Indonesia Bawa Komoditas Perkebunan Sawit Masuk Apec

- Juli 16, 2017

Indonesia Bawa Komoditas Perkebunan Sawit Masuk Apec

 
Metrotvnews.com, Surabaya: Indonesia terus memperjuangkan komoditas perkebunan berupa sawit yng selama ini tertinggal laju perdagangannya di dunia internasional dalam forum SOM II "Asia Pacific Economic Cooperation" (APEC) yng digelar di Surabaya pada 7-19 April 2113.
Direktur Kerja Percis APEC serta Organisasi Internasional lain-lainnya serta Direktur Jenderal Kerja Percis Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Deny W Kusuma, Senin, mengujarkan Indonesia terus mencoba memasukkan dimensi ekonomi berkeadilan dalam kebijakan yng akan diterapkan tempat Ekonomi (APEC).
"Dalam pertemuan APEC di Surabaya ini, selain mengangkat misi Bogor goal yang menekankan pada liberalisasi dan fasilitas perdagangan, Indonesia juga akan menekankan pada beberapa sektor yang tertinggal laju pertumbuhannya dari sektor yang unggul, di antaranya sektor perkebunan dan kehutanan," ujarnya.
Pendapat dari dia, sejauh ini beberapa Negara masih menerapkan tarif yng cukup tinggi bagi atau bisa juga dikatakan untuk aneka macam komoditas hasil hutan serta perkebunan salah satunya sawit. Malah, tidak sedikit pula negara yng memperlakukan standar mutu yangs angat tinggi, menjadikan ekspor Indonesia bagi atau bisa juga dikatakan untuk jenis komoditas yang telah di sebutkan Amat kecil lantaran banyaknya hambatan.
Ia mencontohkan komoditas sawit yng selama ini tarif yng diberlakukan masih Amat tinggi. Malah China tarifnya mencapai 9 %, Amerika Latin mencapai lebih dari 6 % serta di beberapa negara Asian menerapkan sekitar 11 %.
"Padahal potensi sawit untuk mengisi kebutuhan minyak nabati dunia cukup tinggi," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, tatkala ini lahan sawit di seluruh dunia mencapai sekitar 4,7 juta hektare. Dari luas lahan yang telah di sebutkan, produksinya mencapai 38 juta ton per tahun.
"Indonesia adalah penghasil sawit terbesar dunia. Sementara kompetitor terdekatnya, misalkan jagung lahannya di seluruh dunia sudah diatas 4,7 juta, bahkan gandum lahannya mendekati 20 juta hektare sedangkan produksinya masih belasan juta ton per tahun," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, pihaknya melihat ada semacam ketakutan negara-negara penghasil komoditas kompetitor sawit terdekat, semisal jagung, kedelai, gandum, tebu serta jarak yng didominasi oleh negara-negara maju semisal Amerika, Eropa, Brazil serta Kanada.
"Jadi tidak mengherankan jika selama ini sawit berupaya disisihkan dan dihancurkan lewat isu lingkungan," ujarnya.
Ditanya soal tanggapan peserta APEC terhadap isu yng dihembuskan Indonesia yang telah di sebutkan, ia mengujarkan memanglah masih belum menunjukan hasil positif.
Tatkala ini, yng disetujui bagi atau bisa juga dikatakan untuk isu yang telah di sebutkan merupakan yang dengannya melakukan dialog kebijakan pada SOM III di Medan pada Juni mendatang. Dari dialog yang telah di sebutkan akan disarikan kesimpulannya yng akan diangkat dalam pertemuan ke-9 "Ministerial Conference" (MC9) antarmenteri di Bali pada Oktober mendatang yng lantas akan diangkat pada pemaparan antarpemimpin negara anggota APEC.
"Tapi intinya, tahun ini kami berupaya mengejarnya. Ini adalah peluang untuk memasukkan isu tersebut untuk melengkapi dalam kebijakan yang akan diambil oleh negara anggota APEC," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwasanya merubah tatacara pandang itu butuh waktu bagi atau bisa juga dikatakan untuk berhasil, makanya pihaknya akan terus berjualan. "Kami sedang merencanakan untuk membuat proposal yang cukup bagus pada SOM III di Medan agar bisa diterima oleh anggota," ujarnya.
Beberapa pakar akan dicari guna merumuskan proposal yng akan membahas wacana perkembangan ekonomi, perdagangan serta investasi yng berkeadilan, minimal akan ada lima pakar yng akan membidanginya. (Antara)

Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2013/04/indonesia-bawa-komoditas-perkebunan.html.

Seputar Indonesia Bawa Komoditas Perkebunan Sawit Masuk Apec

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Indonesia Bawa Komoditas Perkebunan Sawit Masuk Apec