Perencanaan Dan Bloking Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

- Juli 25, 2017

Perencanaan Dan Bloking Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

 
Project Development Flow Chart

I. PERENCANAAN
A. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud :
Merencanakan tata ruang dalam kebun dan afdeling yng terbagi, tahun tanam, material tanaman, blok, pembibitan, jaringan jalan, saluran air, tempat pabrik, kantor, perumahan, bangunan sosial, sarana olah raga yng digambarkan dalam peta induk (ploting design)
2. Tujuan :
Menjadi pedoman tahapan kegiatan pelaksanaan yng berkesinambungan efektif dan efisien
B. STANDARD KEBUN DAN AFDELING
Tabel Standard penataan kebun dan afdeling
Uraian Kebun Kecil Kebun Besar
Luas (ha)
Luas 1 afdeling
Luas 1 blok
Jumlah afdeling
Pembukaan areal I
II
III
IV
Kapasitas pabrik
± 5.000 ha
750-1.000 ha
16-25 ha
5-7
3.000 ha
2.000 ha
30 ton TBS/jam
10.000 ha
750-1.000 ha
16-25 ha
10-14
3.000 ha
3.000 ha
2.000 ha
2.000 ha
60 ton TBS/jam (2 tahap)
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
Tabel Alokasi areal per hektar (%) secara umum bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebun besar
No Peruntukan Luas (m2) %-tase
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tanaman Pokok
Bibitan
Jaringan jalan
Parit
Pabrik dan Limbah
Kantor
Perumahan
Bangunan Sosial
Sarana olah raga
9.196
20
320
270
25
2
135
16
16
91,96
0,20
3,20
2,70
0,25
0,02
1,35
0,16
0,16

Jumlah 10.000 100,00
Sumber data : Lembaga Pendidikan Perkebunan : Kelapa sawit (2004)
C. DASAR PERENCANAAN PERUNTUKAN PLOT DISAIN
1. System jaringan jalan
Jalan merupakan sarana penghubung bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengangkutan bahan, alat dan produksi dan bagi atau bisa juga dikatakan untuk jalan kontrol, maka jaringan jalan dan mutu jalan di kebun adalah satu dari sekian banyaknya faktor kesuksesan pengelolaan. Perencanaan pembuatan jaringan jalan Perlu selaras yang dengannya desain kebun dan disesuaikan yang dengannya kondisi topografi dan kebutuhan didasari luasan kebun.Kebutuhan jalan disesuaikan yang dengannya kondisi lahan. Pada areal datar panjang main road 10,2 m per ha dan collection road 33,6 m per ha Pembangunan jalan dibuat yang dengannya system segi empat beraturan (grid system) mengikuti denah blok yng berukuran 300 m x 1.000 m Pembangunan jalan di areal berbukit kebutuhannya lebih tidak sedikit dan dibuat yang dengannya system jalan kontur.
2. Kantor dan Pemukiman
Tata letak kantor dan pemukiman Perlu sesuai yang dengannya luas areal tanaman, jarak kelokasi tanaman (ke afdeling-afdeling), kebugaran atau kesehatan lingkungan, sumber air dan jumlah karyawan Pada biasanya kantor maupun pemukiman diletakkan pada titik sentral afdeling ataupun kebun
3. Pabrik
Perencanaan pabrik disesuaikan yang dengannya luas areal tanaman kelapa sawit yng produksinya akan diolah dan letaknya tak mengganggu kebugaran atau kesehatan lingkungan pemukiman Letak tempat pabrik yang telah di sebutkan Perlu memenuhi syarat tertentu :
  • Letak pabrik diusahakan pada titik sentral
  • Dekat sarana perhubungan baik jalan raya, kereta api yng menghubungkan ke pelabuhan
  • Berdekatan yang dengannya sumber air/sungai yng sepanjang tahun terjamin debit airnya
  • Memiliki sarana penunjang misalnya bengkel dan tenaga kerja
  • Areal cukup rata/flat area
4. Pembibitan
Bagi perkebunan baru didalam design kebun pula Perlu dicadangkan areal tempat pembibitan kelapa sawit.Adapun pertimbangan yng dipedomani bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan tempat bibitan merupakan
  • Dekat yang dengannya sumber air yng mengalir sepanjang tahun
  • Areal cukup rata
  • Dekat yang dengannya penanaman kelapa sawit
  • Bebas dari banjir
  • Letaknya berdekatan yang dengannya sumber tenaga
  • Perencanaan luas bibitan disesuaikan yang dengannya rencana penanaman
5. Afdeling dan Blok
Luas afdeling disesuaikan yang dengannya keadaan topografi lahan dan efisiensi pengelolaan areal yng dihubungkan yang dengannya perawatan tanaman dan pemanenan. Luas areal satu afdeling yng ideal berkisar ± 750-1.000 ha. Luas ideal 1 blok merupakan 25 ha (500 x 500 m) bagi atau bisa juga dikatakan untuk daerah datar sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk daerah bergelombang, ataupun berbukit merupakan 16 ha (400 x 400 m)
II. BLOKING AREA
Pengukuran lahan merupakan pelaksanaan pekerjaan pengukuran bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui luas dan batas batas lahan yng berseberangan yng mengacu pada ketentuan teknis pengukuran tanah bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh detail planimetris (X,Y) dan tinggi (h) yng bisa memenuhi persyaratan Geometrisnya. Pembangunan kebun kelapa sawit pada intinya merupakan pembuatan petak petak lahan kerja berupa blok bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditanami benih dan bibit kelapa sawit, blok merupakan manajemen terkecil dari suatu kebun, yng lantas secara kolektif membentuk afdeling ataupun divisi, dan beberapa afdeling ataupun divisi menjadi estate. Pembuatan blok blok tanam tidak sedikit ditentukan dari bentuk kontur dan topografi lahan / areal, dan Perlu memenuhi beberapa kaidah antara lain :
1. Batasan/Pengertian Blok Pembuatan Batas areal/lahan dan rancangan blok (bloking areal) utamanya pada bidang perkebunan butuh dilaksanakan menjadi dasar bagi atau bisa juga dikatakan untuk penyusunan rencana kerja, yakni meliputi system kerja (perencanaan dan pengorganisasian), menentukan kebutuhan alat/tenaga kerja, dan menentukan kebutuhan biaya. Oleh lantaran itu, pembangunan fisik kebun dalam bentuk apapun belum bisa dilaksanakan sebelum pekerjaan bloking (salah satunya survei lahan) diselesaikan, kegiatan bloking areal ini pula bermanfaat bagi warga atau juga bisa dikatakan masyarakat pemilik lahan yng inclave ataupun penyerahan dalam menentukan kepemilikan masing-masing lahan sebelum diserahkan ke perusahaan. Pekerjaan bloking areal kedepannya selain mengukur blok-blok tanaman dalam satuan terkecil misalnya 25 Ha, 30 Ha ataupun penentuan blok yng sesuai yang dengannya kontur.
2. Survey Pendahuluan
  • Mempersiapkan Perlengkapan dan Peta Kerja berikut berita terkait areal yng akan di survey/dilacak batasnya.
  • Mempersiapkan peta kerja butuh di lakukan supaya pada tatkala pelaksanaan tak berlangsung overlaping areal lantaran akurasi berita yng tak tepat
  • Peta yng dipakai merupakan peta standard yng dikeluarkan oleh instansi yng berwenang misalnya : Dinas Kehutanan dan perkebunan; Badan Pertanahan Nasional; Peta RTRWK/RWP; Peta RBI dan lain sebagainya
a. Perlengkapan Survey antara lain :
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk merintis : parang
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengukuran : Kompas, Altimeter (mengukur ketinggian mdpl), GPS, Kamera, Pita ukur (meter gulung), peta dasar BPN (Ijin Tempat), peta kontur Bakosurtanal), Hard Cover, Kertas,Alat tulis, Cat (water resist), dll.
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk Pemasangan Patok : Kayu ukuran 10 x 10 x 200 cm, palu, cat putih, cat merah dan cat biru.
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembuatan peta : Komputer, Software GIS, Ploter,PC GPS
b. Menetapkan langkah-langkah teknis survey pelacakan batas
  • Dalam pelaksanaan Survey langkah langkah teknis butuh ditentukan supaya sistematika dan pelaporan hasil survey yng akan di ambil pada obyek survey punya BUKTI dan HISTORIS bagi atau bisa juga dikatakan untuk di dokumentasikan antara lain :
    • Koordinat titik rujukan (Geodetic, UTM/UPS/TM3)
    • Kode titik patok/pancang (merah, putih)
    • Kelerengan/Topografi
    • Jenis vegetasi
    • Jalan, Sungai dan Rawa (Bentang/Garis Alam)
    • Ketinggian tempat
    • Lain-Lain (Hutan Larangan, Kuburan, Pohon Sialang, dll)
c. Persiapan bentuk pelaporan hasil survey
  • Sistimatika pelaporan mengikuti standardisasi yng sudah ditentukan yang dengannya blanko/taly sheet yng sudah disediakan semisal :
    • Rencana kerja harian
    • Rencana Kerja Bulanan
    • Check List Survey Lahan Pembukaan meliputi :
      • Fit to Area
      • Lahan Pembukaan
      • Okupasi Tanaman Hortikultura
      • Okupasi Tanaman Perkebunan Intensif
      • Okupasi Tanaman Non Intensif
      • Okupasi Tanaman Kehutanan
B. SISTEMATIKA DAN TEKNIS PEKERJAAN
Pelaksanaan ploting dan bloking areal disesuaikan yang dengannya peta BPN, diawali dari penentuan titik ikat (koordinatnya) menjadi titik rujukan ciri alam/bentang alam yng tak gampang berganti lantaran situasi (misal cabang sungai, persimpangan jalan dsb), utamakan pada batas luar kebun, yang dengannya GPS.
Pada sepanjang batas luar/pringgan/border ataupun batas penanaman sesuai yang dengannya peta ijin tempat (BPN) dan peta yng sudah disiapkan dibuat jalur rintisan selebar 1,5 m lantas diukur dan setiap jarak 50 - 100 m dipasangi patok yng dicat merah.
Penandaan batas areal bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertama kalinya secara simbolis di laksanakan bersama-sama yang dengannya instansi terkait, tokoh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat dan tim survey yang dengannya mengambil titik digitasi koordinat Geodetic, ketinggian lereng, kondisi lain-lainnya yng sudah di tetapkan sesuai peta BPN oleh tim surveyor dicatat dan selanjutnya penanaman patok batas yng di lakukan oleh juru patok, penanggung jawab perusahaan ataupun yng mewakilinya, dan tokoh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat ataupun yng mewakilinya, bagi atau bisa juga dikatakan untuk selanjutnya melaksanakan bloking area keseluruhan sesuai rencana pembangunan kebun (Peta BPN).
  • Mengukur keliling areal kerja efektif (Bloking Border/Area)
  • Mengukur & memetak blok/bloking blok (U–S interval 250m x T-B 1000 m) 25 ha sesuai kondisi lahan
  • Memetakan jalan menjadi batas blok ( Main Road & Collection Road)
  • Memasang patok kayu di setiap sudut blok & penomoran blok
  • Memoles ciri dgn cat merah di sepanjang garis batas ukur blok dan cat putih pada perpotongan blok
  • Memetakan bentang alam ( dalam buku kerja )
  • Melaksanakan survey blok per blok, pedoman US-SU-TB-BT
  • Menyajikan seluruh batas-batas alam, jalan, susunan blok yng diukur dan luasnya dan nomor blok dalam gambar/peta
  • Mengukur blok per blok.
  • Memetakan hasil survey sesuai kaidah pemetaan.
  • Membuat Peta rancangan Desain Blok didasari data awal yng telah dikumpulkan
  1. Melakukan checking lapangan didasari Peta Rancangan Desain Blok bagi atau bisa juga dikatakan untuk memperoleh Desain Blok Definitif yang dengannya mengambil beberapa berita tambahan semisal : Mengambil Sampel Tanah, Mengambil Sampel air , Mengukur PH Tanah, Mengukur Titik Elevasi Lahan, Menentukan Titik Starting Point pada bentang alam, Vegetasi Lebih banyak didominasi
  2. Pembuatan Peta Desain Blok definitif yng adalah perbaikan dari Peta Rancangan Desain Blok didasari hasil checking lapangan
  3. Peta Desain Blok Definitif berfungsi menjadi peta kerja dan peta dasar bagi atau bisa juga dikatakan untuk kegiatan pengurusan lebih lanjut dalam rangka pelaksanaan Pembangunan perkebunan Kelapa Sawit.
  4. Peta Blok menjadi acuan dalam menentukan arah pembangunan, perawatan, pemanenan, dan infrastruktur.
C. KESELAMATAN KERJA
Pekerjaan survey dan bloking areal merupakan pekerjaan yng beresiko tinggi, dan rawan semisal hewan liar, alam yng masih asing dan iklim dan cuaca yng kadang tak bersahabat, dan Perlu berjalan dan menginap pada celah dan jalur naik turun lereng dalam garis lurus, maka alat-alat survey dan perlindungan dan keselamatan kerja Perlu Amat diperhatikan dan selalu dalam pengawasan.
D. MEKANISME 1. Menetapkan batas konsesi lahan
  • Membuat jalur-jalur rintisan arah U – S berjarak tiap 400 ataupun 500 m
  • Pemetaan skala detail calon areal perkebunan
  • Biasanya survey di lakukan oleh konsultan/balai penelitian
  • Kebutuhan juru ukur 2,5 HK/ha dan perintis 5 HK/ha
2 Penyusunan Tata ruang
Tata ruang disusun didasari hasil survey lahan semi detail yng mencakup :
  • Jaringan jalan lebih-lebih bagi atau bisa juga dikatakan untuk jalan penghubung keluar dan masuk tempat
  • Batas kebun dan batas kerja kontraktor
  • Tempat bibitan
  • Kondisi lahan : darat, rawa, bukit dan sungai (rencana outlet)
  • Rencana pembagian blok
  • Luas setiap blok 30 ha bagi atau bisa juga dikatakan untuk inti dan 40 ha bagi atau bisa juga dikatakan untuk plasma/KKPA
  • Penentuan Main Rod dan Colection Road
  • Rencana tempat pemukiman karyawan dan bangunan lain-lainnya
  • Rencana tempat pabrik dan kantor
  • Tempat quari material penimbunan dan pengerasan jalan
3. Rintis – Bloking
Pedoman dalam pembuatan blok dan jalan di areal datar :
  • Didasari peta rencana blok, di lakukan kegiatan rintis MR arah Timur – Barat dan CR arah Utara – Selatan yang dengannya mempergunakan theodolite
  • Jarak titik pancang antar MR merupakan 1.009 m dan antar CR merupakan 307 m
  • Lebar blok 300 m dan panjang 1.000 m
  • Lebar MR 9 m dan CR 7 m
  • Khusus bagi atau bisa juga dikatakan untuk areal berbukit di lakukan imas tumbang berlebi dahulu sebelum pembuatan jalan dan bloking. Bloking ditentukan didasari batas jalan dan luasnya tak Perlu 30 ha.
Analisa Estimasi Biaya Pengukuran Areal Kebun bisa di download disini
http://www.ziddu.com/download/10568136/AnalisaProjectTataBatas.pdf.htmlSumber: http://membangunkebunkelapasawit.webs.com/


Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2012/10/perencanaan-dan-bloking-kelapa-sawit.html.

Seputar Perencanaan Dan Bloking Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Perencanaan Dan Bloking Kelapa Sawit | Komoditas Kelapa Sawit