Bisnis Sawit Sedang Lemah | Peluang Usaha Kelapa Sawit

- Agustus 18, 2017

Bisnis Sawit Sedang Lemah | Peluang Usaha Kelapa Sawit

 
MedanBisnis - Jakarta. Tahun ini diprediksi masih menjadi masa yng suram bagi produsen minyak nabati. Harga yng rendah masih jadi faktor utama. Didasari laporan Food and Agriculture Organization (FAO), harga minyak nabati dunia, mulai dari minyak biji-bijian sampai-sampai minyak sayur mengalami penurunan terendah khususnya minyak sayuran tercantum pada level terendah sejak Oktober 2009.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Fadhil Hasan, mengujarkan jatuhnya harga minyak nabati dunia penyebabnya yaitu rendahnya permintaan pasar global, pengurangan pasokan ke pasar biodiesel, rendahnya harga minyak mentah dunia serta melimpahnya stok minyak nabati di negara-negara produsen. "Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) di pasar global yang terus tergerus tidak mampu mengerek permintaan CPO di pasar global," ujarnya dalam siaran pers, Jumat (20/2).
Volume ekspor CPO serta turunannya asal Indonesia pada Januari menurun 8% dibandingkan yang dengannya ekspor Desember tahun lantas ataupun dari 1,97 juta ton pada Desember 2014 turun menjadi 1,8 juta ton pada Januari 2015.
Andai dibandingkan secara year-on-year kinerja ekspor CPO serta turunannya mengalami kenaikan sekitar 240 ribu ton ataupun 15% pada Januari 2015 dibandingkan yang dengannya Januari 2014 yakni sebesar 1,57 juta ton."Hampir semua pasar utama ekspor Indonesia mengurangi permintaannya pada awal tahun ini. Khususnya volume ekspor ke Tiongkok dan India mengalami penurunan yang signifikan," jelasnya.
Volume ekspor CPO serta turunannya ke Tiongkok tercantum turun 40% dari 328,45 ribu ton pada Desember 2014 menjadi 196,84 ribu ton pada Januari 2015. Sementara ke India tercantum ada penutunan 39,7% dibandingkan bulan lantas ataupun dari 494,72 ribu ton pada Desember 2014 menjadi 298.27 ribu ton di Januari 2014.
Penurunan volume ekspor pula berlangsung ke negara tujuan Amerika Serikat 15%, negara-negara Afrika 8%, Uni Eropa 3,6% dibandingkan yang dengannya volume ekspor bulan lantas."Peningkatan volume ekspor CPO dan turunannya asal Indonesia yang signifikan datang dari Pakistan meskipun dalam hitungan kuantitasnya masih kecil," ujarnya.
Pakistan mencatatkan kenaikan permintaan sebesar 59% ataupun dari 78,80 ribu ton di Desember 2014 menjadi 125,61 ribu ton di Januari 2015. Negara-negara Timur Sedang yng adalah pasar baru pula mencatatkan kenaikan permintaan sebesar 9% ataupun dari 174,36 ribu ton pada Desember 2014 menjadi 190,20 ribu ton di Januari 2015."Kembali ke harga, harga rata-rata CPO Global sepanjang Januari 2015 hanya mampu bergerak di kisaran US$ 610-707 per metrik ton," imbuhnya.
Menurutnya, banjir di Malaysia yng Amat parah yng mengganggu panen menjadikan pasokan berkurang tidak bisa atau mampu mengerek harga. Harga malahan terjerembab lebih-lebih pada pekan yang terakhir menjadi US$ 610 per metrik ton.
Harga rata-rata Januari 2015 merupakan US$ 669,6 per metrik ton ataupun turun 1% dibandingkan harga rata-rata bulan Desember 2014 yakni US$ 677,6 per metrik ton.
Sementara itu, harga di bulan dua pekan pertama Februari mulai merangkak naik walaupun masih susah bagi atau bisa juga dikatakan untuk menembus US$ 700 per metrik ton. Hingga pada akhir bulan harga diperkirakan masih akan susah menembus US$ 700 per metrik ton."Hal ini terjadi karena kondisi di Malaysia mulai pulih pasca banjir dan turunnya nilai mata uang Malaysia terhadap dolar AS, keadaan ini menyulitkan harga CPO pasar global terdongkrak," ujarnya.
Gapki memprediksi harga CPO sampai-sampai akhir Oktober akan cenderung bergerak di kisaran harga US$ 650-700 per metrik ton.
Sementara itu Harga Patokan Ekspor Februari 2014 ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 648 serta Bea Keluar 0% yang dengannya rujukan harga rata-rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur serta Jakarta) sebesar US$ 719.05 per metrik ton."Dengan melihat tren harga CPO global yang menurun dan bergerak di bawah US$ 750 per metrik ton, Gapki memperkirakan harga Bea Keluar untuk Maret akan tetap 0%," ujarnya. (ant)

Sumber rujukan dan gambar : http://informasi-kelapasawit.blogspot.com/2015/02/bisnis-sawit-masih-lesu.html.

Seputar Bisnis Sawit Sedang Lemah | Peluang Usaha Kelapa Sawit

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Bisnis Sawit Sedang Lemah | Peluang Usaha Kelapa Sawit