Untung Besar Dari Bisnis Bertanam Cabai

- September 04, 2017

Untung Besar Dari Bisnis Bertanam Cabai

 

A. Prospek Menguntungkan Bisnis Cabai

untung besar bisnis cabaiPermintaan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat terhadap cabai selalu meningkat per tahunnya. Selain bagi atau bisa juga dikatakan untuk kebutuhan umum, cabai umumnya dipakai menjadi bahan baku industri saus, bumbu siap saji, serta bahan dasar bumbu pelengkap mi instan ataupun olahan pangan lain-lainnya. Ironisnya, tingginya permintaan cabai belum bisa diimbangi oleh produksi cabai nasional, khususnya menjelang hari raya keagamaan. Kondisi ini umumnya memicu harga cabai naik. Malah bagi atau bisa juga dikatakan untuk saat-saat tertentu, semisal pada Januari 2011, harga cabai di tingkat petani mencapai Rp50.000—Rp60.000/kg. Sementara itu, harga cabai di tingkat konsumen bisa mencapai Rp100.000/kg. Hal ini tentu membuka kesempatan yng cukup besar bagi atau bisa juga dikatakan untuk “melirik” bisnis agrobisnis cabai.

B. Persiapan Perlengkapan

  1. Siapkan benih cabai hibrida bersertifikat serta sesuai yang dengannya kondisi agroklimat setempat sebanyk 130—150 gram/hektare.
  2. Siapkan 10 ton kompos ataupun pupuk sangkar serta 2 ton kapur pertanian bagi atau bisa juga dikatakan untuk luas lahan satu hektare.
  3. Siapkan pupuk urea, SP-36, KCl, serta ZA masing-masing sebanyk 300 kg, 200 kg, 250 kg, serta 200 kg bagi atau bisa juga dikatakan untuk luas lahan satu hektare. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pupuk susulan, siapkan pupuk NPK sebanyk 400 kg/ha, pupuk daun makro 5 kg/ha, serta pupuk daun mikro 5 liter/ha.
  4. Siapkan alat pertanian semisal cangkul, garu, kored, ember, serta gembor.
  5. Siapkan alat panen berupa keranjang panen, timbangan, pisau, serta tali rafia.

C. Penyemaian Benih

  1. Lakukan penyemaian benih tiga minggu sebelum jadwal pemindahan ke lahan.
  2. Rendam benih di dalam air Anget selama 6 jam bagi atau bisa juga dikatakan untuk memecah dormansi benih. Tiriskan benih serta bungkus mempergunakan kain lembap. Diamkan selama tidak lebih lebih 18 jam.
  3. Sementara benih direndam, siapkan media semai. Media berupa campuran tanah yng subur serta pupuk sangkar yang dengannya perbandingan 2 : 1.
  4. Masukkan media ke dalam tempat penyemaian, semisal polibag, tray, gelas plastik, ataupun nampan plastik.
  5. Tanam benih di lubang tanam. Satu lubang diisi oleh satu benih.
  6. Siram permukaan media yng sudah ditanami benih mempergunakan hand sprayer ataupun gembor yang dengannya ukuran lubang semprot yng halus supaya benih tak berantakan.
  7. Tutup permukaan media mempergunakan daun pisang, karung, ataupun plastik hitam selama 3—5 hari bagi atau bisa juga dikatakan untuk melindungi kelembapan media sampai-sampai benih berkecambah.
  8. Sesudah penutup dibuka, lakukan penyiraman rutin sehari-hari.
  9. Segera cabut serta pisahkan bibit yng mengalami penyakit rebah semai (dumping off) supaya tak menular ke bibit yng lain. Andai serangan cukup parah, lakukan penyemprotan mempergunakan Benlate ataupun Delsene yang dengannya dosis 1/2 dari yng dianjurkan di dalam kemasan.
  10. Lakukan hardening ataupun uji ketahanan bibit yang dengannya tatacara membuka sungkup menjelang pemindahan bibit ke lahan supaya bibit terpapar sinar matahari secara langsung.
  11. Panen bibit seusai berumur 21—30 hari ditandai yang dengannya jumlah daun sebanyk 4—5 helai.
  12. Pilih bibit yng sehat serta tumbuh normal bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipindahkan ke lahan.

D. Persiapan Lahan

bertanam cabai
  1. Pilih lahan yang dengannya tipe tanah gembur, subur, serta memiliki kandungan tidak sedikit zat organik.
  2. Usahakan cabai ditanam di lahan yang dengannya ketinggian 100—1.000 meter dpl.
  3. Lakukan pembersihan lahan dari gulma serta sisa pertanaman sebelumnya.
  4. Andaikan pH tanah tidak lebih dari 5,5—6,8, taburkan kapur pertanian yang dengannya dosis minimum 2 ton/ha.
  5. Cangkul ataupun bajak lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggemburkan serta membalikkan tanah.
  6. Buat bedengan yang dengannya tinggi 15—20 cm, lebar 110 cm, serta panjang sesuai kondisi lahan. Setiap bedengan dijauhkan oleh selokan berukuran 50 cm.
  7. Taburkan pupuk sangkar secukupnya di atas bedengan.
  8. Campurkan pupuk sesuai dosis serta taburkan di atas bedengan.
  9. Ratakan pupuk yng sudah ditaburkan supaya tercampur sempurna. Cangkul selokan yng berada di kiri serta kanan bedengan, menjadikan tinggi bedengan menjadi 30—40 cm dari permukaan tanah.
  10. Ratakan tanah di atas bedengan serta pasang mulsa plastik hitam perak.
  11. Buat lubang tanam mempergunakan kaleng bekas berdiameter 6—10 cm. Jarak tanam antarbaris 70 cm serta dalam baris 50—60 cm. Pengertiannya, jumlah populasi tanaman sebanyk 16.000—17.000 per hektare.
  12. Lakukan pengairan yang dengannya system penggenangan selokan (leb) bagi atau bisa juga dikatakan untuk melembapkan tanah sebelum proses penanaman.
  13. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari genangan air tatkala musim hujan, pastikan drainase terjaga yang dengannya baik serta buat bedengan lebih tinggi dari sebelumnya. Sementara itu, pastikan irigasi berjalan yang dengannya baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengairi lahan pada musim kemarau.

E. Penanaman serta Pemeliharaan

  1. Lakukan penanaman pada pagi hari. Hindari penanaman pada siang hari bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari risiko bibit menjadi stres, layu, serta mati. Andaikan penanaman tak selesai pada pagi hari, sebaiknya lanjutkan pada sore harinya.
  2. Buat lubang tanam yang dengannya menugal mempergunakan batang kayu berdiameter 6—10 cm.
  3. Lepaskan bibit dari tempat penyemaian secara hatihati. Perakaran bibit tak boleh terganggu, usahakan media tanam tak rusak ataupun pecah.
  4. Masukkan bibit ke dalam lubang tanam secara hati-hati. Usahakan tak ada rongga antara ujung media semai yang dengannya permukaan tanah di lubang tanam.
  5. Timbun lubang tanam yang telah di sebutkan yang dengannya tanah sampai-sampai ketinggian 2—3 cm di bawah daun. Usahakan daun tak menyentuh permukaan mulsa.
  6. Siram air di area sekitar bibit bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi stres bibit serta mempercepat proses adaptasi. Lakukan penyiraman secara rutin yang dengannya tatacara menyiram satu per satu ataupun mempergunakan system penggenangan selokan (leb).
  7. Lakukan pengamatan pertumbuhan bibit secara rutin. Andai ada bibit mati, segera lakukan penyulaman supaya pertumbuhan bibit tetap seragam.
  8. Pada umur 8—20 HST, lakukan pewiwilan tunas samping bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk tajuk yng sempurna. Pewiwilan di lakukan sebanyk 2—3 kali sampai-sampai terbentuk percabangan utama.
  9. Pasang ajir sedini barangkali ataupun maksimum tiga minggu seusai tanam. Pengajiran yng terlambat akan merusak akar tanaman.
  10. Pada umur 10—15 HST, lakukan pemupukan kocoran yang dengannya melarutkan NPK sebanyk 5 gram per liter air. Masing-masing tanaman diberi 200 ml larutan kocoran ataupun setara yang dengannya satu gelas plastik. Siram pupuk di lubang tanam. Usahakan daun tak di kenai pupuk yang telah di sebutkan.
  11. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk menunjang fase generatif, lakukan pemupukan susulan yang dengannya dosis 50—100 kg/ha sebanyk dua kali pada umur 55—60 HST serta 90—95 HST. Pemupukan bisa di lakukan yang dengannya tatacara membuat lubang di sekeliling lubang tanam.
  12. Andaikan pertumbuhan tanaman tidak lebih maksimal, semprotkan pupuk daun mikro menjelang berbunga sebanyk tiga kali yang dengannya interval 10—14 hari. Pupuk daun mikro diberikan sesuai dosis anjuran di label kemasan.
  13. Pada tatkala tajuk tumbuh optimal, lakukan pewiwilan daun tua yng berada di bawah cabang utama.
  14. Jaga sanitasi lahan yang dengannya tatacara membersihkan gulma, hama, serta tanaman yng terserang penyakit.
  15. Lakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman, kondisi lingkungan, dan serangan hama serta penyakit secara rutin.
  16. Lakukan pengendalian secara manual andaikan terlihat ada serangan hama serta penyakit. Andai serangan telah parah, lakukan penyemprotan pestisida sesuai yang dengannya anjuran di label kemasannya.

F. Panen serta Pascapanen

cara menanam cabai
  1. Umur panen cabai bervariasi, bergantung pada varietas yng dipakai serta ketinggian lahan. Biasanya, cabai yng ditanam di dataran rendah akan lebih cepat panen10 hari dibandingkan yang dengannya cabai yng ditanam di dataran tinggi. Umur panen rata-rata cabai sekitar 80—120 HST (hari seusai tanam).
  2. Panen cabai di lakukan yang dengannya tatacara memetik buah serta tangkainya. Tatacaranya, pegang tangkai buah, lantas tarik ke atas sampai-sampai tangkai terlepas dari cabang. Hindari menarik ke bawah lantaran bisa merusak cabang produktif tanaman.
  3. Kumpulkan hasil panen di dalam karung ataupun keranjang panen.
  4. Bersihkan serta sortasi cabai. Pisahkan cabai yng busuk serta terserang penyakit supaya tak menular ke cabai lain-lainnya.
  5. Andaikan panen di lakukan seusai hujan, kering anginkan berlebi dahulu supaya tak memicu kebusukan buah.
  6. Kemas cabai mempergunakan boks plastik, karung, kardus, ataupun karung jaring.

G. Kendala serta Solusi


Kendala Solusi
Fluktuasi harga cabai - Adanya pembagian wilayah penanaman di pusat produksi cabai, menjadikan panen raya tak terlalu melimpah.
- Biasakan penggunaan cabai olahan semisal cabai kering, cabai bubuk, serta bumbu cabai, menjadikan bisa mengimbangi penggunaan cabai segar.
Ketersediaan air yng tidak lebih Pastikan lahan mempunyai sumber air yng cukup sebelum menanam. Andai terpaksa, buat saluran irigasi baru bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengalirkan air ke lahan.
Pencurian serta penjarahan - Jaga lahan yang dengannya baik.
- Rekrut tenaga kerja dari warga sekitar serta berikan upah yng sesuai yang dengannya UMR.
- Turut dan dalam aksi sosial dalam warga atau juga bisa dikatakan masyarakat.
Kerusakan tatkala panen serta
pascapanen
- Pastikan pasar yng akan dituju.
- Sortir cabai sesuai kualitas serta pisahkan cabai yng busuk.
- Kemas yang dengannya baik supaya sirkulasi udara tetap baik selama perjalanan (distribusi).

H. Analisis Bisnis

a. Asumsi

1. Lahan yng dipakai seluas 10.000 m² yang dengannya system sewa Rp700.000/bulan.
2. Periode perhitungan analisis bisnis usaha cabai di lakukan setiap enam bulan.
3. Jumlah cabai terjual selama satu periode 13.000 kg yang dengannya harga jual Rp6.500/kg.

b. Perhitungan Biaya

— Biaya Investasi
Komponen Satuan Harga (Rp) Jumlah (Rp)
Alat pertanian 4 set 200.000 800.000
Ember plastik 10 buah 20.000 200.000
Timbangan 2 buah 80.000 160.000
Boks panen 8 buah 100.000 800.000
Gembor 8 buah 75.000 600.000
Sprayer 2 buah 350.000 700.000
Total Biaya Investasi 3.260.000

— Biaya Tetap
Uraian Masa Pakai Harga (Rp) Penyusutan (Rp) Total Biaya (Rp)
Sewa lahan 10.000 m2 6 bulan 700.000 4.200.000
Penyusutan alat pertanian 36 bulan 800.000 6/36 x 200.000 133.333
Penyusutan ember plastik 24 bulan 200.000 6/24 x 200.000 50.000
Penyusutan timbangan 36 bulan 160.000 6/36 x 160.000 26.667
Penyusutan boks panen 36 bulan 800.000 6/36 x 800.000 133.333
Penyusutan gembor 24 bulan 600.000 6/24 x 600.000 150.000
Penyusutan sprayer 60 bulan 700.000 6/60 x 700.000 70.000
Total Biaya Tetap 4.763.333

— Biaya Variabel
Uraian Satuan Harga (Rp) Total Biaya (Rp)
Benih 20 pak 85.000 1.700.000
Pupuk sangkar 10.000 kg 300 3.000.000
Pupuk urea 300 kg 1.400 420.000
Pupuk SP-36 200 kg 1.900 380.000
Pupuk ZA 200 kg 1.200 240.000
Pupuk KCl 250 kg 1.800 450.000
Pupuk susulan NPK mutiara 400 kg 8.000 3.200.000
Pupuk daun makro 5 kg 30.000 150.000
Pupuk daun mikro 5 kg 30.000 150.000
Kapur pertanian 2.000 kg 300 600.000
Insektisida 25 liter 150.000 3.750.000
Fungisida 25 liter 70.000 1.750.000
Tali rafia 10 rol 5.000 50.000
Ajir 17.000 batang 150 2.550.000
Sungkup plastik 75 meter 3.000 225.000
Polibag 15 kg 30.000 450.000
Mulsa plastik 11 rol 350.000 3.850.000
Tenaga kerja persemaian 60 HKW 15.000 900.000
Tenaga kerja pengolahan lahan 175 HKP 20.000 3.500.000
Tenaga kerja penanaman 50 HKW 15.000 750.000
Tenaga kerja pemeliharaan 250 HKP 20.000 5.000.000
Tenaga kerja pemeliharaan 200 HKW 15.000 3.000.000
Tenaga kerja panen serta pascapanen 50 HKP 20.000 1.000.000
Tenaga kerja panen serta pascapanen 100 HKW 15.000 1.500.000
Total Biaya Tak Tetap 38.565.000

Keterangan : HKW = Hari Kerja Wanita (6 jam sehari)
HKP = Hari Kerja Lelaki (8 jam sehari)
— Total Biaya Operasional per Periode
Total biaya operasional = Total biaya tetap + total biaya variabel
= Rp4.763.333+ Rp38.565.000
= Rp43.328.333

c. Pendapatan serta Keuntungan

— Pendapatan per Periode
Pendapatan = Jumlah cabai terjual x harga cabai
= 13.000 kg x Rp6.500/kg
= Rp84.500.000
— Keuntungan per Periode
Keuntungan = Pendapatan – Total biaya operasional
= Rp84.500.000 – Rp43.328.333
= Rp41.171.667

d. Kelayakan Bisnis

— R/C Rasio
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasioanal
= Rp84.500.000 : Rp43.328.333
= 1,95
R/C lebih dari satu pengertiannya bisnis budi daya cabai layak dijalankan. R/C 1,95 pengertiannya setiap penambahan modal sebesar Rp1 akan memberikan pendapatan sebesar Rp1,95.
— Pay Back Period
Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp3.260.000: Rp41.171.667) x 1 bulan
= 0,08 bulan
Pengertiannya, titik balik modal bisnis budi daya cabai bisa dicapai tidak lebih dari satu bulan (0,08 bulan).

Sumber rujukan dan gambar : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/untung-besar-dari-bisnis-bertanam-cabai.html.

Seputar Untung Besar Dari Bisnis Bertanam Cabai

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Untung Besar Dari Bisnis Bertanam Cabai