Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak
Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak | Referensi terbaru di 2017 via web Kelapa Sawit. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Kelapa Sawit. Artikel ini di beri judul Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak. Konten ini untuk anda pembaca setia https://kelapasawit7.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Kelapa Sawit dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Kelapa Sawit di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak di bawah ini dari situs web Kelapa Sawit.
Ekspansi perkebunan kelapa sawit di daerah hutan yng tak seharusnya dijadikan lahan perkebunan makin susah terbendung. Lahan gambut yng mempunyai fungsi Amat penting untuk melindungi keseimbangan ekosistem, tidak luput dari ulah tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Lebih dari 62.000 hektare lahan gambut tripa di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, sekitar 40.000 hektare kini berganti menjadi perkebunan kelapa sawit. Di sedang besarnya ancaman bencana, mata publik Perlu diperlihatkan kepada fakta bahwasanya bahaya kerusakan lahan gambut akan Amat merugikan lantaran itu, taklah tepat andai perkebunan kelapa sawit dibiarkan beroperasi di lahan gambut.
Hal yang telah di sebutkan dikemukakan oleh Adji Darsoyo, selaku Communication & Fundraising Coordinator PAN Eco – Yayasan Ekosistem Lestari kepada MedanBisnis. Menurutnya, tatkala ini berlangsung ancaman yng Amat besar terhadap keberadaan lahan gambut khususnya yng berada di Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Dikatakannya, kerusakan hutan rawa tripa yng adalah lahan gambut telah Amat parah. Dari total luasan lahan gambut yng mencapai lebih dari 62.000 hektare, tidak tidak lebih dari 40.000 hektarenya telah berganti menjadi areal perkebunan kelapa sawit yng beroperasi sejak tahun 1990-an yng mana setiap perusahaan mempunyai konsesi puluhan ribu hektare.
“Mengubah lahan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit akan sangat mengancam keseimbangan ekosistem. Akan sangat banyak kerugian yang harus ditanggung jika lahan gambut itu rusak,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, kerusakan lahan gambut tripa penyebabnya yaitu oleh beroperasinya 5 perusahaan besar yng menyulapnya menjadi perkebunan kelapa sawit. Padahal, lahan gambut adalah suatu daerah yng berfungsi menjadi pelindung dari terjadinya bencana tsunami, tempat asal ribuan satwa langka serta dilindungi, daerah resapan air yng mengatur ketersediaan sumber air sekitar.
Di sisi lain, lahan gambut pula adalah daerah yng andai terbakar akan Amat susah untuk dipadamkan. “Dampak dari keberadaan perkebunan kelapa sawit hingga sekarang sudah dirasakan oleh masyarakat, dengan terjadinya banjir yang sebelum adanya perkebunan tidak pernah terjadi,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, sampai-sampai kini, tingkat deforestasi ataupun berkurangnya fungsi gambut di daerah yang telah di sebutkan telah mencapai 70%. Yang dengannya demikian menuntut tindakan yng cepat untuk menghentikan perusakan lahan gambut supaya tak berganti menjadi perkebunan kelapa sawit.
“Lahan gambut ini juga sebagai buffer atau pelindung dari masuknya gelombang tsunami ke darat, berdasarkan peta satelit, di salah satu kawasan yang sudah menjadi perkebunan kelapa sawit dan perusahaannya membuat kanal ke laut, ternyata saat terjadi tsunami tahun 2004 lalu, gelombang tsunami sangat jauh masuk ke daratan, pintunya dari kanal yang dibuat oleh perusahaan tersebut,” ujarnya.
Sebetulnya, lanjut Adji, Kabupaten Nagan Raya adalah satu dari sekian banyaknya daerah yng ditetapkan oleh pemerintah terdahulu menjadi daerah transmigrasi. Warga atau juga bisa dikatakan masyarakat transmigran menjadikan lahan gambut menjadi tempat untuk mencari penghidupan. Hasil hutan serta laut yng diperoleh contohnya rotan, ikan lokan (lele raksasa), madu hutan serta lain-lainnya. Akan tetapi seiring beroperasinya perkebunan kelapa sawit di lahan gambut, menjadikan pendapatan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat menurun lantaran tak mampu mendapatkan hasil dari hutan rawa gambut lagi. “Bahkan di saat hujan sebentar saja langsung kebanjiran,” ujarnya.
Sebagian warga atau juga bisa dikatakan masyarakat yng melihat potensi perkebunan, lantas terdorong untuk ikut bekerja di perkebunan kelapa sawit ataupun mengawali menanamnya di depan rumahnya. Menurutnya, andai hal yang telah di sebutkan dibiarkan tanpa adanya perhatian supaya menjaga lahan gambut, maka dalam waktu yng tak lama lahan gambut akan makin habis. Yang dengannya demikian Perlu warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Perlu ditunjukkan kepada fakta bahwasanya andai lahan gambut dirusak serta dialihkan fungsinya menjadi perkebunan kelapa sawit maka akan Amat tidak sedikit kerugian yng akan dialami oleh warga atau juga bisa dikatakan masyarakat.
Begitu pula Perlu ditunjukkan bahwasanya perkebunan kelapa sawit mampu akan jauh lebih baik andai ditanam di darat serta bukannya di lahan gambut.
Ia menerangkan, untuk itu, pihaknya lantas membuat proyek percontohan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yng tak mempergunakan lahan gambut melainkan mempergunakan serta memanfaatkan lahan tidur serta memberdayakan petani. Maka lantas dipilihlah lahan tidur yng berdekatan di rawa tripa, tepatnya di Desa Lamie serta Dusun Gagak Kabupaten Nagan Raya yang dengannya total areal mencapai 100 hektare. “Secara rincinya di Lamie seluas 67 hektare dan Dusun Gagak 23 hektare, lahan tersebut dibagi dalam 71 kavling yag dikelola oleh 60 petani, 48 orang petani di Lamie dan 12 orang di Gagak,” ujarnya.
Tujuan utama dari proyek percontohan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan yang telah di sebutkan tak lain merupakan menunjukan kepada publik bahwasanya tak seharusnya kelapa sawit ditanam di lahan gambut. Selain itu bahwasanya lahan gambut akan Amat berguna andai dibiarkan sesuai yang dengannya fungsinya. Yang dengannya demikian lahan gambut tripa mampu bebas dari ancaman perkebunan kelapa sawit serta warga atau juga bisa dikatakan masyarakat mampu lebih mempergunakan serta memanfaatkan lahan tidur yng selama ini tak dimanfaatkan.
Menurutnya, pihaknya menjumpai bahwasanya di luar perusahaan yng merubah lahan gambut menjadi perkebunan kelapa sawit pula ada sekelompok warga atau juga bisa dikatakan masyarakat yng ingin mengusahakan kelapa sawit. Akan tetapi dorongan yang telah di sebutkan utamanya penyebabnya yaitu lantaran tak mampu mempergunakan serta memanfaatkan lahan tidur yng dimilikinya sementara keinginan untuk menaikan pendapatan pula tak barangkali dihindari. “Intinya adalah, jika memang menghendaki perkebunan kelapa sawit silakan tapi tidak di lahan gambut,” ungkapnya.
Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2013/03/lahan-gambut-bukan-untuk-kebun-sawit.html.
Seputar Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak
Terima kasih telah membaca Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak. Semoga pos dari situs web Kelapa Sawit berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Kelapa Sawit. Silakan berbagi ulasan Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Kelapa Sawit melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Kelapa Sawit untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Kelapa Sawit di bawah. Demikan dan sekian tentang Lahan Gambut Untuk Kelapa Sawit Apakah Layak. Dan Assalamualaikum pembaca Kelapa Sawit.