andai bahan tanam berupa bibit dalam polibag, pastikan arah okulasi menghadap timur.
- Timbun bibit mempergunakan tanah bagian bawah (subsoil), selanjutnya yang dengannya tanah bagian atas (topsoil). Padatkan tanah supaya tak ada rongga udara di dalam lubang tanam.
- Andai memungkinkan, tanami daerah sekitar piringan tegakan karet yang dengannya tanaman penutup (land cover crop) berupa tanaman kacang-kacangan.
E. Pemeliharaan Tanaman Karet Sesuai Prosedur
- Lakukan penyulaman bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengganti tanaman yng mati ataupun rusak di kebun sampai-sampai tanaman berumur 1—2 tahun. Penyulaman di lakukan pada pagi ataupun sore hari. Bibit sulaman yng dipakai Perlu mempunyai umur serta ukuran yng seragam.
- Buang tunas cabang yng tumbuh di batang utama pada ketinggian 2,75—3 m di atas permukaan tanah.
- Kendalikan gulma yang dengannya tips melakukan penyiangan secara teratur supaya pertumbuhan karet tetap optimal. Penyiangan bisa di lakukan secara manual ataupun kimiawi. Tips manual bisa mempergunakan cangkul ataupun parang. Sementara itu, tips kimiawi umumnya mempergunakan herbisida yang dengannya dosis sesuai yng tertera di dalam kemasan.
- Kendalikan hama serta penyakit yng menyerang yang dengannya tips melakukan sanitasi lahan, memberantas hama secara manual, membongkar tanaman yng terserang berat ataupun mati, mempergunakan pestisida tepat sasaran, serta mempergunakan desinfektan pada pisau sadap.
- Lakukan pemupukan setiap enam bulan sekali. Perangkat lunak pemupukan di lakukan yang dengannya tips menggali tanah di sekeliling titik tanam yang dengannya radius sekitar 100 cm. Berikut patokan dosis pemupukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tanaman karet.
Umur tanaman | Urea (gram/pohon/tahun) | SP-36 (gram/pohon/tahun) | KCl (gram/pohon/tahun) |
1 tahun | 250 | 150 | 100 |
2 tahun | 250 | 250 | 200 |
3 tahun | 250 | 250 | 200 |
4 tahun | 300 | 250 | 200 |
5 tahun | 300 | 250 | 200 |
6-15 tahun | 350 | 260 | 300 |
16-25 tahun | 300 | 190 | 250 |
Di atas 25 tahun | 200 | - | 150 |
F. Melakukan Penyadapan Karet Sesuai Jadwal
- Siapkan alat panen berupa mangkuk lateks, cincin mangkuk, tali cincin, talang lateks, pisau sadap, pisau pengeruk kulit, pisau mal, meteran, pengukur ketebalan kulit, pengukur sudut sadapan, serta mal sadap.
- Tentukan tanaman matang sadap yang dengannya tips menghitung umur tanaman serta pengukuran lilit batang. Umumnya, tanaman siap disadap pada tatkala berumur 5—6 tahun yang dengannya lilit batang telah mencapai 45 cm ataupun lebih. Lilit batang diukur pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi.
- Tentukan frekuensi penyadapan. Misalnya, penyadapan yang dengannya rumus ½ s, d/2, 9m/12 pengertiannya penyadapan di lakukan yang dengannya panjang irisan ½ spiral (½ s), setiap dua hari sekali selama 9 bulan dalam satu tahun.
- Pastikan penyadapan di lakukan pada pukul 05.00—07.30 pagi supaya getah yng diperoleh maksimal.
- Buat irisan sadap yang dengannya ketebalan 1,5—2 mm serta kedalamannya 1—1,5 mm dari lapisan kambium.
- Ambil lateks yng telah terkumpul di dalam mangkuk pada pukul 08.00—10.00.
G. Mengolah Lateks Sesuai Tujuan Penjualan
Tentukan jenis bokar yng akan dibuat. Didasari proses pengolahannya, bokar terdiri atas empat jenis menjadi berikut.- Lateks kebun berupa getah yng didapat dari penyadapan.
- Sheet angin berupa produk lanjutan lateks kebun yng sudah disaring serta digumpalkan mempergunakan asam semut.
- Slab tipis berupa bokar yng sudah digumpalkan yang dengannya asam semut serta digiling ataupun ditempa sampai-sampai ketebalan 30—40 mm.
- Lump segar berupa gumpalan lateks segar yng berlangsung secara alamiah di dalam mangkuk penampung.
Kriteria Bokar Bermutu Tinggi
- Bebas dari kotoran semisal serpihan kayu serta dedaunan.
- Tak ditambahkan bahan-bahan lain.
- Dibekukan yang dengannya asam semut yang dengannya dosis yng tepat.
- Segera digiling dalam keadaan segar.
- Tak tercampur yang dengannya gumpalan yng tak segar.
- Disimpan di tempat yng bebas dari sinar matahari langsung serta genangan air.
H. Kendala serta Solusi Bisnis Perkebunan Karet
Kendala | Solusi |
Bagi pasar internasional, kualitas karet dari Indonesia masih dianggap rendah | Penyebab rendahnya kualitas karet bisa penyebabnya yaitu oleh umur tanaman karet yng telah terlampau tua. Di lain sisi, tanaman peremajaan belum berproduksi. Peningkatan kualitas karet bisa di lakukan yang dengannya menaikan mutu produksi, mutu kemasan, serta mutu pelayanan. Peningkatan mutu yng cukup penting dimulai dari penyadapan sampai-sampai pengolahan karet. |
I. Analisis Bisnis
a. Asumsi
- Lahan yng dipakai adalah lahan pribadi seluas satu hektare.
- Reinvestasi di lakukan setiap lima tahun.
- Masa produksi karet selama 20 tahun serta mulai menghasilkan pada tahun ke-4.
- Jumlah bibit yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk jarak tanam 3 x 7 m merupakan 500 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% bagi atau bisa juga dikatakan untuk bibit sulam.
- Harga lump karet diasumsikan Rp13.000 per kilogram.
b. Rincian Biaya
Biaya investasi usaha perkebunan karet
Komponen | Harga | Jumlah | Satuan | Tahun ke-1 | Tahun ke-5 | Tahun ke-10 | Tahun ke-15 |
Hand sprayer | 350.000 | 2 | Buah | 700.000 | 700.000 | 700.000 | 700.000 |
Cangkul | 50.000 | 10 | Buah | 500.000 | 500.000 | 500.000 | 500.000 |
Garpu | 50.000 | 8 | Buah | 400.000 | 400.000 | 400.000 | 400.000 |
Pompa air serta selang | 1.000.000 | 1 | Buah | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 |
Wheel barrow | 200.000 | 3 | Buah | 600.000 | 600.000 | 600.000 | 600.000 |
Ember | 25.000 | 10 | Buah | 250.000 | 250.000 | 250.000 | 250.000 |
Sabit | 20.000 | 5 | Buah | 100.000 | 100.000 | 100.000 | 100.000 |
Alat serta mangkuk sadap | 1.000.000 | 1 | Paket | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 |
Ajir | 500 | 500 | Buah | 250.000 | - | - | - |
Biaya investasi | 4.800.000 | 4.550.000 | 4.550.000 | 4.550.000 | |||
Total biaya investasi | 18.450.000 |
—Biaya variabel usaha perkebunan karet
Komponen | Harga | Jumlah | Satuan |
Biaya Input | |||
Bibit karet | 5.000 | 550 | Bibit |
Pupuk sangkar | 500 | 800 | Kg |
Urea | 3.600 | 250 | Kg |
SP-36 | 6.000 | 150 | Kg |
KCl | 7.500 | 100 | Kg |
Pestisida | 75.000 | 2 | Kg |
Herbisida | 75.000 | 2 | Liter |
Biaya Tenaga kerja | |||
Persiapan lahan | 35.000 | 60 | HOK |
Pembuatan lubang tanam | 35.000 | 30 | HOK |
Penanaman bibit karet | 35.000 | 25 | HOK |
Penyulaman | 35.000 | 5 | HOK |
Pemupukan | 35.000 | 25 | HOK |
Penyiangan gulma | 35.000 | 36 | HOK |
Pemberantasan HPT | 35.000 | 8 | HOK |
Pemangkasan | 35.000 | 24 | HOK |
Penyadapan | 35.000 | 180 | HOK |
Biaya variabel per tahun | |||
Total Biaya Variabel |
Biaya Tahun Ke- (Rp) | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6-20 |
2.750.000 | - | - | - | - | - |
400.000 | 400.000 | 400.000 | 400.000 | 400.000 | 6.000.000 |
900.000 | 900.000 | 900.000 | 900.000 | 900.000 | 13.500.000 |
900.000 | 900.000 | 900.000 | 900.000 | 900.000 | 13.500.000 |
750.000 | 750.000 | 750.000 | 750.000 | 750.000 | 11.250.000 |
150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 2.250.000 |
150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 2.250.000 |
2.100.000 | - | - | - | - | - |
1.050.000 | - | - | - | - | - |
875.000 | - | - | - | - | - |
175.000 | - | - | - | - | - |
875.000 | 875.000 | 875.000 | 875.000 | 875.000 | 13.125.000 |
1.260.000 | 1.260.000 | 1.260.000 | 1.260.000 | 1.260.000 | 18.900.000 |
280.000 | 280.000 | 280.000 | 280.000 | 280.000 | 4.200.000 |
840.000 | 840.000 | 840.000 | 840.000 | 840.000 | 12.600.000 |
- | - | - | - | 6.300.000 | 94.500.000 |
7.455.000 | 6.505.000 | 6.505.000 | 6.505.000 | 6.505.000 | 192.075.000 |
225.550.000 |
= Rp18.450.000 + Rp225.550.000
= Rp244.000.000
b. Pendapatan serta Keuntungan Bisnis Perkebunan Karet
1. Pendapatan
Tahun | Jumlah Panen (kg) | Harga (Rp) | Pendapatan (Rp) | Pengeluaran (Rp) | Keuntungan (Rp) |
1 | 0 | 13.000 | 0 | 12.255.000 | -12.255.000 |
2 | 0 | 13.000 | 0 | 6.505.000 | -6.505.000 |
3 | 0 | 13.000 | 0 | 6.505.000 | -6.505.000 |
4 | 0 | 13.000 | 0 | 6.505.000 | -6.505.000 |
5 | 2.000 | 13.000 | 26.000.000 | 11.055.000 | 14.945.000 |
6 | 2.500 | 13.000 | 32.500.000 | 12.805.000 | 19.695.000 |
7 | 3.000 | 13.000 | 39.000.000 | 12.805.000 | 26.195.000 |
8 | 3.500 | 13.000 | 45.500.000 | 12.805.000 | 32.695.000 |
9 | 4.000 | 13.000 | 52.000.000 | 12.805.000 | 39.195.000 |
10 | 4.400 | 13.000 | 57.200.000 | 17.355.000 | 39.845.000 |
11 | 4.400 | 13.000 | 57.200.000 | 12.805.000 | 44.395.000 |
12 | 4.400 | 13.000 | 57.200.000 | 12.805.000 | 44.395.000 |
13 | 4.400 | 13.000 | 57.200.000 | 12.805.000 | 44.395.000 |
14 | 4.400 | 13.000 | 57.200.000 | 12.805.000 | 44.395.000 |
15 | 4.400 | 13.000 | 57.200.000 | 17.355.000 | 39.845.000 |
16 | 4.000 | 13.000 | 52.000.000 | 12.805.000 | 39.195.000 |
17 | 4.000 | 13.000 | 52.000.000 | 12.805.000 | 39.195.000 |
18 | 4.000 | 13.000 | 52.000.000 | 12.805.000 | 39.195.000 |
19 | 4.000 | 13.000 | 52.000.000 | 12.805.000 | 39.195.000 |
20 | 4.000 | 13.000 | 67.000.000 | 12.805.000 | 54.195.000 |
813.200.000 | 244.000.000 | 569.200.000 |
2. Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – total biaya= Rp813.200.000 – Rp244.000.000
= Rp569.200.000
c. Kelayakan Bisnis Bisnis Perkebunan Karet
1. Rasio R/C
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional= Rp813.200.000 : Rp244.000.000
= 3,33
R/C lebih dari satu pengertiannya bisnis layak dijalankan. R/C 3,33 pengertiannya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp3,33.
Bagaiman pendapat dari Kamu wacana usaha perkebunan karet? Andai tertarik, silakan dihitung kembali yang dengannya membandingkan tingkat implasi pada per tahunnya. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk usaha perkebunan lain-lainnya, bisa didapati, misalnya Bisnis Kayu Jati, Bisnis Kayu Sengon, Bisnis Kayu Jabon, serta lain-lain.
Sumber rujukan dan gambar : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-perkebunan-karet.html.
Seputar Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha
Terima kasih telah membaca Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha. Semoga pos dari situs web Kelapa Sawit berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website Kelapa Sawit. Silakan berbagi ulasan Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Kelapa Sawit melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Kelapa Sawit untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Kelapa Sawit di bawah. Demikan dan sekian tentang Bisnis Perkebunan Karet | Peluang Usaha. Dan Assalamualaikum pembaca Kelapa Sawit.
Advertisement