Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha

- Oktober 07, 2017

Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha

 

A. Prospek Bisnis Perkebunan Kakao

bisnis perkebunan kakaoBisnis perkebunan kakao. Kakao adalah satu dari sekian banyaknya komoditas perkebunan yng cukup penting. Pada tahun 2010, Indonesia adalah tiga besar produsen kakao di dunia yang dengannya produksi 844.630 ton. Jumlah ekspor kakao dari Indonesia pada tahun 2009 sebesar 535.240 ton (Ditjenbun, 2010). Akan tetapi ironisnya, tanaman kakao yng ada tatkala ini berumur sekitar tiga puluh tahunan, menjadikan produktivitasnya telah tak optimal. Lantaran itu, peremajaan tanaman kakao adalah suatu kesempatan besar bagi atau bisa juga dikatakan untuk berinvestasi pada bagian agrobisnis.
Berlebi, investasi budi daya kakao pula didukung oleh perkembangan harga kakao yng terus meningkat per tahunnya. Didasari data, harga kakao di Intercontinental Exchange (ICE) sejak tahun 2006 sampai-sampai 2011 meningkat pesat dari $1.500 sampai-sampai puncaknya mencapai $3.700 per ton pada bulan April 2011. Nilai yang telah di sebutkan diperkirakan akan terus meningkat lantaran konsumsi olahan kakao makin tinggi tatkala memasuki musim dingin serta perayaan hari besar keagamaan. Sementara itu, produksi kakao dunia mengalami penurunan akibat musim kemarau yng panjang.

B. Persiapan Lahan Perkebunan Kakao

  1. Pastikan tempat penanaman memenuhi kriteria teknis kesesuaian lahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kakao. Umumnya kakao akan tumbuh optimal di daerah yang dengannya curah hujan 1.250—2.500 mm/tahun yang dengannya lama bulan kering 0—3 bulan, terdapat atau terletak di ketinggian tempat 0—300 m dpl (kakao lindak) serta 0—600 m dpl (kakao mulia), kemiringan lahan maksimum 15%, serta pH tanah 6—7.
  2. Bersihkan ilalang serta gulma lain-lainnya secara mekanis ataupun kimiawi.
  3. Andai lahan berkontur tak rata, buat teras searah yang dengannya garis kontur supaya sirkulasi air di dalam teras tak deras.
  4. Genakan tanaman penutup tanah (land cover crop) semisal Peuraria javanica, Centrosema pubescens, serta Calopogonium mucunoides bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghambat pertumbuhan gulma.
  5. Tentukan titik tanam yang dengannya menancapkan ajir. Biasanya, kakao yng ditanam secara monokultur mempergunakan jarak tanam 3 x 3 m ataupun 4 x 2 m.
  6. Satu tahun sebelum menanam pohon kakao, tanam pohon penaung bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatur intensitas cahaya tatkala tanaman kakao ditanam. Beberapa jenis pohon pelindung di antaranya kelapa, lamtoro, albasia, serta pisang. Pada tahun ketiga, jumlah pohon pelindung dikurangi sampai-sampai menyisakan satu pohon pelindung bagi atau bisa juga dikatakan untuk tiga pohon kakao. Jarak tanam pohon pelindung biasanya berada 75—100 cm dari barisan tanaman kakao.
  7. Pada 3—6 bulan sebelum penanaman, buat lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.

C. Persiapan Bibit Kakao

  1. Pastikan bibit yng akan ditanam berasal dari pembibit yng sudah dipercaya serta terbukti membibitkan dari klon unggul benih kakao. Benih bisa diperoleh dari sumber benih ataupun instansi terkait yng sudah mempunyai sertifikasi, semisal Pusat Penelitian Kopi serta Kakao Indonesia, Pusat Teknologi Perbenihan (PTP) di aneka macam daerah, serta beberapa perusahaan benih yng sudah ditunjuk oleh pemerintah. Klon kakao yng biasa ditanam petani di antaranya ICCRI 01, ICCRI 02, ICCRI 03, serta ICCRI 04.
  2. Pastikan bibit memenuhi kriteria menjadi berikut.
    - Bibit berumur 4—6 bulan.
    - Memiliki paling tidak banyak 12 helai daun yng telah tua.
    - Tinggi bibit 50 cm serta diameter batang 1,5 cm.
    - Pada tatkala dipindah, bibit tak tengah bertunas.

D. Penanaman Bibit Kakao yang dengannya Benar

  1. Tempatkan campuran pupuk sangkar yang dengannya tanah (1 : 1) di dalam lubang tanam, lantas taburkan pupuk TSP 1—5 gram per lubang tanam.
  2. Pada tatkala bibit kakao ditanam, pohon naungan Perlu telah berumur satu tahun. Andai penanaman kakao mempergunakan pola tumpang sari, tak butuh naungan.
  3. Tempatkan bibit siap tanam di dalam lubang tanam. Pastikan bibit berada tepat di bagian sedang lubang tanam.
  4. Tutup lubang tanam mempergunakan tanah galian. Padatkan permukaan tanah supaya bibit tetap tertanam kokoh.

E. Melakukan Pemeliharaan Kakao Sesuai Prosedur

  1. Lakukan pemupukan mempergunakan jenis serta dosis pupuk yng sesuai yang dengannya kondisi tanah. Biasanya, pupuk yng tidak sedikit dipakai petani kakao merupakan urea 370 kg/ha, SP-36 310 kg/ha, serta KCl 420 kg/ha.
  2. Pada musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali sehari, pada pagi serta sore hari sebanyk 2—5 liter/pohon.
  3. Lakukan pemangkasan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membentuk cabang yng seimbang serta pertumbuhan kakao yng baik. Berikut tiga jenis pemangkasan yng biasa di lakukan oleh petani.
    - Pemangkasan bentuk, di lakukan pada kakao yng berumur 1—2 tahun sesudah muncul cabang primer (jorquet). Dalam pemangkasan bentuk, sisakan tiga cabang primer yng kondisinya baik serta letaknya simetris.
    - Pemangkasan pemeliharaan, di lakukan yang dengannya tatacara memangkas ataupun menghilang-kan tunas air (wiwilan) di batang pokok ataupun cabang. Pemangkasan di lakukan dua bulan sekali.
    - Pemangkasan produksi, bertujuan supaya sinar matahari bisa masuk ke dalam tajuk kakao, akan tetapi tak secara langsung. Pemangkasan ini bisa merangsang pembentukan bunga.
    - Pemangkasan produksi di lakukan enam bulan sekali.
  4. Lakukan penyiangan gulma minimum enam bulan sekali. Pengendalian gulma ini bisa di lakukan secara manual ataupun mempergunakan herbisida berbahan aktif glifosat serta paraquat. Penggunaannya disesuaikan yang dengannya dosis yng tertera di label kemasan.

D. Melakukan Panen serta Pascapanen Kakao yang dengannya Baik

  1. Panen kakao yang dengannya tatacara memetik buah yng tepat masak. Buah yng boleh dipetik berwarna kuning ataupun merah yang dengannya umur 5,5—6 bulan dari berbunga.
  2. Usahakan pemanenan di lakukan pada pagi hari, menjadikan proses pemecahan buah bisa di lakukan pada siang harinya.
  3. Genakan pisau tajam bagi atau bisa juga dikatakan untuk memotong tangkai buah.
  4. Potong tangkai buah yang dengannya menyisakan 1/3 bagian tangkai. Pemetikan jangan hingga melukai batang yng ditumbuhi buah. Hal ini berisiko mengganggu pembungaan ataupun pembentukan buah.
  5. Sesudah panen, lakukan sortasi buah bagi atau bisa juga dikatakan untuk memisahkan buah sehat dari buah yng terserang penyakit, busuk, ataupun cacat.
  6. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mendapatkan keseragaman kematangan buah yang dengannya cita rasa yng lebih baik, peram buah selama 5—12 hari di tempat penimbunan yng bersih serta terhindar dari panas matahari secara langsung.
  7. Sesudah selesai diperam, pecahkan buah mempergunakan pemukul kayu bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan serta memisahkan biji dari kulit serta plasentanya.
  8. Fermentasikan biji bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah pelepasan zat lender dari permukaan kulit biji.
  9. Keringkan biji bagi atau bisa juga dikatakan untuk menurunkan kadar air sampai-sampai tidak lebih dari 7,5%.
  10. Lakukan sortasi sesuai mutu biji yng diperoleh.
  11. Kemas biji hasil sortasi mempergunakan karung yng sudah diberi label.

E. Kendala serta Solusi Bisnis Perkebunan Kakao

Kendala Solusi
Tingginya serangan cendawan, penyakit, serta buah busuk Lakukan pemeliharaan tanaman yang dengannya tatacara memangkas cabang yng tak produktif, mengendalikan organisme pengganggu, melindungi sanitasi lahan, serta membuang bagian tanaman yng terserang penyakit.
Rendahnya kualitas kakao Indonesia di mata dunia Lakukan perbaikan teknis pemanenan serta pascapanen. Usahakan kakao dipanen tatkala matang penuh yang dengannya warna kulit kuning ataupun merah. Pemanenan buah yng telah lewat matang akan menurunkan rendemen lemak serta menambah presentasi biji cacat. Sementara itu, pemanenan buah muda akan menghasilkan biji kakao yng bercita rasa khas cokelat yng tak maksimal, rendemen rendah, presentase biji pipih tinggi, serta kadar kulit biji tinggi.

F. Analisis Bisnis Perkebunan Kakao

a. Asumsi

  1. Lahan yng dipakai adalah lahan pribadi seluas satu hektare.
  2. Reinvestasi di lakukan setiap lima tahun.
  3. Masa produksi kakao selama 20 tahun serta mulai menghasilkan pada tahun ke-5.
  4. Jumlah bibit yng dibutuhkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk jarak tanam 3 x 3 m merupakan 1.111 bibit. Pengadaan bibit ditambahkan 10% bagi atau bisa juga dikatakan untuk bibit sulam.
  5. Harga kakao tanpa fermentasi diasumsikan Rp21.500 per kilogram.

Rincian Biaya
Biaya investasi bertanam kakao

Komponen Harga (Rp) Jumlah Satuan Reinvestasi
Tahun ke-1 Tahun ke-5 Tahun ke-10 Tahun ke-15
Hand sprayer 350.000 2 Buah 700.000 700.000 700.000 700.000
Cangkul 50.000 10 Buah 500.000 500.000 500.000 500.000
Garpu 50.000 8 Buah 400.000 400.000 400.000 400.000
Pompa air serta selang 1.000.000 1 Buah 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Wheel barrow 200.000 3 Buah 600.000 600.000 600.000 600.000
Ember 25.000 10 Buah 250.000 250.000 250.000 250.000
Sabit 20.000 5 Buah 100.000 100.000 100.000 100.000
Ajir 500 500 Buah 250.000 - - -
Biaya investasi 3.800.000 3.550.000 3.550.000 3.550.000
Total biaya investasi 14.450.000

Biaya variabel bertanam kakao

Komponen Harga
(Rp)
Jumlah Satuan Biaya tahun ke- (Rp)
1 2 3 4 5 6-20
Biaya Input
Bibit kakao 5.000 1.200 Bibit 6.000.000 - - - - -
Pupuk sangkar 10.000 600 Karung 6.000.000 - - - - -
Urea 3.600 370 Kg 1.332.000 1.332.000 1.332.000 1.332.000 1.332.000 19.980.000
SP-36 6.000 310 Kg 1.860.000 1.860.000 1.860.000 1.860.000 1.860.000 27.900.000
KCl 7.500 420 Kg 3.150.000 3.150.000 3.150.000 3.150.000 3.150.000 47.250.000
Pestisida 75.000 2 Kg 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 2.250.000
Herbisida 75.000 2 Liter 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000 2.250.000
Biaya Tenaga kerja
Persiapan lahan 35.000 60 HOK 2.100.000 - - - -
Pembuatan lubang tanam 35.000 39 HOK 1.375.000 - - - - -
Penanaman bibit kakao 35.000 13 HOK 458.333 - - - - -
Penyulaman 35.000 5 HOK 175.000 - - - - -
Pemupukan 35.000 8 HOK 275.000 275.000 275.000 275.000 275.000 4.125.000
Penyiangan gulma 35.000 34 HOK 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 18.000.000
Pemberantasan HPT 35.000 8 HOK 280.000 280.000 280.000 280.000 280.000 4.200.000
Pemangkasan 35.000 23 HOK 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000 12.000.000
Panen serta pascapanen 35.000 160 HOK - - - - 5.600.000 84.000.000
Biaya variabel per tahun 6.663.333 9.197.000 9.197.000 9.197.000 9.197.000 221.955.000
Total biaya variabel 265.406.333
Total biaya operasional = Total investasi + Total biaya variabel
= Rp14.450.000 + Rp265.406.333
= Rp279.856.333

b. Pendapatan serta Keuntungan Bisnis Perkebunan Kakao

1. Pendapatan

Tahun ke- Jumlah Panen (Kg) Harga (Rp) Pendapatan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
1 0 21.500 0 10.463.333 -10.463.333
2 0 21.500 0 9.197.000 -9.197.000
3 400 21.500 8.600.000 9.197.000 -597.000
4 650 21.500 13.975.000 9.197.000 4.778.000
5 900 21.500 19.350.000 12.747.000 6.603.000
6 1.100 21.500 23.650.000 14.797.000 8.853.000
7 1.250 21.500 26.875.000 14.797.000 12.078.000
8 1.350 21.500 29.025.000 14.797.000 14.228.000
9 1.500 21.500 32.250.000 14.797.000 17.453.000
10 1.600 21.500 34.400.000 18.347.000 16.053.000
11 1.800 21.500 38.700.000 14.797.000 23.903.000
12 1.900 21.500 40.850.000 14.797.000 26.053.000
13 2.000 21.500 43.000.000 14.797.000 28.203.000
14 2.000 21.500 43.000.000 14.797.000 28.203.000
15 2.000 21.500 43.000.000 18.347.000 24.653.000
16 1.900 21.500 40.850.000 14.797.000 26.053.000
17 1.800 21.500 38.700.000 14.797.000 23.903.000
18 1.700 21.500 36.550.000 14.797.000 21.753.000
19 1.600 21.500 34.400.000 14.797.000 19.603.000
20 1.400 21.500 30.100.000 14.797.000 15.303.000
Total 577.275.000 279.856.333 297.418.667

2. Keuntungan

Keuntungan = Pendapatan – total biaya
= Rp577.275.000 – Rp265.406.333
= Rp297.418.667

c. Kelayakan Bisnis

1. Rasio R/C

Rasio R/C = Pendapatan : Total biaya operasional
= Rp577.275.000 : Rp265.406.333
= 2,18
R/C lebih dari satu pengertiannya bisnis layak dijalankan. R/C 2,18 pengertiannya setiap penambahan modal sebesar satu rupiah akan memberikan pendapatan sebesar Rp2,18.

2. Return of Investment (ROI)

ROI adalah perbandingan antara keuntungan serta biaya operasional bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal.
ROI = (Keuntungan : biaya operasional) x 100%
= (Rp577.275.000 : Rp265.406.333) x 100%
= 112%
Pengertiannya, setiap pengeluaran sebesar Rp1 akan memperoleh keuntungan sebesar Rp112.
Demikian penjelasan mengenai Bisnis Perkebunan Kakao yng barangkali saja bisa menarik minat Kamu. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk jenis agro industri lain-lainnya, bisa Kamu temukan dalam menu Agrobisnis yng membahas seluruh aspek usaha pertanian serta perkebunan secara singkat serta lengkap.

Sumber rujukan dan gambar : http://panduanbertanam.blogspot.com/2016/04/bisnis-perkebunan-kakao.html.

Seputar Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Bisnis Perkebunan Kakao | Peluang Usaha