Hama Penyakit Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

- Agustus 03, 2017

Hama Penyakit Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

 
A. HAMA
Dalam bab pemaparan wacana hama tanaman kelapa sawit bisa dikategorikan serangan hama berupa
  • Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)
  • Ulat Kantong Kantong serta Ulat Api ( Bagworm and Nettle Caterpilar)
  • Tikus (Rats)
Dari ke tiga (3) serangan hama pada tanaman kelapa sawit yng paling serius merupakan ulat kantong serta ulat api, berikut bisa disampaikan diskripsi masing masing serangan serta pengendaliannya1. Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)
    1. Serangan Oryctes rhinoceros pada tanaman muda berhubungan erat yang dengannya tekhnik land clearing serta tatacara penanamannya
    2. Populasi Oryctes rhinoceros terhambat pada areal yng di land clearing seluruhnya
    3. Populasi Oryctes rhinoceros yng tinggi serta bisa memicu kerusakan yng serius pada tanaman sawit andaikan dijumpai keadaan menjadi berikut
  • Andai tanaman kelapa sawit ditumbang serta disusun diantara gawangan
  • Andai tanaman kelapa sawit di konversi dari tanaman karet serta tunggul dibiarkan lama membusuk
  • Andai janjang kosong dipakai menjadi penutup/mulsa diletakkan bertumpuk disekililing gawangan ataupun piringan.
a. Gejala-Gejala
  • Serangga dewasa bisa memicu kerusakan yang dengannya melubangi pangkal daun tombak serta jaringan leher akar, Pohon muda akan mati andai titik tumbuhnya dirusak, kerusakan pada daun tombk umumnya menghasilkan malformasi
  • Serangan yng berulang-ulang akan memicu pertumbuhan terhambat serta tatkala menjadi dewasa menjadi terlambat
  • Masa paling kritis merupakan dua tahun pertama sesudah tanam dilapangan. Tanaman menjadi lebih tahan terhadap serangan Oryctes rhinoceros andai kanopi sudah saling menutup. Pada tanaman menghasilkan jarang memicu masalah
b.Pengendalian
    1. Kacangan yng cepat tumbuh serta tebal, menutupi sisa sisa pohon yng membusuk yng pula bisa menolong menekan serangan kumbang pada kelapa sawit kerena pertumbuhan vegetatif dari kacangan yang telah di sebutkan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencapai hasil yng maksimum usahakan kacangan sudah menutup tak lebih dari 8 – 10 bulan, sesudah felling
    2. Tatacara yng efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan serangan merupakan yang dengannya mengumpulkan larva diantara batang batang yng membusuk, pengendalian ini Amat tidak murah kecuali pada areal yang dengannya serangan tinggi.
    3. Bisa pula di lakukan yang dengannya penangkapan kumbang, akan tetapi hal ini akan percuma andaikan sudah tersering yang dengannya intensitas yng tinggi
    4. Pada serangan ringan
    5. Serangan yng di lakukan pada areal sepanjang tanaman pinggiran, pada keadaan ini Perlu di lakukan penangkapan kumbang menjadi tambahan dari pencegahan yang dengannya bahan kimia
    6. Penangkapan bisa dihentikan andaikan intensitas serangan cenderung rendah.
    7. Pada Kerusakan Berat
  • Pada kerusakan yng Amat berat pengendaliannya nya Perlu yang dengannya bahan kimia
  • Bahan kimia yng dipakai merupakan insectisida semisal curater serta furudan 3 G pada kanopi tanaman yang dengannya interval sebulan sekali, yang dengannya komposisi sebegai berikut :
  • 15 gr/pohon bagi atau bisa juga dikatakan untuk = 0-6 bulan sesudah tanam.
  • 30 gr/pohon bagi atau bisa juga dikatakan untuk = > 6 bulan sesudah tanam
    1. Pemberian insectisida granular Perlu langsung diberikan pada ketiak-ketiak pelepah yng lebih rendah yng mengelilingi daun tombak, serta ini membentuk lapisan kimia pelindung disekelilingi titik tumbuh.
    2. Andai mempergunakan insektisida granular, rotasi penangkapan kumbang menjadi 2 (dua) round perbulan, serta menjadi sarana pengamatan populasi.
    3. Pada musim hujan lebat kefektifan insektisida bisa berkurang, pada masa ini rotasi bisa ditingkatkan menjadi 2 kali sebulan.
    4. Pada populasi serangan mulai menunjukkan intensitas penurunan serta rendah serta kerusakan baru bisa diabaikan, maka penggunaan insectisida bisa dihetikan, akan tetapi pada tempat yng serangan masih cukup tinggi penggunaan insectisida terus di lakukan hingga umur tanaman 18 bulan.
2. Ulat Kantong serta Ulat ApiTanda-ciri penyerangan ulat api serta ulat kantong merupakan daun akan melidi serta bisa menurunkan jumlah janjangan, serta dibutuhkan waktu yng lama bagi atau bisa juga dikatakan untuk normal kembali, hama Perlu dimonitor yang dengannya sungguh-sungguh serta segera dikendalikan andai sudah hingga masa kritis
  1. Tatacara penentuan tingkat serangan / penga- matan dini.
Frekwensi serta intensitas sensus berbeda beda didasari keadaan lingkungan setempat.
Tabel IX-1 Pengamatan serangan hama
No Situasi Prosedur Pelaksanaan Interval Intensitas
a Tampak gejala serangan Pengamatan Sebulan sekali Setiap pasar pikul ke 2
b Hama sudah menyerang ke seluruh blok ataupun pada pocket yang dengannya serangan hebat serta butuh pengendalian Hentikan pengamatan serta sensus segera dimulai Sebulan sekali (dua minggu sekali andai serangan meningkat yang dengannya cepat) Satu titik sensus permanen per ha menyebar secara menyeluruh
c Serangan bisa dikendalikan Pengamatan Sebulan sekali Setiap pasar pikul ke -3

b. Batas SeranganTingkat serangan bisa dibagi menjadi tiga (3) tingkatan, ringan, tengah serta tingkat berat, pada serangan tingkat tengah Perlu dianggap menjadi peringatan, sedangkan pada tingkat berat Perlu dianggap menjadi tingkat kritis serta Perlu di lakukan pengendalian
Tabel IX – 2 Level serangan Ulat Api serta Ulat Kantong

Level Serangan
Jumlah serangan ulat api Jumlah serangan ulat kantong
Setora NitensThosea Asigna Plonecta diductaThonsea Bisura Darna trima Mahasena corbeti Metisa plana Crematopsyche pendula
TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM TBM TM
Ringan < 3 < 7 < 7 < 15 < 15 < 35 < 3 < 7 < 25 < 50 < 30 < 65
Tengah 3 – 4 7 – 9 7 – 9 15-13 15-24 35-49 3 - 4 7 - 9 25-34 50-69 30-44 65-89
Berat ≥ 5 ≥ 10 ≥ 10 ≥ 20 ≥ 25 ≥ 50 ≥ 5 ≥ 10 ≥ 35 ≥ 70 ≥ 45 ≥ 90
    1. Andai penyebaran Amat terlokalisir, pengendaliannya dianjurkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempergunakan secara biologi yang dengannya mempergunakan virus ataupun Thuricide
    2. Bahan kimia bisa diaplikasikan yang dengannya mempergunakan
      • Spraying dgn knapsack ataupun mist blower
      • Trunk Injection
      • Fogger
3. Tikus a. Batasan Serangan
    1. Diareal belum menghasilkan, tikus memakan pelepah terbawah tanaman menjadikan menunjukan karakteristik yakni, pelepahnya terkulai ditanah kadang kala tikus pula memakan tunas muda menjadikan menghasilkan matinya tanaman.
    2. Kerusakan penyebabnya yaitu oleh tikus Amat berpengaruh di tanaman yng menghasilkan, baik buah mentah ataupun masak dimakan, brondolan dibawah pergi serta dimakan sebagian.
    3. Tikus pula bisa memicu kerusakan yng berguna pada daun yang dengannya mencabik daun bagi atau bisa juga dikatakan untuk sarangnya
    4. Andai tak dikendalikan tikus bisa meningkat dari tingkat yng bisa ditoleransi yakni 60 ekor meningkat menjadi 300 per ha dalam waktu 6 bulan. Pada tingkat serangan semisal ini 5 – 15% produksi hilang pada daerah yng diserang. Pada keadaan ini populasi bertambah makin cepat menjadi 600-1500 per ha serta kehilangan hasil mencapai 30% ataupun lebih.
b. Pengamatan serangan
    1. Sensus serangan tikus Perlu di lakukan andai tampak ada serangan berat, areal Perlu dibagi menjadi blok-blok yang dengannya luas 20 ha, intensitas sensus merupakan satu baris bagi atau bisa juga dikatakan untuk tiap 10 baris, serta cuma serangan baru baik pada buah masak ataupun mentah
    2. Pelaksanaan pengendalian Perlu di lakukan andai “serangan baru” lebih besar 15% ataupun 20 pohon per ha
c. Taktik Pengendalian
(i) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
  • Andai dijumpai kerusakan di pembibitan pemberian umpan cuma terbatas sekeliling areal diserang, yang dengannya interval 3 -5 hari dalam barisan polibag yang dengannya umpan antikoagulan.
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk areal penanaman baru, yang dengannya meletakkan umpan antikoagulan pada setiap titik tanam ke tiga kira kira 1 bulan sebelum penanaman, serta umpan yng dimakan Perlu diamati serta di catat
  • Andai umpan yng dimakan menunjukkan populasi jumlah tikus, maka program pemasangan umpan lanjutan di areal yng menghasilkan Perlu dimulai
  • Bisa pula dipasang kawat ayam pada leher bibit
(ii) Tanaman Menghasilkan (TM)
  • Andai tingkat serangan melebihi ambang yng ditetapkan pada blok-blok tertentu, Perlu di lakukan pengendalian
  • Satu umpan diletakkan di setiap piringan di daerah yng bermasalah
  • Gantilah setiap umpan yng hilang setiap 3-4 hari, hingga jumlah yng Perlu diganti menjadi 20% serta tak ada lagi serangan baru.
  • Daerah yng Perlu diberi umpan merupakan daerah serta areal terserang ditambah tidak banyak perluasan
  • Andai jumlah umpan yng hilang tinggi serta jumlah serangan baru pula tinggi maka pengumpanan Perlu dilanjutkan hingga jumlah umpan yng dimakan lebih kecil dari 20%
  • Pengendalian Perlu di lakukan secara tuntas, pelaksanaan yng 1/2 1/2 cuma akan membuang waktu serta uang.
  • Disaat pemberian umpan dilarang memegang umpan langsung yang dengannya tangan karena bau tangan akan membuat tikus enggan memakan umpan (genakan sarung tangan).
B. PENYAKIT 1. Ganoderman Gejala serta Serangan
  1. Gejala pertama pada daun merupakan munculnya daun tombak yng tak membuka dalam jumlah tidak sedikit
  2. Pelepah pohon yng terinfeksi mulai mati lantaran nekrosig mulai dari pelepah yng paling tua, pelepah yng mati bergantung pada batang.
  3. Kecepatan matinya pelepah Amat bervariasi, bergantung pada musim, akan tetapi pohon umumnya akan mati 6-12 bulan sesudah tampak gejala pada daun.
  4. Tubuh buah ganoderma bisa tumbuh didasar batang ataupun kadang kadang pada akar terinfeksi yng dekat yang dengannya batang.
  5. Pada tanaman berumur lebih 15 tahun,yng terinfeksi Perlu dibiarkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk sementara waktu selama masih berproduksi.
  6. Tanaman yng telah tak berproduksi Perlu ditumbang, bagian yng sehat Perlu dipotong menjadi beberapa bagian beserta pelepahnya serta dirumpuk digawangan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah isolasi.
Penanggulangan
  • Penanggulanagn serangan genoderma pada tanaman muda di mulai sejak dini yang dengannya mengambil sampel tanah serta dibawa ke laboratorium bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui adanya bibit genoderma dalam tanah
  • Pada tanaman sesudah replanting butuh di ketahui sejarah serangan apakah ada pernah berlangsung serangan genoderma pada areal yang telah di sebutkan
  • Tatkala ini sudah ada obat penanggulangan serangan genoderma sejak dini yang dengannya mempergunakan MYCOGOLD yng memiliki kandungan mickriza serta di buat secara BIO Fertilizer akan kami kupas dalam advertorial serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk selengkapnya silahkan baca pada halaman advetorial.
2. Phellinus (busuk batang atas)
    1. Busuk batang atas umumnya meng-infeksi tanaman yng berumur lebih dari 10 tahun, infeksi pada tanaman yng lebih muda akibat kontak yang dengannya foci belum diketahui, meskipun secara umum jumlahnya tidak lebih dibanding busuk batang bawah (ganoderma)
    2. Seringkali penyakit ini tak kelihatan hingga munculnya tubuh buah ataupun pohon tumbang, umumnya dijumpai luka pada pohon pada ketinggian yng berbeda di atas 1 m dari permukaan tanah
    3. Tak disarankan bagi atau bisa juga dikatakan untuk melakukan pengobatan lantaran tanaman akan mati 1 – 3 tahun sesudah terinfeksi
3. Crown disease
    1. Pada tatkala tanaman muda, Patogen tak tidak sedikit menyerang tanaman, akan tetapi crown desease umumnya muncul 2 – 3 tahun sesudah tanam.
    2. Gejala awal crown disease cuma bisa dilihat disaat jaringan pada daun tombak yng kelihatan sehat yang telah di sebutkan dipisah, jaringan yng terinfeksi ini berwarna coklat
    3. Umumnya luka bervariasi daun tombak akan menunjukan gejala yng Amat khas, yakni membengkok dari bagian atas serta anak daun, serta berlangsung patah patah.
    4. Pengendalian yng paling baik merupakan yang dengannya membuang bahan induk yng menunjukan tidak sedikit berlangsung serangan penyakit.
Penyakit Tanaman serta Hama Tanaman dan Pengendaliannya bisa di download disini :
  1. http://www.ziddu.com/download/10595276/PENYAKITKELAPASAWIT.pdf.html
  2. http://www.ziddu.com/download/10595321/HAMATANAMAN.pdf.html
Sumber: http://membangunkebunkelapasawit.webs.com

Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2012/10/hama-penyakit-kelapa-sawit.html.

Seputar Hama Penyakit Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Hama Penyakit Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit