Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha
Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha | Referensi terbaru di 2017 via web Kelapa Sawit. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - Kelapa Sawit. Artikel ini di beri judul Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha. Konten ini untuk anda pembaca setia https://kelapasawit7.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar Kelapa Sawit dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan Kelapa Sawit di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha di bawah ini dari situs web Kelapa Sawit.A. Prospek Bisnis Perkebunan Kakao

Berlebi, investasi budi daya kakao pula didukung oleh perkembangan harga kakao yng terus meningkat per tahunnya. Didasari data, harga kakao di Intercontinental Exchange (ICE) sejak tahun 2006 sampai-sampai 2011 meningkat pesat dari $1.500 sampai-sampai puncaknya mencapai $3.700 per ton pada bulan April 2011. Nilai yang telah di sebutkan diperkirakan akan terus meningkat lantaran konsumsi olahan kakao makin tinggi tatkala memasuki musim dingin serta perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, produksi kakao dunia mengalami penurunan akibat musim kemarau yng panjang.
B. Persiapan Lahan Perkebunan Kakao
- Pastikan tempat penanaman memenuhi kriteria teknis kesesuaian lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kakao. Umumnya kakao akan tumbuh optimal di daerah yang dengannya curah hujan 1.250—2.500 mm/tahun yang dengannya lama bulan kering 0—3 bulan, terdapat atau terletak di ketinggian tempat 0—300 m dpl (kakao lindak) serta 0—600 m dpl (kakao mulia), kemiringan lahan maksimum 15%, serta pH tanah 6—7.
- Bersihkan ilalang serta gulma lain-lainnya secara mekanis ataupun kimiawi.
- Andai lahan berkontur tak rata, buat teras searah yang dengannya garis kontur supaya sirkulasi air di dalam teras tak deras.
- Genakan tanaman penutup tanah (land cover crop) semisal Peuraria javanica, Centrosema pubescens, serta Calopogonium mucunoides bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghambat pertumbuhan gulma.
- Tentukan titik tanam yang dengannya menancapkan ajir. Biasanya, kakao yng ditanam secara monokultur mempergunakan jarak tanam 3 x 3 m ataupun 4 x 2 m.
- Satu tahun sebelum menanam pohon kakao, tanam pohon penaung bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur intensitas cahaya tatkala tanaman kakao ditanam. Beberapa jenis pohon pelindung di antaranya kelapa, lamtoro, albasia, serta pisang. Pada tahun ketiga, jumlah pohon pelindung dikurangi sampai-sampai menyisakan satu pohon pelindung bagi atau bisa juga dikatakan untuk tiga pohon kakao. Jarak tanam pohon pelindung biasanya berada 75—100 cm dari barisan tanaman kakao.
- Pada 3—6 bulan sebelum penanaman, buat lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.
C. Persiapan Bibit Kakao
- Pastikan bibit yng akan ditanam berasal dari pembibit yng sudah dipercaya serta terbukti membibitkan dari klon unggul benih kakao. Benih bisa diperoleh dari sumber benih ataupun instansi terkait yng sudah mempunyai sertifikasi, semisal Pusat Penelitian Kopi serta Kakao Indonesia, Pusat Teknologi Perbenihan (PTP) di aneka macam daerah, serta beberapa perusahaan benih yng sudah ditunjuk oleh pemerintah. Klon kakao yng biasa ditanam petani di antaranya ICCRI 01, ICCRI 02, ICCRI 03, serta ICCRI 04.
- Pastikan bibit memenuhi kriteria menjadi berikut.
- Bibit berumur 4—6 bulan.
- Memiliki paling tidak banyak 12 helai daun yng telah tua.
- Tinggi bibit 50 cm serta diameter batang 1,5 cm.
- Pada tatkala dipindah, bibit tak tengah bertunas.
D. Penanaman Bibit Kakao yang dengannya Benar
- Tempatkan campuran pupuk sangkar yang dengannya tanah (1 : 1) di dalam lubang tanam, lantas taburkan pupuk TSP 1—5 gram per lubang tanam.
- Pada tatkala bibit kakao ditanam, pohon naungan Perlu telah berumur satu tahun. Andai penanaman kakao mempergunakan pola tumpang sari, tak butuh naungan.
- Tempatkan bibit siap tanam di dalam lubang tanam. Pastikan bibit berada tepat di bagian sedang lubang tanam.
- Tutup lubang tanam mempergunakan tanah galian. Padatkan permukaan tanah supaya bibit tetap tertanam kokoh.
E. Melakukan Pemeliharaan Kakao Sesuai Prosedur
- Lakukan pemupukan mempergunakan jenis serta dosis pupuk yng sesuai yang dengannya kondisi tanah. Biasanya, pupuk yng tidak sedikit dipakai petani kakao merupakan urea 370 kg/ha, SP-36 310 kg/ha, serta KCl 420 kg/ha.
- Pada musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali sehari, pada pagi serta sore hari sebanyk 2—5 liter/pohon.
- Lakukan pemangkasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk cabang yng seimbang serta pertumbuhan kakao yng baik. Berikut tiga jenis pemangkasan yng biasa di lakukan oleh petani.
- Pemangkasan bentuk, di lakukan pada kakao yng berumur 1—2 tahun sesudah muncul cabang primer (jorquet). Dalam pemangkasan bentuk, sisakan tiga cabang primer yng kondisinya baik serta letaknya simetris.
- Pemangkasan pemeliharaan, di lakukan yang dengannya tatacara memangkas ataupun menghilang-kan tunas air (wiwilan) di batang pokok ataupun cabang. Pemangkasan di lakukan dua bulan sekali.
- Pemangkasan produksi, bertujuan supaya sinar matahari bisa masuk ke dalam tajuk kakao, akan tetapi tak secara langsung. Pemangkasan ini bisa merangsang pembentukan bunga.
- Pemangkasan produksi di lakukan enam bulan sekali. - Lakukan penyiangan gulma minimum enam bulan sekali. Pengendalian gulma ini bisa di lakukan secara manual ataupun mempergunakan herbisida berbahan aktif glifosat serta paraquat. Penggunaannya disesuaikan yang dengannya dosis yng tertera di label kemasan.
D. Melakukan Panen serta Pascapanen Kakao yang dengannya Baik
- Panen kakao yang dengannya tatacara memetik buah yng tepat masak. Buah yng boleh dipetik berwarna kuning ataupun merah yang dengannya umur 5,5—6 bulan dari berbunga.
- Usahakan pemanenan di lakukan pada pagi hari, menjadikan proses pemecahan buah bisa di lakukan pada siang harinya.
- Genakan pisau tajam bagi atau bisa juga dikatakan untuk memotong tangkai buah.
- Potong tangkai buah yang dengannya menyisakan 1/3 bagian tangkai. Pemetikan jangan hingga melukai batang yng ditumbuhi buah. Hal ini berisiko mengganggu pembungaan ataupun pembentukan buah.
- Sesudah panen, lakukan sortasi buah bagi atau bisa juga dikatakan untuk memisahkan buah sehat dari buah yng terserang penyakit, busuk, ataupun cacat.
- Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan keseragaman kematangan buah yang dengannya cita rasa yng lebih baik, peram buah selama 5—12 hari di tempat penimbunan yng bersih serta terhindar dari panas matahari secara langsung.
- Sesudah selesai diperam, pecahkan buah mempergunakan pemukul kayu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan serta memisahkan biji dari kulit serta plasentanya.
- Fermentasikan biji bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah pelepasan zat lender dari permukaan kulit biji.
- Keringkan biji bagi atau bisa juga dikatakan untuk menurunkan kadar air sampai-sampai tidak lebih dari 7,5%.
- Lakukan sortasi sesuai mutu biji yng diperoleh.
- Kemas biji hasil sortasi mempergunakan karung yng sudah diberi label.
E. Kendala serta Solusi Bisnis Perkebunan Kakao
Kendala | Solusi |
Tingginya serangan cendawan, penyakit, serta buah busuk | Lakukan pemeliharaan tanaman yang dengannya tatacara memangkas cabang yng tak produktif, mengendalikan organisme pengganggu, melindungi sanitasi lahan, serta membuang bagian tanaman yng terserang penyakit. |
Rendahnya kualitas kakao Indonesia di mata dunia | Lakukan perbaikan teknis pemanenan serta pascapanen. Usahakan kakao dipanen tatkala matang penuh yang dengannya warna kulit kuning ataupun merah. Pemanenan buah yng telah lewat matang akan menurunkan rendemen lemak serta menambah presentasi biji cacat. Sementara itu, pemanenan buah muda akan menghasilkan biji kakao yng bercita rasa khas cokelat yng tak maksimal, rendemen rendah, presentase biji pipih tinggi, serta kadar kulit biji tinggi. |
F. Analisis Bisnis Perkebunan Kakao
a. Asumsi
- Lahan yng dipakai adalah lahan pribadi seluas satu hektare.
- Reinvestasi di lakukan setiap lima tahun.
- Masa produksi kakao selama 20 tahun serta mulai menghasilkan pada tahun ke-5.
- Jumlah bibit yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk jarak tanam 3 x 3 m merupakan 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% bagi atau bisa juga dikatakan untuk bibit sulam.
- Harga kakao tanpa fermentasi diasumsikan Rp21.500 per kilogram.
Rincian Biaya
Biaya investasi bertanam kakao
Komponen | Harga (Rp) | Jumlah | Satuan | Reinvestasi | |||
Tahun ke-1 | Tahun ke-5 | Tahun ke-10 | Tahun ke-15 | ||||
Hand sprayer | 350.000 | 2 | Buah | 700.000 | 700.000 | 700.000 | 700.000 |
Cangkul | 50.000 | 10 | Buah | 500.000 | 500.000 | 500.000 | 500.000 |
Garpu | 50.000 | 8 | Buah | 400.000 | 400.000 | 400.000 | 400.000 |
Pompa air serta selang | 1.000.000 | 1 | Buah | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1.000.000 |
Wheel barrow | 200.000 | 3 | Buah | 600.000 | 600.000 | 600.000 | 600.000 |
Ember | 25.000 | 10 | Buah | 250.000 | 250.000 | 250.000 | 250.000 |
Sabit | 20.000 | 5 | Buah | 100.000 | 100.000 | 100.000 | 100.000 |
Ajir | 500 | 500 | Buah | 250.000 | - | - | - |
Biaya investasi | 3.800.000 | 3.550.000 | 3.550.000 | 3.550.000 | |||
Total biaya investasi | 14.450.000 |
Biaya variabel bertanam kakao
Komponen | Harga (Rp) | Jumlah | Satuan | Biaya tahun ke- (Rp) | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6-20 | ||||
Biaya Input | |||||||||
Bibit kakao | 5.000 | 1.200 | Bibit | 6.000.000 | - | - | - | - | - |
Pupuk sangkar | 10.000 | 600 | Karung | 6.000.000 | - | - | - | - | - |
Urea | 3.600 | 370 | Kg | 1.332.000 | 1.332.000 | 1.332.000 | 1.332.000 | 1.332.000 | 19.980.000 |
SP-36 | 6.000 | 310 | Kg | 1.860.000 | 1.860.000 | 1.860.000 | 1.860.000 | 1.860.000 | 27.900.000 |
KCl | 7.500 | 420 | Kg | 3.150.000 | 3.150.000 | 3.150.000 | 3.150.000 | 3.150.000 | 47.250.000 |
Pestisida | 75.000 | 2 | Kg | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 2.250.000 |
Herbisida | 75.000 | 2 | Liter | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 150.000 | 2.250.000 |
Biaya Tenaga kerja | |||||||||
Persiapan lahan | 35.000 | 60 | HOK | 2.100.000 | - | - | - | - | |
Pembuatan lubang tanam | 35.000 | 39 | HOK | 1.375.000 | - | - | - | - | - |
Penanaman bibit kakao | 35.000 | 13 | HOK | 458.333 | - | - | - | - | - |
Penyulaman | 35.000 | 5 | HOK | 175.000 | - | - | - | - | - |
Pemupukan | 35.000 | 8 | HOK | 275.000 | 275.000 | 275.000 | 275.000 | 275.000 | 4.125.000 |
Penyiangan gulma | 35.000 | 34 | HOK | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 1.200.000 | 18.000.000 |
Pemberantasan HPT | 35.000 | 8 | HOK | 280.000 | 280.000 | 280.000 | 280.000 | 280.000 | 4.200.000 |
Pemangkasan | 35.000 | 23 | HOK | 800.000 | 800.000 | 800.000 | 800.000 | 800.000 | 12.000.000 |
Panen serta pascapanen | 35.000 | 160 | HOK | - | - | - | - | 5.600.000 | 84.000.000 |
Biaya variabel per tahun | 6.663.333 | 9.197.000 | 9.197.000 | 9.197.000 | 9.197.000 | 221.955.000 | |||
Total biaya variabel | 265.406.333 |
= Rp14.450.000 + Rp265.406.333
= Rp279.856.333
b. Pendapatan serta Keuntungan Bisnis Perkebunan Kakao
1. Pendapatan
Tahun ke- | Jumlah Panen (Kg) | Harga (Rp) | Pendapatan (Rp) | Pengeluaran (Rp) | Keuntungan (Rp) |
1 | 0 | 21.500 | 0 | 10.463.333 | -10.463.333 |
2 | 0 | 21.500 | 0 | 9.197.000 | -9.197.000 |
3 | 400 | 21.500 | 8.600.000 | 9.197.000 | -597.000 |
4 | 650 | 21.500 | 13.975.000 | 9.197.000 | 4.778.000 |
5 | 900 | 21.500 | 19.350.000 | 12.747.000 | 6.603.000 |
6 | 1.100 | 21.500 | 23.650.000 | 14.797.000 | 8.853.000 |
7 | 1.250 | 21.500 | 26.875.000 | 14.797.000 | 12.078.000 |
8 | 1.350 | 21.500 | 29.025.000 | 14.797.000 | 14.228.000 |
9 | 1.500 | 21.500 | 32.250.000 | 14.797.000 | 17.453.000 |
10 | 1.600 | 21.500 | 34.400.000 | 18.347.000 | 16.053.000 |
11 | 1.800 | 21.500 | 38.700.000 | 14.797.000 | 23.903.000 |
12 | 1.900 | 21.500 | 40.850.000 | 14.797.000 | 26.053.000 |
13 | 2.000 | 21.500 | 43.000.000 | 14.797.000 | 28.203.000 |
14 | 2.000 | 21.500 | 43.000.000 | 14.797.000 | 28.203.000 |
15 | 2.000 | 21.500 | 43.000.000 | 18.347.000 | 24.653.000 |
16 | 1.900 | 21.500 | 40.850.000 | 14.797.000 | 26.053.000 |
17 | 1.800 | 21.500 | 38.700.000 | 14.797.000 | 23.903.000 |
18 | 1.700 | 21.500 | 36.550.000 | 14.797.000 | 21.753.000 |
19 | 1.600 | 21.500 | 34.400.000 | 14.797.000 | 19.603.000 |
20 | 1.400 | 21.500 | 30.100.000 | 14.797.000 | 15.303.000 |
Total | 577.275.000 | 279.856.333 | 297.418.667 |
2. Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan – total biaya= Rp577.275.000 – Rp265.406.333
= Rp297.418.667
c. Kelayakan Bisnis
1. Rasio R/C
Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional= Rp577.275.000 : Rp265.406.333
= 2,18
R/C lebih dari satu pengertiannya bisnis layak dijalankan. R/C 2,18 pengertiannya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,18.
2. Return of Investment (ROI)
ROI adalah perbandingan antara keuntungan serta biaya operasional bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.ROI = (Keuntungan : biaya operasional) x 100%
= (Rp577.275.000 : Rp265.406.333) x 100%
= 112%
Pengertiannya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan memperoleh keuntungan sebesar Rp112.
Demikian penjelasan mengenai Bisnis Perkebunan Kakao yng barangkali saja bisa menarik minat Kamu. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk jenis agro industri lain-lainnya, bisa Kamu temukan dalam menu Agrobisnis yng membahas seluruh aspek usaha pertanian serta perkebunan secara singkat serta lengkap.
Sumber rujukan dan gambar : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-perkebunan-kakao.html.
Seputar Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha
Terima kasih telah membaca Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha. Semoga pos dari situs web Kelapa Sawit berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website Kelapa Sawit. Silakan berbagi ulasan Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari Kelapa Sawit melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog Kelapa Sawit untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web Kelapa Sawit di bawah. Demikan dan sekian tentang Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha. Dan Assalamualaikum pembaca Kelapa Sawit.
Advertisement