Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan
Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan | Referensi terbaru di 2017 via web Kelapa Sawit. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Kelapa Sawit. Artikel ini di beri judul Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan. Konten ini untuk anda pembaca setia https://kelapasawit7.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Kelapa Sawit dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Kelapa Sawit di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan di bawah ini dari situs web Kelapa Sawit.
Sektor perbankan sepertinya masih alergi bagi atau bisa juga dikatakan untuk perkebunan. Hal ini terlihat dari realiasi program revatilisasi perkebunan yng tak mencapai target. Selain itu,penyaluran kredit pada tiga sektor komoditi pula tak merata. Cuma komoditi kelapa sawit yng 100% realisasinya terlaksana.
Direktorat Jendral (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat dari rencana pembiayaan 17 bank pelaksana yang dengannya target pembiayaan sebesar Rp 5,55 triliun. Realisasinya sepanjang tahun 2014 sebesar Rp 4,9 triliun yng di lakukan oleh 9 Bank.
Tiga komoditas yng mendapatkan persetujuan pembiayaan dalam program revitalisasi perkebunan merupakan kelapa sawit, karet serta kakao. Kelapa sawit masih menjadi primadona bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengucuran kredit perbankan. Hal ini terlihat dari realisasi luasan revitalisasi yng melewati target.
Rinciannya, target revitalisasi perkebunan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kelapa sawit seluas 223.996 hektar (ha). Realisasinya melebihi target yaitu seluas 232.102 ha.
Dua komoditas lain realisasinya begitu rendah lantaran dibawah 15% dari target. Kakao misalnya dari target 13.173 ha cuma tercapai 1.869 ha. Pengertiannya, realisasi cuma sekitar 14,1% dari target. Paling parah karet yaitu dari target 119.008 ha cuma tercapai 11.124 ha ataupun sekitar 9,3%.
Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementan mengujarkan, tingginya realisasi kredit kelapa sawit didorong tiga faktor. Pertama, kepemilikan kelapa sawit tatkala ini sebanyk 51% yaitu perusahaan. Sisanya 49% berasal dari petani rakyat yng rata-rata dianggap bankable.
“Petani kelapa sawit mendapatkan kredit karena terafilisasi dengan perusahaan. Perusahaan menjadi penjamin dari penyaluran kredit,” kata Gamal akhir pekan lantas.
Dalam catatan Dirjen Perkebunan Kementan dari realisasi penyaluran kredit Rp 4,9 triliun sebanyk Rp 4,5 triliun mengalir ke kelapa sawit kepada 113.076 petani. Sisanya, karet sebesar Rp 355,9 miliar bagi atau bisa juga dikatakan untuk 5.324 petani. Yang terakhir, kakao sebear Rp 33,8 miliar bagi atau bisa juga dikatakan untuk 1.010 petani.
Realisasi penyaluran kredit di lakukan 9 Bank Nasional yang dengannya rincian 4 Bank Nasional yaitu: BRI, Bank Mampu berdiri diatas kaki sendiri, Bank BRI Agro serta Bank BNI. Lantas 3 Bank Pembangunan Daerah (BPD) yaitu: BPD Sumbar, BPD Sumsel serta BPD Sumut. Yang terakhir, Bank Swasta yaitu: Bank BII serta Bank CIMB Niaga.
Editor: Johana Ani K.
Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2015/02/bank-alergi-pada-sektor-perkebunan.html.
Seputar Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan
Terima kasih telah membaca Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan. Semoga pos dari situs web Kelapa Sawit berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
Kelapa Sawit. Silakan berbagi ulasan Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Kelapa Sawit melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Kelapa Sawit untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Kelapa Sawit di bawah. Demikan dan sekian tentang Kenapa Bank Kurang Suka Pada Sektor Perkebunan. Dan Assalamualaikum pembaca Kelapa Sawit.