Pembukaan Areal Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

- September 17, 2017

Pembukaan Areal Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

 
PENGERTIAN DAN BATASAN
Pembukaan lahan ataupun landclearing merupakan pembukaan lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk keperluan lain nya sepert perkebunan, transmigrasi, pertanian serta lain sebagainya.Pembukaan lahan adalah komponen biaya inventasi disamping pembibitan yng sudah dibicarakan. Tahapan-tahapan pekerjaan telah tertentu menjadikan jadwal kerja Perlu Perlu dilaksanakanb secara konsekwen. Keterlambatan suatu pekerjaan diselesaikan akan berlarut pada pekerjaan lain menjadikan akan menambah biaya. Tantangan yng dihadapi cukup tidak sedikit misalnya alam ( gangguan cuaca, hewan liar, serta lain-lain ), biaya yng Perlu berkesinambungan, sumber daya kita-kita yng Perlu tersedia dan alat-alat beserta suku cadangnya. Tahapan- tahapan pekerjaan ini merupakan :
  • Perencanaan luas kebun serta jadwal pembangunannya.
  • Rintisan serta rencana pemborong pekerjaan.
  • Sistim pembukaan lahan yng dipakai.
  • Persiapan penanaman, parit, drainase, pengawetan tanah, penanaman kacangan.
  • Penanaman.
Perencanaan kebun serta jadwal pembangunan.
Dari studi kelayakan Perlu telah terang perencanaan luas kebun yng akan dibangun dan tata ruangnya. Disini Perlu ada tergambar misalnya :
  • Tempat pemukiman bagi atau bisa juga dikatakan untuk satuan luas tertentu misalnya 800 ha bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1 afdeling. Tempat ini Perlu dekat yang dengannya sumber air minum serta letaknya terpusat dari areal.
  • Batas areal dari kebun ataupun riap afdeling.
  • Jaringan jalan lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk jalan penghubung (masuk serta keluar tempat) ataupun jalan utama, jalan produksi, serta lain-lain.
  • Tempat pembibitan.
  • Tempat pabrik serta kantor pusat kebun.
Luas satu kebun umumnya disesuaikan yang dengannya kapasitas akhir pabrik yng akan dibangun. Satu unit pabrik yng berkapasitas 30 - 45 ton tandan TBS / jam akan bisa disuplai oleh tanaman yng luasnya 6.000 HA serta yng berkapasitas 60 ton tandan / jam butuh areal seluas 11.000 – 12.000 HA. Satu kebun dibagi dalam beberapa afdeling ataupun bagian yng luasnya 600 – 800 ha bergantung kondisi areal serta tiap afdeling akan terdiri dari blok tanam yng luasnya 16 ha, 25 ha, ataupun 30 ha bergantung kondisi areal. Blok ini Amat penting menjadi satuan luas administrasi serta seluruh pekerjaan akan diperhitungkan dalam blok demi blok. Untukareal rata ataupun berombak tentu akan gampang membagi blok yang telah di sebutkan namun bagi atau bisa juga dikatakan untuk kondisi bergelombang ataupun berbukukit akan mempunyai blok yag lebih kecil serta tak jarang menjadi batas blok dipakai batas alam semisal sungai, jalan serta lain –lain.
Jadwal ataupun perencanaan pula Perlu telah dibuat lantaran tidak sedikit pekerjaan ataupun hal-hal tertentu yng Perlu dilaksanakan ataupun dipesan beberapa bulan sebelumnya. Pemesanan kecambah (bibit) Perlu di lakukan 3 – 6 bulan sebelum pembibitan dimulai, serta pembibitan Perlu telah dimulai 1 tahun sebelum penanaman dilapangan. Demikian juga yang dengannya pemesanan alat-alat berat, intansi penyiraman, pencarian tenaga kerja, penyelesaaian ubah rugi, menghubungi calon pemborong serta lain-lain. Jadwal pembibitan dibuat tersendiri serta jadwal pembukaan lahan serta penanaman tersediri juga.Mengingat sebagian pekerjaan akan menghadapi tantangan alam maka pekerjaan yang telah di sebutkan Perlu juga disesuaikan yang dengannya keadaan yng bakal berlangsung. Jadwal kerja ini bergantung pada kondisi setempat serta hendaknya disesuaikan yang dengannya keadaan iklim, sarana tenaga kerja, serta dana yng tersedia.
I. LAND CLEARING
1 Manual
  • lebih-lebih tenaga kita-kita, alat-alat simpel, pemakaian tenaga Amat tidak sedikit
2 Mekanis
  • Mempergunakan alat-alat pertanian semisal traktor, buldozer. Tatacara ini dipakai pada areal yng rata (kemiringan 0-8%). Pekerjaan bisa di lakukan lebih cepat. Satuan penggunaan alat berat dalam JKT (jam kerja traktor)
3 Chemis
  • Peracunan pohon ataupun penyemprotan yang dengannya bahan kimia tertentu (bagi atau bisa juga dikatakan untuk lalang). Pada daerah curah hujan tinggi tidak lebih efektif. Dibutuhkan air bagi atau bisa juga dikatakan untuk pelarut herbisida.
Pilihan : bergantung pada keadaan lapangan, ketersediaan tenaga kerja, dana, alat-alat dan jadwal waktu penanaman yng ditargetkan. Dalam pelaksanaannya bisa mempergunakan tatacara kombinasi.
Larangan : Aturan Pemerintah No. 28 tahun 1995 tak membenarkan melakukan pembakaran bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan pembukaan lahan
2. Tahap Pekerjaan
a. Membabat / Imas
Sebelum melaksanakan pekerjaan imas, maka pekerjaan babat pendahuluan di lakukan mendahului pengimasan. Semak belukar serta pohon kecil yng tumbuh dibawah pohon butuh dibabat. Pekerjaan ini butuh 5 hingga 6 orang / HA.
Pekerjaan Imas ini merupakan pemotongan semak serta pohon kecil yng berdiameter 10 cm di tebas ataupun di potong yang dengannya parang ataupun kapak bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempermudah penumbangan pohon besar.
  • Memotong anak kayu yng berdiameter < 10 cm
  • Mempergunakan parang serta kampak
  • Pemotongan anak kayu Perlu putus serta diusahakan serendah barangkali ataupun dekat yang dengannya tanah
  • Tujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah penumbangan pohon serta pelaksanaan perun mekanis Areal semak belukar tak butuh diimas, langsung di lakukan perun mekanis
b. Menumbang
Menumbang merupakan kegiatan menebang/menumbang pohon yang dengannya gergaji ( chain saw ) ataupun kapak, pohon yng berdiameter 10 cm ditebang. Tinggi penebangan diukur dari tanah bergantung pada diameternya. Ketentuan yng berlaku umumnya
  • Menumbang pohon yng berdiameter > 10 cm secara teratur
  • Tinggi penebangan/sisa tunggul dari permukaan tanah :
Diameter Ditebang dari permukaan tanah maks.
> 10 – 15 cm 15 cm (serapat barangkali yang dengannya tanah)
16 – 30 cm 25 cm
31 – 75 cm 50 cm
76 – 150 cm 100 cm
> 150 cm Ditebang pada batas antara akar penguat yang dengannya batang utama

Ketentuan lain yng butuh diperhatikan dalam penumbangan :
  • Hasil tumbangan tak dibenarkan melintang di atas alur air serta jalan
  • Perlu di lakukan secara tuntas menjadikan tak ada pohon yng 1/2 tumbang ataupun pohon yng ditumbuhi oleh tanaman menjalar
  • Pohon yng masih tegak namun telah mati tak butuh ditumbang hingga pada waktu di lakukan perumpukan (perun mekanis)
  • Penumbangan di lahan gambut di lakukan sesudah minimum 6 bulan selesai pembuatan outlet serta main drain dan sudah berlangsung penurunan permukaan tanah.
c. Merencek
Kegiatan merencek merupakan memotong cabang serta ranting kayu yng telah ditumbang dipotong-potong bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempermudah perumpukan.
  • Memotong batang, cabang serta ranting
  • Pedoman panjang potongan kayu :
Diameter (cm) Panjang Potongan (m)
10 - 30 1,5 – 3
30 - 75 2 – 4
> 75 4 - 5

d. Merumpuk
Kegiatan merumpuk merupakan pelaksanaan pengumpulan ataupun menata cabang serta ranting yng sudah dipotong dikumpulkan dari kayu yng lebih besar. Perumpukan dibuat memanjang Utara – Selatan supaya bisa diterpa panas matahari serta cepat kering, jarak anar rmpukan dibuat 50 – 100 meter bergantung kerapatan pohon yng ditumbang serta keadaan areal.
  • Mengumpulkan batang serta cabang-cabang yng sudah dipotong menjadi barisan yng teratur
  • Potongan cabang-cabang disusun di atas potongan batang yng besar
  • Jarak antar rumpukan 50 – 100 m.
Mekanismenya
  • Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang serta berada di gawangan mati
  • Tinggi pancang 4 m serta Perlu dipasang bendera putih agar bisa gampang dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu menjadikan terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
  • Pada jarak 150 m (inti) ataupun 200 (plasma/KKPA) dibuat ciri tak boleh dirumpuk lantaran akan dipakai menjadi jalan kontrol yang dengannya lebar ± 4 m.
  • Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan ataupun perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit serta Perlu diletakkan rata di permukaan tanah
  • Top soil diusahakan seminimal barangkali terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah serta/ataupun pisau dipasang gigi.
e. Membersihkan areal
  • Membersihkan sisa-sisa potongan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikumpulkan di jalur rumpukan secara system mekanis, Perun yang dengannya mempergunakan buldozer serta/ataupun excavator adalah kegiatan merumpuk kayu hasil imasan serta tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman yang dengannya arah Timur – Barat
f. Perun mekanis
  • Perun yang dengannya mempergunakan buldozer serta/ataupun excavator adalah kegiatan merumpuk kayu hasil imasan serta tumbangan pada gawangan mati sejajar baris tanaman yang dengannya arah Timur – Barat
  • Jenis alat berat bagi atau bisa juga dikatakan untuk perun mekanis :
Jenis Alat Vegetasi Topografi Posisi Rumpuk Kerapatan kayu
Buldozer Hutan sekunder, semak belukar Gelombang, darat, datar 4 : 1 Tengah – rendah
Buldozer Hutan primer Datar, gelombang 2 : 1 Tinggi – tengah
Buldozer & Excavator Hutan primer, sekunder, semak belukar Bukit, gelombang Antar teras Tinggi – rendah
Excavator Hutan primer, sekunder, semak belukar Rendahan, gambut 2 : 1 Tinggi - rendah

Pancang jalur rumpukan
  • Pancang jalur rumpukan dipasang di jalur rencana rumpukan batang serta berada di gawangan mati
  • Tinggi pancang 4 m serta Perlu dipasang bendera putih agar bisa gampang dilihat oleh operator alat berat. Setiap jarak ± 50 m diberikan pancang pembantu menjadikan terdapat 6 – 8 pancang pembantu dalam jaluran
  • Pada jarak 150 m (inti) ataupun 200 (plasma/KKPA) dibuat ciri tak boleh dirumpuk lantaran akan dipakai menjadi jalan kontrol yang dengannya lebar ± 4 m.
Pelaksanaan perun mekanis
  • Posisi alat berat berada di gawangan hidup, kegiatan pengumpulan ataupun perumpukan kayu diatur dalam gawangan mati sejauh ± 2,5 m dari radius pohon sawit serta Perlu diletakkan rata di permukaan tanah
  • Top soil diusahakan seminimal barangkali terkikis oleh pisau buldozer, posisi pisau diatur ± 10 cm di atas permukaan tanah serta/ataupun pisau dipasang gigi.

g. Cincang Jalur
Kegiatan yng di lakukan pada areal datar
  • Membebaskan jalur tanam serta titik tanam dari kayu yang dengannya memotong kayu yng masih melintang pada jalur tanam serta disusun di jalur rumpukan
  • Membuat jalur rintis sedang bagi atau bisa juga dikatakan untuk jalan kontrol selebar 4 m arah utara selatan Perlu bebas dari kayu
  • Menentukan jumlah rumpukan jalur ditetapkan :
  • Pada areal yang dengannya vegetasi padat penentuan ratio rumpukan 1:2
  • Pada areal yang dengannya vegetasi tengah hingga ringan ratio rumpukan 1:4
  • Lebar rumpukan ± 3 m yang dengannya ketinggian maksimal 2 m
Kegiatan yng di lakukan pada areal berbukit
  • Penempatan rumpukan di lakukan mengikuti areal kontur serta kayu-kayu yng melintang pada jalur kontur tanaman Perlu dipotong serta disusun di jalur rumpukan
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk areal rendahan, penentuan rumpukan diserahkan kepada kebijakan manajemen
3. Perhitungan Waktu
Waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembukaan lahan 3.000 – 5.000 ha :
  • Survey/mengukur areal : ± 1 bulan
  • Babat/imas : 2 – 3 bulan
  • Menumbang : 2 – 3 bulan
  • Merencek serta merumpuk : 1 – 2 bulan
  • Membersihkan areal : 2 – 3 bulan
  • Pemberantasan lalang : 2 – 3 bulan
  • Jalan + saluran air : 2 – 3 bulan
  • Penanaman kacangan : 1 – 2 bulan
  • Memancang : 2 bulan
  • Teras, benteng : 2 – 3 bulan
  • Melubang : ± 2 bulan
  • Menanam : ± 2 bulan
Perencanaan dibuat dalam suatu barchart. Pembukaan lahan di lakukan tatkala musim kering serta penanaman kelapa sawit jatuh pada bulan basah/musim hujan. Butuh diingat bahwasanya tak Perlu selalu menunggu suatu pekerjaan selesai dulu/bisa saling tumpang tindih.
4. Perhitungan Kebutuhan Traktor
Kapasitas traktor yang dengannya beberapa implement
Jenis Pekerjaan Implement Lebar Potongan (m) Kecepatan (km/jam) Efisiensi (%) Kapasitas (ha) JKT/ha
Membabat JD 307 1,8 4,0 70 0,50 2,00
Membajak I JD SA 234, 4 Plow 28 inch 1,0 5,0 70 0,35 2,86
Membajak II JD SA 234, 4 Plow 28 inch 1,0 5,0 80 0,40 2,50
Menggaru I JD Integral disc harrow 9,5 inch 2,8 5,0 80 1,12 2,89
Menggaru II JD Integral disc harrow 9,5 inch 2,8 5,0 80 1,12 0,8
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Kebutuhan traktor didasari kapasitas yang telah di sebutkan diatas butuh dihitung sesuai yang dengannya luas areal yng akan dibuka serta jumlah waktu yng tersedia.
5. Pedoman Pelaksanaan
Hutan Primer
  • Tatacara yng dipakai : Manual ataupun mekanis
  • Kebutuhan alat serta tenaga bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembukaan hutan primer :
Uraian Manual Mekanis
Alat Keb. HK (HK/ha) Alat Keb. HK / JKT
Babat/Imas Parang panjang 20-25 Parang 20-25 HK
Menumbang Gergaji rantai, kampak 30-60 Buldozer 10-14 JKT
Merencek Parang + kampak, gergaji 40-50 Gergaji rantai 40-50
Merumpuk - 10-15 Buldozer 7-9 JKT
Membersihkan jalur Cangkul 20 Buldozer 8 JKT
Jumlah
120-160 HK (60-75 HK) + (25-32 JKT)
  • HK : Hari Kerja
  • JKT : Jam Kerja Traktor
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004) Hutan Sekunder
  • Tatacara yng dipakai : manual ataupun mekanis
  • Kebutuhan alat serta tenaga bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembukaan hutan sekunder :
Uraian Manual Mekanis
Alat Keb. HK (HK/ha) Alat Keb. HK / JKT
Babat/Imas Parang 15-20 Parang 15-20 HK
Menumbang Gergaji rantai 25-35 Buldozer 8-12 JKT
Merencek Parang + gergaji 20-30 Gergaji rantai 20-30
Merumpuk - 10-12 Buldozer 4-6 JKT
Membersihkan areal Cangkul 15-20 Buldozer 6 JKT
Jumlah
85 - 117 HK (35-55 HK) + (18-24 JKT)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Semak Belukar
  • Tatacara yng dipakai : manual ataupun mekanis
  • Kebutuhan alat serta tenaga bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembukaan semak belukar :
Uraian Manual Mekanis
Alat Keb. HK (HK/ha) Alat Keb. HK / JKT
Babat/Imas Parang 20-25 Parang 15-20 HK
Merencek Parang + gergaji 15-20 Parang 15-20 HK
Merumpuk - 10-15

Membersihkan jalur/areal Cangkul 20 Buldozer 4-6 JKT
Jumlah
65-80 HK (30-40 HK) + (4-6 JKT)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)System Land Clearin yang dengannya Membakar saat ini dilarang Ketentuan pemerintah UU no 32 Tahun 2009 wacana Lingkungan Hidup sesuai pasal 108 berbunyi : Setiap orang yng melakukan pembakaran lahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h, dipidana yang dengannya pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun serta paling lama 10 (sepuluh) tahun serta denda paling tidak banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) serta paling tidak sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). II. PENGAWETAN TANAH
1. Teras Kontur Pada biasanya areal penanaman kelapa sawit di Indonesia terdapat atau terletak pada daerah yng tidak sedikit hujannya. serta tak semuanya datar/flat. Pada bulan tertentu (musim hujan) bisa tejadi lebih air (water excess), namun pada beberapa tempat dimana terdapat perbedaan musim hujan serta kemarau agak tegas terdapat juga kekurangan air (water deficit). Supaya air hujan yng jatuh bisa ditampung, ditahan lebih lama supaya meresap dalam tanah, persediaan air dalam tanah (water reserve) selalu cukup lebih-lebih pada musim kemarau serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah erosi maka dibangunlah teras, rorak, bente4ng, parit serta lain-lain dilapangan. Tindakan pengawetan tanah ini mutlak diharapkan lebih-lebih didaerah yng mempunyai jumlah serta hari hujan besar pada lahan yng berombak, berbukit. Pada daerah datar yng diutamakan merupakan parit, drainase serta jembatan , sedangkan teras serta benteng tak tidak sedikit diharapkan, Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mematahkan peredaran air permukaan (run off) serta membuat besar daya infiltrasi air ketanah maka diharapkan teras. Teras ini pula bermanfaat bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan daya simpen air, mempermudah pemeliharaan, tempat pupuk ditabur serta akan mempermudah pengmbilan hasil, hingga yang dengannya kemiringan 8 derajat dbuat teras tunggal (individual/tapak kuda) serta diatas ini dibuat teras bersambung. Teras tunggal yng sudah dibuat, berukuran 2x 1,5 meter dimana panjang pendapat dari arah kountur serta lebar pendapat dari kemiringan dimulai 50 cm dibawah pancang. Permukaanya dibuat miring kedalam yang dengannya sudut 10 derajat, disebelah dalam dibuat rorak kecil guna penampungan air serta benteng kecil. Teras ini Perlu bisa diperbesar menjadi 3x3 meter. Teras bersambung dibuat didasari derajat kemiringan,jarak antar kontur diambil dari rata-rata kemiringan, semakin tinggi kemiringannya maka semakin jauh jaraknya, lebar teras minimum 3,7 meter serta maksimum 4,27 meter yang dengannya asumsi bahwasanya diameter batang 2,36 meter maka masih tersedia ruang masing-masing sepanjang 1,175 meter didepan ataupun dibagian belakang pokok. Lebih-lebih pada areal kemiringan 14% maka teras sinambung ini telah mutlak butuh, bagi atau bisa juga dikatakan untuk kedapatan pokok per HA 128 serta 138 pokok misalnya maka jarak antar kontur serta jarak antar pokok merupakan :
Tabel Jarak Antar Teras serta Tanaman
Jarak antar kontur (m ) pokok/ha Jarak antar pokok pada kepadatan
128 136
  • 7,0
  • 7,3
  • 7,6
  • 7,9
  • 8,2
  • 8,5
  • 8,8
  • 11,1
  • 10,6
  • 10,2
  • 9,8
  • 9,5
  • 9,1
  • 8,8
  • 10,3
  • 9,9
  • 9,5
  • 9,2
  • 8,8
  • 8,5
  • 8,2
Tabel Bentuk Pengawetan Tanah
Kelas lahan Kemiringan Tindakan Pengawetan
Derajat (º) ( % )
RataAgak miringMiring
Amat miring
0º0º - 3º4º - 28º
29º - 45º
< 1%1 – 6%7 – 54%
55% - 100%
Tak perluBenteng, rorakTeras individu, tapak kuda serta teras konturTeras bersambung/Kontur

Tabel Jarak Teras serta Kemiingan Persyaratan Teras
Kemiringan ( º ) Jarak Teras ( m ) Kemiringan ( º ) Jarak Teras ( m )
0 8,16 25 9,00
5 8,19 30 9,42
10 8,28 35 9,96
15 8,45 40 10,65
20 8,68 45 11,54
1. Tahap Pembuatan Kontur.
Penentuan pancang induk.Pancang induk merupakan pancang yang dengannya jarak tertentu serta tetap, tempat dimulainya pembuatan kontur. Penempatan pancang induk dimulai dari puncak lereng kearah kaki lereng, sedangkan lereng yng dipilih merupakan lereng yang dengannya kemiringan mayoritas ataupun rata-rata terbanyak pada suatu areal, bukan lereng yng ekstrim (lereng paling terjal ataupun paling landai).
2. Penempatan pancang induk Penempatan Pancang Induk pada lereng yng terjal akan menghasilkan banyaknya kontur sisipan, sedangkan pada lereng yng landai menghasilkan tidak sedikit kontur terputus, hal ini Perlu dihindari. Jarak antar pancang induk : 8 m timbang air ( water pass ),
Prinsip Kerja.Penentuan titik tanam pada kontur teratas (kontur 1) jarak antar titik tanam 9,2 m serta konstan.Penentuan titik tanam pada kontur selanjutnya :
  • Meletakan ujung tali ditengah-tengah antara dua tanaman pada kontur 1.
  • Menarik tali vertikal kebawah, disaat hingga pada kontur II dibelokan kekanan serta digeser-geser sampai-sampai sudut belokannya +/- 90 derajat.
  • Pada sudut ini adalah titik tanam pada kontur II.
  • Ujung t6ali pula adalah titik tanam ke2 titik-titik tanam yang telah di sebutkan diberi pancang tanam.
Penentuan titik tanam selanjutnya merupakan : pembawa ujung tali pada kontur 1 menggeser ketanah pada kontur 1 diikuti oleh 2 orang yng berada dikontur II, titik tanam yang terakhir ada pada kontur II adalah titik siku-siku, serta ujung tali pada kontur tanam adalah titik tanam baru.Bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh titik siku-siku pada titik siku pembawa ujung tali pada kontur 1 menggeser kekiri ataupun kekanan diikuti pembawa ujung tali. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk selanjutnya penentuan kontur, berikut prinsipnya percis yang dengannya penentuan pada kontur 1 serta II. Pancang kontur dicabut bila pancang tanam telah ditancapkan.Pancang induk dicabut jikatitik tanam yang terakhir sudah selesai dalam 1 kontur.Pancang bisa digesr 1-2 meter bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyesuaikan letak yang dengannya tanaman diatasnya supaya tak terdapat atau terletak segaris ataupun sejajar.
2. Benteng serta Rorak
  • Dibuat pada tanah agak miring : 10 – 15 m/HK
  • Ukuran : lebar alas = 60 cm, lebar atas = 40 cm, kaki lima = 45 cm, tinggi 30 cm
  • Pedoman jarak horizontal antar 2 benteng :
Tabel Persyaratan Pembuatan Benteng/Rorak
Kemiringan Jarak (m)
1%2%3%4%5%6% (0º34´)(1º9´)(1º44´)(2º18´)(2º52´)(3º26´) 604030252018
Tatacara pembuatan benteng
  • Tentukan titik pemancangan; pancang-pancang selanjutnya sesuai jaraknya
  • Parit digali, tanah galian di timbun memanjang serta bentuklah benteng sesuai ukuran
  • Parit (rorak) : lebar atas 50 cm, dasar = 35 cm, dalam 60 cm.
3. Teras Individu (Tapak Kuda)
  • Dibuat pada tanah agak miring
  • Ukuran lebar = 4 meter
  • Prestasi kerja 2 – 3 st/HK
Tatacara pembuatan
  • Areal yng Perlu di buat tapak kuda dipancang pendapat dari pancang tanam
  • Tapak kuda tepat pada pancang tanaman
  • Tanah bagian atas pancang digali
  • Kemiringan tapak kuda 10-15º ke arah bukit
  • Tanah ditumpukan ke belakang pancang lantas dipadatkan
III. Pembuatan Jalan
1. Pembuatan jalan pada Areal Datar/Darat
  • Membuat desain jalan bersamaan yang dengannya pembuatan blok
  • Pembuatan jalan mempergunakan buldozer minimal tipe D6
  • Pembuatan parit pada satu sisi badan jalan andai dianggap butuh, baik pada MR ataupun CR
  • Pembentukan badan jalan yang dengannya motor greader. Jalan yng dibentuk Perlu cembung pada bagian sedang badan jalan (camber) supaya air tak tertahan di badan jalan
  • Pembuatan tali air pada kiri serta kanan jalan Perlu dibuat secara berselang-seling (zig-zag). Jumlah tali air ditentukan didasari tingkat kelandaian jalan
  • Pemadatan badan jalan mempergunakan road roller/vibrating compactor 6 ton
2. Pembuatan Jalan pada Areal Gambut/Rawa Dibuat system tanggulan yang dengannya membuat parit pada satu sisi jalan. Tahap pembuatannya :
  • Pembuatan desain jalan bersamaan yang dengannya pembuatan blok
  • Penentuan sisi badan jalan yng akan dibuat parit Perlu ditetapkan satu arah didasari pertimbangan tempat rendahan yng mayoritas supaya parit yng terbentuk bisa mengalirkan air yang dengannya lancar
  • Pembuatan jalan yang dengannya tatacara menggali parit pada satu sisi jalan mempergunakan excavator serta tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan. Seusai timbunan tanah mengering diratakan yang dengannya buldozer serta selanjutnya di lakukan penimbunan yang dengannya tanah mineral. Badan jalan dibentuk yang dengannya motor greader serta Perlu cembung pada bagian sedang badan jalan (camber) supaya air tak bertahan di badan jalan
3. Pembuatan Jalan Kontur Jalan kontur Perlu dibangun sebelum pembuatan teras. Hal yng diperhatikan dalam pembuatan jalan kontur :
  • Perlu memotong teras/kontur
  • Badan jalan dibuat miring ke arah tebing
  • Gradien (kemiringan sudut) pada biasanya Perlu 1:30 meskipun masih dimungkinkan 1:15 pada jarak pendek serta 1:8 pada lereng yng lebih curam
Kontur Jalan
Tahap Pembuatan Jalan
  • Penentuan posisi/letak jalan yng akan dibuat melalui survei
  • Pemancangan jalan ditentukan yang dengannya theodolite. Posisi pancang diletakkan di bagian tepi jalan sebelah luar dinding bukit
  • Pembuatan jalan yang dengannya buldozer dimulai dari bawah mengarah ke atas. Pancang yng telah dibuat tak boleh tumbang bagi atau bisa juga dikatakan untuk kontrol bahwasanya jalan sudah disesuaikan yang dengannya desain
Penimbunan serta Pengerasan Jalan
Waktu Pelaksanaan
  • Perencanaan penimbunan/pengerasan jalan disesuaikan yang dengannya kebutuhan kebun yang dengannya memperhatikan iklim setempat menjadikan pekerjaan bisa di lakukan bukan pada musim hujan
  • Pengajuan rencana anggaran pekerjaan (RAP) dari kebun ke CEO Perlu telah selesai pada bulan Desember tahun sebelum berjalan. Data RAP yng Perlu dipersiapkan terdiri atas peta jalan yng akan ditimbun/dikeraskan, disertai data panjang, lebar, tebal penimbunan (MR, CR, dll) dan volume material yng akan dipakai
Sarana Pekerjaan
  • Perlengkapan & sarana kerja yng diharapkan sudah dipersiapkan dalam kondisi baik
  • Jenis sarana pekerjaan : grader, excavator, buldozer, mining bucket, wheel loader, dump truk, roller/vibrating compactor 6 ton serta lain-lainnya
  • Bila pakai kontraktor, Perlu disiapkan oleh kontraktor sesuai spesifikasi pekerjaan
Pengadaan Bahan
  • Bahan yng dipakai Perlu diutamakan yng tersedia di tempat kebun serta sekitarnya yang dengannya mempertimbangkan jarak sumber bahan (quari) yang dengannya tempat penimbunan/pengerasan jalan.
  • Quari Perlu disurvey bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan kualitas serta kecukupan bahan.

IV. Jembatan serta Gorong-gorong
  • Pembuatan jalan diusahakan melalui bagian sungai yng tersempit supaya kalau Perlu dibuat jembatan cukup yng kecil saja
  • Sungai kecil serta dangkal cukup yang dengannya gorong-gorong (bus air)
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1 tempat gorong-gorong 7 bh, batu 1-2 m3; tenaga 6-10 HK
  • Ukuran gorong-gorong besar : panjang 1 m, diameter 1 m kecil : panjang 1 m, diameter 0,6 m
  • Timbunan minimum setebal diameter gorong-gorong, misalnya gorong-gorong yang dengannya ukuran 60 cm ditimbun yang dengannya tanah minimal 60 cm
  • Jalan serta tanah diatas gorong-gorong Perlu waterpass

V. Parit Drainase
  • Berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembuangan air dari dalam ke luar kebun
  • Berupa alur-alur alam (sungai-sungai kecil) ataupun parit yng dibuat
Tabel Ukuran Parit Drainase
Jenis Parit Lebar Atas(m) Lebar Dasar(m) Kedalaman(m) Standard Pembuatan
Manual Mekanis
PrimerSekunderTersierKuarter 3,5-5,02,2-2,71,3-1,70,8-1,0 2,0-3,01,0-1,20,5-0,70,3-0,4 1,5-2,01,2-1,50,8-1,00,5-0,6 2-2,5 m/HK3-4 m/HK4-6 m/HK8-10 m/HK 20-40 m/JKT40-60 m/JKT60-70 m/JKT80-100 m/JKT

Tatacara membuat parit
  • Membuat pancang dari hulu ke hilir
  • Manual : tanah digali yang dengannya cangkul ataupun sekop
  • Mekanis : yang dengannya excavator
  • Arah penggalian dari hilir ke hulu
  • Tanah galian dibuang ke kiri serta kanan parit bagi atau bisa juga dikatakan untuk kaki lima
  • Tempat pertemuan parit/Junction Perlu membelok ke arah peredaran air
Standadard Biaya LC serta Pembangunan Jalan bisa di download di :1.http://www.ziddu.com/download/10565184/BudgetPembukaanlahan.pdf.html 2.http://www.ziddu.com/download/10565391/BIAYALC.pdf.html
Sumber: http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/


Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2012/10/pembukaan-areal-kelapa-sawit.html.

Seputar Pembukaan Areal Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pembukaan Areal Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit