Peluang Usaha Budidaya Bawang Merah

- Juli 05, 2017

Peluang Usaha Budidaya Bawang Merah

 
Budidaya Bawang MerahBawang merah (Allium ascalonicum) adalah tanaman semusim yng tidak sedikit dibutuhkan dalam ke hidup-an sehari-hari. Kebutuhan bawang merah makin meningkat lantaran hampir seluruh masakan butuh komoditas rempah-rempah inii. Pada periode tahun 1986-1990, Indonesia adalah satu dari sekian banyaknya negara pengekspor bawang merah, namun kini negara kita menjadi pengimpor komoditas ini. Jumlah impornya gak tangung-taangung ribuan ton, malah di tahun 2013 ini harganya mampu melonjak hingga 70 ribu per kg lantaran kelangkaan pasokan akibat gagalnya panen petani serta permainan para importir nakal, menjadikan harga bawang dipermainkan serta membuat sulit rakyat kecil serta seluruh golongan.
Hal ini penyebabnya yaitu lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, semisal Brebes, Tegal, Nganjuk serta Cirebon mengalami degradasi hara. Daerah-daerah lain sebetulnya berpeluang cukup besar bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengembangan bawang merah, misalnya di lahan kering. Selama ini bawang merah lebih tidak sedikit dibudidayakan di lahan sawah serta jarang diusahakan di lahan kering/tegalan.Secara teknis, bawang merah bisa atau mampu menyesuaikan diri baik andai ditanam di dataran rendah, baik di lahan irigasi ataupun di lahan kering malah lahan berpasir sekalipun mampu tumbuh yang dengannya baik. Semisal di pantai pandasimo, yogyakarta.Yang dengannya demikian bawang merah memiliki prospek bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikembangkan di lahan kering. Yang akan di sajikan kali ini disampaikan syarat tumbuh serta teknik budidaya bawang merah di lahan kering.
1. Syarat Tumbuh
Bawang merah bisa tumbuh serta menyesuaikan diri yang dengannya baik di dataran rendah ataupun dataran tinggi sampai-sampai sekitar 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi demikian, produksi paling baik biasanya diperoleh di dataran rendah yng didukung oleh iklim yng ideal, meliputi : suhu udara berkisar 25 – 32 OC,, kondisi cuaca kering serta tempat terbuka yang dengannya penyinaran sekitar 75%. Persyaratan tanah bagi atau bisa juga dikatakan untuk bawang merah merupakan : subur, gembur, serta tidak sedikit memiliki kandungan bahan organik. Jenis tanah yng paling baik yakitu lempung berpasir ataupun lempung berdebu, pH tanah 5,5 – 6,5, serta drainase dan aerasi tanah baik. Andai kondisi tanah tidak lebih sesuai kita mampu mengkondisikanya sedemikian rupa, China yng iklimnya subtropis saja mampu menghasilkan bawang yng baik serta bisa atau mampu mengekspornya ke Indonesia, sesuatu yng Aneh kan.Negara Tropis impor produk holtikultura dari negeri sub tropis.2. Pengolahan Tanah– Pupuk sangkar disebarkan di lahan yang dengannya dosis 0,5-1 ton/ 1000 m2
– Diluku lantas digaru (biarkan + 1 minggu)
– Dibuat bedengan yang dengannya lebar 120 -180 cm
– Diantara bedengan pertanaman dibuat saluran air (canal) yang dengannya lebar 40-50 cm serta kedalaman 50 cm.– Andaikan pH tanah tidak lebih dari 5,6 diberi Dolomit/kapur pertanian dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan serta diaduk rata yang dengannya tanah lantas biarkan 2 minggu. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah serangan penyakit layu taburkan GLIO 100 gr (1 bungkus GLIO) dicampur 25-50 kg pupuk sangkar matang, diamkan 1 minggu lantas taburkan merata di atas bedengan.3. Pupuk Dasar
– Berikan pupuk : 2-4 kg Urea + 7-15 kg ZA + 15-25 kg SP-36 secara merata diatas bedengan serta diaduk rata yang dengannya tanah.
– Ataupun andai dipergunakan Pupuk Majemuk NPK (15-15-15) dosis ± 20 kg/ 1000 m2 dicampur rata yang dengannya tanah di bedengan.4. Pemilihan Bibit
Bawang merah akan tumbuh optimal yang dengannya tanah ber-pH 5.6 – 6.5, serta suhu 25-32 derajat C. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk itu, sebelum bibit ditanam sebaiknya tanah disiram berlebi dahulu, malah kalau butuh dibuat atap yang dengannya jarak yng cukup tinggi bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi bibit yng baru ditanam dari panas yng terlalu terik serta hujan.– Ukuran umbi bibit yng optimal merupakan 3-4 gram/umbi.– Umbi bibit yng baik yng sudah disimpan 2-3 bulan serta umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)– Umbi bibit Perlu sehat, ditandai yang dengannya bentuk umbi yng kompak (tak keropos), kulit umbi tak luka (tak terkelupas ataupun berkilau)– Ataupun kamu mampu menguunakan bibit dari biji yng telah terbukti bebas penyakit layu serta bersertifikat dari deptan. Menjadi solusi dari mahalnya bibit umbi bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan per hektarnya.1. Jarak Tanam– Pada Musim Kemarau, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung ataupun Bangkok– Pada Musim Hujan 20 x 15 cm varietas Tiron2. Tips Tanam– Umbi bibit direndam dulu dalam larutan NASA + air ( dosis 1 tutup/lt air )– Taburkan GLIO secara merata pada umbi bibit yng sudah direndam NASA– Simpen selama 2 hari sebelum tanam– Pada tatkala tanam, seluruh bagian umbi bibit yng sudah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan tanah. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.Melakukan PemupukanUntuk media tanam pada lahan kering ataupun tegalan, pupuk yng dibutuhkan merupakan pupuk dasar serta pupuk susulan. Pupuk dasar yakni pupk sangkar mampu sapi ataupun kambing 15-20 ton/ha ataupun kotoran ayam 5-6 ton/ha ataupun kompos 2,5 ton/ha. Pupuk buatan pula dibutuhkan TSP 150-200 kg/hektar. tatacara memberikan pupuk dasar merupakan yang dengannya menyebar serta mengdauk rata yang dengannya tanah 1-3 hari sebelum tanam. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pupuk susulan berupa urea 150kg/ha, Za 300 kg/ha, serta KCL 150/ha.pemupukan susulan yng pertama di lakukan pada umur 10-15 hari sesudah tanam serta pemupukan susulan kedua yakni pada umur 1 bulan sesudah tanam yang dengannya seperdua dosis.Penyiraman serta Penyiangan.Bawang merah adalah tanaman yng memerlukan tidak sedikit air namun tak tahan genangan/kondisi becek. Penyiraman sebaiknya di lakukan mempergunakan gembor. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk tanaman berumur 0 -10 hari, penyiraman di lakukan 2 (dua) kali yaitu pagi serta sore hari, sedangkan seusai umur yang telah di sebutkan penyiraman cukup di lakukan sekali sehari (sebaiknya di lakukan pada pagi hari. Tips penyiraman lain-lainnya yaitu tatacara ”leb” (memasukkan air ke bedengan sampai-sampai merata) dipakai di lahan persawahan, bagi atau bisa juga dikatakan untuk lahan kering tetap yang dengannya gembor ataupun selang. Andaikan dipakai tatacara ini (”leb”), sebaiknya di lakukan sesudah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara ”leb” bisa di lakukan setiap 3 -4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya di lakukan 2 kali yaitu pada tatkala tanaman berumur 10 -15 hari serta 28 – 35 hari (sebelum pemupukan susulan). Penyiangan di lakukan yang dengannya mencabut gulma di sekeliling tanaman.Pengendalian Hama serta Penyakit. Hama-hama penting pada budidaya bawang merah dan tatacara pengendaliannya merupakan menjadi berikut.
  • Ulat daun bawang (Spodoptera exiqua). Gejala serangan : pada daun yng terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini lantaran ulat menggerek daun serta masuk ke dalamnya menjadikan merusak jaringan daun sebelah dalam menjadikan kadang-kadang daun terkulai. Tips pengendalian : rotasi tanaman, waktu tanam serempak, ataupun yang dengannya pengendalian secara kimiawi yakni mempergunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, ataupun Bayrusil 35 EC.
  • Trips (Trips tabaci Lind.). Gejala serangan : terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yng diserang, yng akhirnya daun menjadi kering. Serangan umumnya berlangsung pada musim kemarau. Tips pengendalian : mengatur waktu tanam yng tepat, ataupun secara kimiawi yaitu yang dengannya penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, ataupun Bayrusil 35 EC.
  • Ulat tanah (Agrotis epsilon). Pengendalian di lakukan secara manual yaitu yang dengannya mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman dan melindungi kebersihan areal pertanaman.
  • Penyakit bercak ungu ataupun trotol (Alternaria porri). Gejala serangan : pada daun yng terserang (biasanya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan serta agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan serta bertepung hitam. Serangan biasanya berlangsung pada musim hujan. Tips pengendalian : rotasi tanaman, melakukan penyemprotan sesudah hujan yang dengannya air bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi spora yng menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi di lakukan yang dengannya penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, ataupun Difolatan 4 F.
  • Nematoda akar (Ditylenchus dispaci). Gejala seranga : tanaman kerdil serta tidk bisa atau mampu membentuk umbi. Tips pengendalian : pemberian Furadan 3G sebanyk 20-80 kg per hektar.
PANEN DAN PASCA PANENPanen di lakukan andaikan tanaman sudah berumur 65-75 hari sesudah tanam. Tanaman yng sudah siap dipanen mempunyai ciri-ciri :
  • Tanaman sudah cukup tua, yang dengannya hampir 60-90% batang sudah lemas serta daun menguning
  • Umbi lapis terlihat padat berisi serta sebagian tersembul di permukaan tanah
  • Warna kulit umbi mengkilat ataupun memerah
  • Panen di lakukan yang dengannya tatacara mencabut tanaman bersama daunnya serta diusahakan supaya tanah yng menempel pada umbi dibersihkan. Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan, lantas diikat (1-1,5 kg/ikat)
  • Umbi yng sudah diikat dijemur yang dengannya posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari). Sesudah daun kering, ikatan diperbesar yang dengannya menyatukan 3-4 ikatan kecil mempergunakan tali bambu. Selanjutnya ikatan dijemur kembali yang dengannya posisi umbi di atas (selama 2-3 hari),
  • Bila umbi sudah kering, umbi siap disimpan di gudang ataupun di para-para.ataupun di lakukan pengasapan supaya tak gampang busuk serta tahan lama.


Sumber rujukan dan gambar : http://petanimodalkecil.blogspot.com/2016/10/bududaya-bawang-merah.html.

Seputar Peluang Usaha Budidaya Bawang Merah

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Peluang Usaha Budidaya Bawang Merah