Cara Menanam Jahe Dan Budidaya Jahe Dengan Benar

- Juli 22, 2017

Cara Menanam Jahe Dan Budidaya Jahe Dengan Benar

 
CARA MENANAM JAHE DAN BUDIDAYA JAHE DENGAN BENAR
Hai gan, selamat datang di blog ane. Di artikel ini ane akan membagikan CARA MENANAM JAHE DAN BUDIDAYA JAHE DENGAN BENAR. Nah, bagi yng belum maksimal hasil panenya ataupun bagi pemula yng mau menanam jahe. Mampu ikuti tips dibawah ini, cikidot :
SYARAT PERTUMBUHANIklim
  • Tanaman jahe butuh curah hujan relatif tinggi, yakni antara 2.500-4.000 mm/tahun.
  • Pada umur 2,5 hingga 7 bulan ataupun lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe di lakukan di tempat yng terbuka menjadikan mendapatkan sinar matahari sepanjang hari.
  • Suhu udara optimum utk budidaya tanaman jahe antara 20-35°C.
Media Tanam
  • Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yng subur, gembur & tidak sedikit memiliki kandungan humus.
  • Tekstur tanah yng baik merupakan lempung berpasir, liat berpasir & tanah laterik.
  • Tanaman jahe bisa tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Namun keasaman tanah (pH) optimum utk jahe gajah merupakan 6,8-7,0.
Ketinggian Tempat
  • Jahe tumbuh baik di daerah tropis & subtropis yang dengannya ketinggian 0-2.000 m dpl..
  • Di Indonesia pada biasanya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.

BUDIDAYA JAHE
Pembibitan JahePersyaratan Bibit Jahe : Bibit mempunyai kualitas merupakan bibit yng memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yng tinggi), & mutu fisik. yng dimaksud yang dengannya mutu fisik merupakan bibit yng bebas hama & penyakit. Oleh lantaran itu kriteria yng Perlu dipenuhi antara lain:
  • Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar).
  • Dipilih bahan bibit dari tanaman yng telah tua (berumur 9-10 bulan).
  • Dipilih juga dari tanaman yng sehat & kulit rimpang tak terluka ataupun lecet.
Teknik Penyemaian Bibit : utk pertumbuhan tanaman yng serentak ataupun seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya berlebi dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit bisa di lakukan yang dengannya peti kayu ataupun yang dengannya bedengan.
  • Penyemaian pada peti kayu : Rimpang jahe yng baru dipanen dijemur sementara (tak hingga kering), lantas disimpan sekitar 1-1,5 bulan. Patahkan rimpang yang telah di sebutkan yang dengannya tangan dimana setiap potongan mempunyai 3-5 mata tunas & dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit yang telah di sebutkan dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lantas dicelupkan dalam larutan fungisida & zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit lantas keringkan. Seusai itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan tips penyemaian yang dengannya peti kayu menjadi berikut: pada bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, lantas di atasnya diberi abu gosok ataupun sekam padi, demikian seterusnya menjadikan yng paling atas merupakan abu gosok ataupun sekam padi yang telah di sebutkan. Seusai 2-4 minggu lagi, bibit jahe yang telah di sebutkan telah disemai.
  • Penyemaian pada bedengan : Buat rumah penyemaian simpel ukuran 10 x 8 m utk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian yang telah di sebutkan dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lantas ditutup jerami, & di atasnya diberi rimpang lantas diberi jerami juga, demikian seterusnya, menjadikan didapatkan 4 susunan lapis rimpang yang dengannya bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan bisa di lakukan yang dengannya penyiraman sehari-hari & sesekali disemprot yang dengannya fungisida. Seusai 2 minggu, umumnya rimpang telah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih supaya tak terbawa bibit mempunyai kualitas rendah..Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan yang dengannya tangan & setiap potongan mempunyai 3-5 mata tunas & bobotnya 40-60 gram.

  • Penyiapan Bibit Jahe : Sebelum ditanam, bibit Perlu dibebaskan dari ancaman penyakit yang dengannya tips bibit yang telah di sebutkan dimasukkan ke dalam karung & dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Lantas bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam.
Pengolahan Media Tanam
  • Persiapan Lahan : utk memperoleh hasil panen yng optimal Perlu diperhatikan syarat-syarat tumbuh yng dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yng ada tak sesuai yang dengannya keasaman tanah yng dibutuhkan tanaman jahe, maka Perlu ditambah ataupun dikurangi keasaman yang dengannya kapur.
  • Pembukaan Lahan : Pengolahan tanah diawali yang dengannya dibajak sedalam tidak lebih lebih dari 30 cm yang dengannya tujuan utk memperoleh kondisi tanah yng gembur ataupun remah & membersihkan tanaman pengganggu. Seusai itu tanah dibiarkan 2-4 minggu supaya gas-gas beracun menguap dan bibit penyakit & hama akan mati di kenai sinar matahari. Andaikan pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum pula gembur, maka bisa di lakukan pengolahan tanah yng kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam & sekalian diberikan pupuk sangkar yang dengannya dosis 1.500-2.500 kg.
  • Pembentukan Bedengan : Pada daerah-daerah yng kondisi air tanahnya tidak bagus & sekalian utk encegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan anjangnya disesuaikan yang dengannya kondisi lahan.
  • Pengapuran : Pada tanah yang dengannya pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, Lebih-lebih fosfor (p) & calcium (Ca) dalam keadaan tak tersedia ataupun susah diserap. Kondisi tanah yng masam ini bisa menjadi media perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp & pythium sp. Pengapuran pula berfungsi menambah unsur kalium yng Amat dibutuhkan tanaman utk mengeraskan bagian tanaman yng berkayu, merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah & merangsang pembentukan biji.

  • Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha.
  • Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha.
  • Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
Teknik Penanaman Jahe.Penentuan Pola Tanaman : Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memanglah dinilai cukup rasional, lantaran bisa atau mampu memberikan produksi & produksi tinggi. Akan tetapi di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur tidak lebih bisa diterima lantaran selalu memicu kerugian. Penanaman jahe secara tumpangsari yang dengannya tanaman lain memiliki keuntungan-keuntungan menjadi berikut:
  • Mengurangi kerugian yng penyebabnya yaitu naik turunnya harga.
  • Menekan biaya kerja, semisal: tenaga kerja pemeliharaan tanaman.
  • Menaikan produktivitas lahan.
  • Memperbaiki sifat fisik & mengawetkan tanah akibat rendahnya pertumbuhan gulma (tanaman pengganggu). Praktek di lapangan, ada jahe yng ditumpangsarikan yang dengannya sayur-sayuran, semisal ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis & lain-lain. Ada pula yng ditumpangsarikan yang dengannya palawija, semisal jagung, kacang tanah & beberapa kacang-kacangan lain-lainnya.
Pembutan Lubang Tanam : utk menghindari pertumbuhan jahe yng tidak bagus, lantaran kondisi air tanah yng tidak baik, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil ataupun alur sedalam 3-7,5 cm utk menanam bibit.
Cara Penanaman : Cara penanaman di lakukan yang dengannya tips melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam ataupun alur yng telah disiapkan.
Perioda Tanam : Penanaman jahe sebaiknya di lakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September & Oktober. Hal ini dimungkinkan lantaran tanaman muda akan butuh air cukup tidak sedikit utk pertumbuhannya.
Pemeliharaan Tanaman
  • Penyulaman : Sekitar 2-3 minggu seusai tanam, hendaknya diadakan utk melihat rimpang yng mati. Bila demikian Perlu segera dilaksanakan penyulaman supaya pertumbuhan bibit sulaman itu tak jauh tertinggal yang dengannya tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yng baik dan pemeliharaan yng benar.
  • Penyiangan : Penyiangan pertama di lakukan disaat tanaman jahe berumur 2-4 minggu lantas dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Bergantung pada kondisi tanaman pengganggu yng tumbuh. Akan tetapi seusai jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tak butuh di lakukan penyiangan lagi, karena pada umur yang telah di sebutkan rimpangnya mulai besar..
  • Pembubunan : Tanaman jahe memerlukan tanah yng peredaran udara & air bisa berjalan yang dengannya baik, maka tanah Perlu digemburkan. Disamping itu tujuan pembubunan utk menimbun rimpang jahe yng kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Andaikan tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekitar rumpun yang dengannya jarak tidak lebih lebih 30 cm. Pada bulan selanjutnya bisa diperdalam & diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan & sekalian terbentuk system pengairan yng berfungsi utk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali di lakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yng terdiri atas 3-4 batang semu, biasanya pembubunan di lakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Akan tetapi bergantung kepada kondisi tanah & banyaknya hujan.
Pemupukan
  • Pemupukan Organik : Pada pertanian organik yng tak mempergunakan bahan kimia salah satunya pupuk buatan & obat-obatan, maka pemupukan secara organik yakni yang dengannya mempergunakan pupuk kompos organik ataupun pupuk sangkar di lakukan lebih Suka disbanding kalau kita mempergunakan pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini di lakukan pada awal pertanaman pada tatkala pembuatan guludan menjadi pupuk dasar sebanyk 60 – 80 ton per hektar yng ditebar & dicampur tanah olahan. utk menghemat pemakaian pupuk kompos bisa pula di lakukan yang dengannya jalan mengisi tiap-tiap lobang tanam di awal pertanaman sebanyk 0.5 – 1kg per tanaman. Pupuk sisipan selanjutnya di lakukan pada umur 2 – 3 bulan, 4 – 6 bulan, & 8 – 10 bulan. Adapun dosis pupuk sisipan sebanyk 2 – 3 kg per tanaman. Pemberian pupuk kompos ini umumnya di lakukan seusai kegiatan penyiangan & bersamaan yang dengannya kegiatan pembubunan.

  • Pemupukan Konvensional : Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe butuh diberi pupuk susulan kedua (pada tatkala tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yng dipakai merupakan pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua dipakai pupuk sangkar & pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; & ZK 10 gram/pohon), dan K2O (112 kg/ha) pada tanaman yng berumur 4 bulan. Pemupukan pula di lakukan yang dengannya pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), & K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N & K diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) & sisanya (2/3 dosis) diberikan pada tatkala tanaman berumur 2 bulan & 4 bulan. Pupuk diberikan yang dengannya ditebarkan secara merata di sekeliling tanaman ataupun dalam bentuk alur & ditanam di sela-sela tanaman.
Pengairan
  • Pengairan & Penyiraman : Tanaman Jahe tak memerlukan air yng terlalu tidak sedikit utk pertumbuhannya, namun pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September;
  • Waktu Penyemprotan Pestisida : Penyemprotan pestisida sebaiknya di lakukan mulai dari tatkala penyimpanan bibit yng utk disemai & pada tatkala pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan umumnya dicampur yang dengannya pupuk organik cair ataupun vitamin-vitamin yng mendorong pertumbuhan jahe.

HAMA DAN PENYAKIT
Hama Tanaman JaheHama yng dijumpai pada tanaman jahe merupakan:
  • Kepik, menyerang daun tanaman sampai-sampai berlubang-lubang.
  • Ulat penggesek akar, menyerang akar tanaman jahe sampai-sampai memicu tanaman jahe menjadi kering & mati.
  • Kumbang.

Penyakit Tanaman Jahe
Penyakit layu bakeri
  • Gejala: Mula-mula helaian daun bagian bawah melipat & menggulung lantas berlangsung perubahan warna dari hijau menjadi kuning & mengering. Lantas tunas batang menjadi busuk & akhirnya tanaman mati rebah. Bila diperhatikan, rimpang yng sakit itu berwarna gelap & tidak banyak membusuk, kalau rimpang dipotong akan keluar lendir berwarna putih susu hingga kecoklatan. Penyakit ini menyerang tanaman jahe pada umur 3-4 bulan & yng paling berpengaruh merupakan faktor suhu udara yng dingin, genangan air & kondisi tanah yng terlalu lembab.
Pengendalian
  • jaminan kebugaran atau kesehatan bibit jahe;
  • karantina tanaman jahe yng di kenai penyakit;
  • pengendalian yang dengannya pengolahan tanah yng baik;
  • pengendalian fungisida dithane M-45 (0,25%), Bavistin (0,25%)
  • Penyakit busuk rimpang

  • Penyakit ini bisa masuk ke bibit rimpang jahe melalui lukanya. Ia akan tumbuh yang dengannya baik pada suhu udara 20-25 derajat C & terus berkembang akhirnya memicu rimpang menjadi busuk.
  • Gejala: Daun bagian bawah yng berganti menjadi kuning lantas layu & akhirnya tanaman mati.
  • Pengendalian:.
  • penggunaan bibit yng sehat;
  • penerapan pola tanam yng baik;
  • penggunaan fungisida.
Penyakit bercak daun
  • Penyakit ini bisa menular yang dengannya bantuan angin, akan masuk melalui luka ataupun tanpa luka.
  • Gejala: Pada daun yng bercak-bercak berukuran 3-5 mm, selanjutnya bercak-bercak itu berwarna abu-abu & ditengahnya terdapat bintik-bintik berwarna hitam, sedangkan pinggirnya busuk basah. Tanaman yng terserang mampu mati.
  • Pengendalian: baik tindakan pencegahan ataupun penyemprotan penyakit bercak daun percis halnya yang dengannya cara-cara yng dijelaskan di atas.
Gulma
Gulma potensial pada pertanaman temu lawak merupakan gulma kebun antara lain merupakan rumput teki, alang-alang, ageratum, & gulma berdaun lebar lain-lainnya.
Pengendalian hama/penyakit secara organikDalam pertanian organik yng tak mempergunakan bahan-bahan kimia rawan melainkan yang dengannya bahan-bahan yng ramah lingkungan umumnya di lakukan secara terpadu sejak awal pertanaman utk menghindari serangan hama & penyakit yang telah di sebutkan yng dikenal yang dengannya PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yng komponennya merupakan sbb:
  • Mengusahakan pertumbuhan tanaman yng sehat yakni memilih bibit unggul yng sehat bebas dari hama & penyakit dan tahan terhadap serangan hama dari sejak awal pertanaman
  • Mempergunakan serta memanfaatkan semaksimal barangkali musuh-musuh alami
  • Mempergunakan varietas-varietas unggul yng tahan terhadap serangan hama & penyakit.
  • Mempergunakan pengendalian fisik/mekanik yakni yang dengannya tenaga kita-kita.
  • Mempergunakan teknik-teknik budidaya yng baik misalnya budidaya tumpang sari yang dengannya pemilihan tanaman yng saling menunjang, dan rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya utk memutuskan siklus penyebaran hama & penyakit potensial.
  • Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yng ramah lingkungan & tak memicu residu toksik baik pada bahan tanaman yng dipanen ma ataupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini cuma dalam keadaan darurat didasari aras kerusakan ekonomi yng diperoleh dari hasil pengamatan.
Beberapa tanaman yng bisa dimanfaatkan menjadi pestisida nabati & dipakai dalam pengendalian hama antara lain merupakan:.
  • Tembakau (Nicotiana tabacum) yng memiliki kandungan nikotin utk insektisida kontak menjadi fumigan ataupun racun perut. App utk serangga kecil misalnya Aphids.
  • Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yng memiliki kandungan piretrin yng bisa dipakai menjadi insektisida sistemik yng menyerang urat syaraf pusat yng aplikasinya yang dengannya semprotan. App pada serangga semisal lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, & lalat buah.
  • Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yng memiliki kandungan rotenone utk insektisida kontak yng diformulasikan dalam bentuk hembusan dansemprotan.
  • Neem tree ataupun mimba (Azadirachta indica) yng memiliki kandungan azadirachtin yng bekerjanya cukup selektif. App racun ini lebih-lebih pada serangga penghisap semisal wereng & serangga pengunyah semisal hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini pula efektif utk menanggulangi serangan virus RSV, GSV & Tungro.
  • Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yng bijinya memiliki kandungan rotenoid yakni pakhirizida yng bisa dipakai menjadi insektisida & larvasida.
  • Jeringau (Acorus calamus) yng rimpangnya memiliki kandungan komponen utama asaron & umumnya dipakai utk racun serangga & pembasmi cendawan, dan hama gudang Callosobrocus.
PANEN
  • Tanda & Umur Panen Jahe: Pemanenan di lakukan bergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan utk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe telah mampu ditanam pada umur tidak lebih lebih 4 bulan yang dengannya tips mematahkan sebagian rimpang & sisanya dibiarkan hingga tua. Andaikan jahe utk dipasarkan maka jahe dipanen seusai cukup tua. Umur tanaman jahe yng telah mampu dipanen antara 10-12 bulan, yang dengannya ciri-ciri warna daun berganti dari hijau menjadi kuning & batang seluruh mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering pada umur 8 bulan & akan berlangsung selama 15 hari ataupun lebih.
  • Cara Panen : Cara panen yng baik, tanah dibongkar yang dengannya hati-hati mempergunakan alat garpu ataupun cangkul, diusahakan jangan hingga rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah & kotoran lain-lainnya yng menempel pada rimpang dibersihkan & bila butuh dicuci. Seusai itu jahe dijemur di atas papan ataupun daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan Perlu terbuka, tak lembab & penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar.
  • Periode Panen. : Waktu panen sebaiknya di lakukan sebelum musim hujan, yakni diantara bulan Juni – Agustus. Tatkala panen umumnya ditandai yang dengannya mengeringnya bagian atas tanah. Akan tetapi demikian andaikan tak pernah sempet dipanen pada musim kemarau tahun pertama ini sebaiknya di lakukan pada musim kemarau tahun selanjutnya. Pemanenan pada musim hujan memicu rusaknya rimpang & menurunkan kualitas rimpang sehubungan yang dengannya rendahnya bahan aktif lantaran lebih tidak sedikit kadar airnya.
  • Perkiraan Hasil Panen : Produksi rimpang segar utk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan utk klon jahe emprit ataupun jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar.
PASCAPANEN
  • Penyortiran Basah & Pencucian : Sortasi pada bahan segar di lakukan utk memisahkan rimpang dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, & gulma. Seusai selesai, timbang jumlah bahan hasil penyortiran & tempatkan dalam wadah plastik utk pencucian. Pencucian di lakukan yang dengannya air bersih, andai butuh disemprot yang dengannya air bertekanan tinggi. Amati air bilasannya & andai masih terlihat kotor lakukan pembilasan sekali ataupun dua kali lagi. Hindari pencucian yng terlalu lama supaya kualitas & senyawa aktif yng terkandung didalam tak larut dalam air. Pemakaian air sungai Perlu dihindari lantaran dikhawatirkan sudah tercemar kotoran & tidak sedikit memiliki kandungan bakteri/penyakit. Seusai pencucian selesai, tiriskan dalam tray/wadah yng belubang-lubang supaya sisa air cucian yng tertinggal bisa dijauhkan, seusai itu tempatkan dalam wadah plastik/ember.
  • Perajangan : Andai butuh proses perajangan, lakukan yang dengannya pisau stainless steel & alasi bahan yng akan dirajang yang dengannya talenan. Perajangan rimpang di lakukan melintang yang dengannya ketebalan kira-kira 5 mm – 7 mm. Seusai perajangan, timbang hasil nya & taruh dalam wadah plastik/ember. Perajangan bisa di lakukan secara manual ataupun yang dengannya mesin pemotong.
  • Pengeringan : Pengeringan bisa di lakukan yang dengannya 2 tips, yakni yang dengannya sinar matahari ataupun alat pemanas/oven. pengeringan rimpang di lakukan selama 3 - 5 hari, ataupun seusai kadar airnya dibawah 8%. pengeringan yang dengannya sinar matahari di lakukan diatas tikar ataupun rangka pengering, pastikan rimpang tak saling menumpuk. Selama pengeringan Perlu dibolak-balik kira-kira setiap 4 jam sekali supaya pengeringan merata. Lindungi rimpang yang telah di sebutkan dari air, udara yng lembab & dari bahan-bahan disekitarnya yng mampu mengkontaminasi..Pengeringan di dalam oven di lakukan pada suhu 50 ° C - 60 ° C. Rimpang yng akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven & pastikan bahwasanya rimpang tak saling menumpuk. Seusai pengeringan, timbang jumlah rimpang yng diperoleh
  • Penyortiran Kering. : Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yng sudah dikeringkan yang dengannya tips memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing semisal kerikil, tanah ataupun kotoran-kotoran lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghitung rendemennya).
  • Pengemasan : Seusai bersih, rimpang yng kering dikumpulkan dalam wadah kantong plastik ataupun karung yng bersih & kedap udara (belum pernah dipakai sebelumnya). Berikan label yng terperinci pada wadah yang telah di sebutkan, yng menjelaskan nama bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi, nama/alamat penghasil, berat bersih & metode penyimpanannya.
  • Penyimpanan : Kondisi gudang Perlu di awasi supaya tak lembab & suhu tak melebihi 30 ° C & gudang Perlu mempunyai ventilasi baik & lancar, tak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yng menurunkan kualitas bahan yng bersangkutan, mempunyai penerangan yng cukup (hindari dari sinar matahari langsung), dan bersih & bebas dari hama gudang.


Sumber rujukan dan gambar : http://petanimodalkecil.blogspot.com/2016/11/cara-menanam-jahe-dan-budidaya-jahe.html.

Seputar Cara Menanam Jahe Dan Budidaya Jahe Dengan Benar

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Cara Menanam Jahe Dan Budidaya Jahe Dengan Benar